Merasa Sakit.
Merasa Sakit.
"Saya sudah mencarinya di semua tempat di kota A, termasuk di kota-kota lain. Bahkan saya mengecek sampai ke bandara dia tetap tidak ada. Akan tetapi, lagi ini saya mendapatkan kabar kalau dia ada di London. Dia mengikuti sekolah musik disana. Saya bingung bagaimana di bisa sampai London padahal ia tidak memiliki catatan di bandara manapun untuk keberangkatan nya." Jelas lelaki itu.
Nathan terdiam saat mendengar pertanyaan anak buahnya yang memang membingungkan. Bagaimana mungkin Yumi bisa ada di London dalam waktu yang sangat cepat dan tanpa jejak.
"Kalau begitu awasi dia! Aku akan datang menemui dia setelah pernikahanku selesai. Tapi, kalian harus memastikan agar dia tetap baik-baik saja!" Kata Nathan setelah lama terdiam.
"Baik bos. Kami akan segera laksanakan perintah dari anda." Setelah itu panggilan berakhir.
Nathan tersenyum puas mendengar dua kabar menggembirakan itu. Ia pun tidak sabar untuk bisa bertemu dengan YUMI.
Setelah itu ia segera keluar dari kamar itu menemui keluarganya yang sudah bersiap-siap.
Beberapa saat kemudian.
Nathan dan Clara sudah selesai mengucap janji mereka berdua. Kini mereka sudah sah menjadi suami istri.
Terpancar jelas aura bahagia di wajah Clara saat semua wartawan mengambil gambarnya dengan Nathan.
'Aku tidak pernah menyangka akan menjadi istri Nathan dan menjadi bagian dari keluarga JJ yang terhormat.
Hanya Julian yang menghadiri pernikahan itu, karena Jasmin sudah tidak ingin kembali lagi ke rumah itu. Dan Sarah pun mengerti kenapa Jasmin seperti itu.
Berita pernikahan Nathan dan Clara tersiar hingga keluarga negri. Karena kedua keluarga mereka memiliki pengaruh masing-masing yang sangat kuat.
Oleh karena itu, Yumi yang sedang berada di London bisa menyaksikan pernikahan Nathan dan Clara yang sangat megah itu.
Yumi berhenti didepan layar besar yang ada di jalanan saat ia melihat dilayar itu ada tantangan pernikahan Nathan dan Clara.
'Cintaku dengan Nathan sudah berakhir. Yang aku tahu, kalau cinta bukan sebuah ingatan yang menjadi sebuah kenangan. Walaupun cinta takkan saling melupakan, aku hanya bisa melepaskannya lalu melanjutkan hidupku lagi.'Batin Yumi sambil menyeka air matanya yang jatuh tanpa disengaja.
Hati Yumi sangat sakit, bukan karena pernikahan Nathan dan Clara melainkan dirinya sendirilah yang membuat hatinya sakit karena dia masih menyimpan cinta dihatinya untuk Nathan.
Bagaimana ia harus memulai lembaran baru tanpa harus hidup dalam sebuah kenangan akan cintanya pada Nathan.
Setelah selesai menikmati kesedihannya, Yumi melanjutkan perjalanannya.
Ia berjalan menulusuri jalan di kota dan menerobos keramaian.
Tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat ia melihat seorang lelaki duduk dengan anggun di depan sebuah restauran yang dilihatnya tertata rapi dan di disain dengan indah agar pengunjung bisa menikmati jalanan kota sambil minum kopi.
Yumi ersenyum melihat lelaki itu, ia pun segera menghampirinya.
"Pak Kevin ... Sejak kapan anda ada di London? Dan kenapa anda tidak langsung ke rumah? Gavin pasti senang melihat anda datang?" Tanya Yumi.
Setelah itu ia duduk tepat berhadapan dengan Kevin.
"Aku baru saja dari bandara. Akan terapi, aku rindu tempat ini makanya aku mampir. Apakah kamu mau pesan sesuatu?" Jawab Kevin dengan ekspresi yang dingin.
Sebenarnya Kevin sengaja terbang ke London menggunakan pesawat priadi Maxwell karena ia sangat mengkhawatirkan Yuni setelah mendengar kalau hari ini Nathan akan menikah.
Nalurinya meminta untuk berada di dekat Yumi agar ia tidak bersedih jika melihat tayangan pernikahan Nathan dan Clara.
Ia bisa menemukan dimana Yumi berada lewat GPS yang dia pasang di ponselnya yang khusus ia pakai saat berada di London.
Itu artinya Kevin sedang berbohong pada Yumi hanya karena ia tidak ingin Yumi berpikir macam-macam padanya.
"Hmm, Americano saja, sama seperti pak Kevin." Jawab Yuki sambil tersenyum riang.
"Baiklah."
Setelah itu Kevin memesan minuman untuk Yumi kepada waitress.
Sesekali Kevin mencuri pandang kearah Yumi. Ia ingin memastikan kalau Yumi baik-baik saja.
Beberapa saat kemudian, minuman Yumi datang dan ia langsung meminumnya dengan rakus. Karena ia tidak hanya haus melainkan frustasi yang tidak bisa ia ingkari.
Kevin bisa melihat semua itu dari gerak gerik Yumi. Oleh karena itu ia mengajaknya membicarakan banyak hal tentang sekolah dan karir Yumi setelah ia kembali ke kota A.
Mereka berbincang dengan asik seperti orang yang sudah akrab satu sama lain.
Mereka berdua terus berbincang dengan menceritakan hobi mereka masing-masing. Tidak di duga mereka memiliki hobi yang sama bahkan mereka memiliki selera yang sama dari buku, film, musik hingga makanan kesukaan.
Dari sinilah Kevin dan Yumi memiliki rasa nyaman berada di samping masing-masing.
"Apakah kamu betah tinggal disini?" Tanya Kevin setelah menghabiskan minumannya di gelas yang ketiga.
Yumi terdiam, ia menatap ke berbagai arah di sekitar tempat itu. Setelah itu ia kembali melihat Kevin sambil tersenyum manis.
"Kenapa kamu hanya tersenyum? Apakah kamu tidak senang dan sedang berusaha menyembunyikan perasaanmu sebenarnya lewat senyum mu ini?" Tanya Kevin dengan heran.
Yumi menarik nafas dalam, setelah itu ia membuka mulutnya lalu berkata, " Bagaimana mungkin saya tidak senang? Disini saya memiliki keluarga baru yang sangat baik. Ada Gavin yang setiap hari menemani saya latihan menyanyi dan yang tidak aku duga kalau Gavin memiliki suara yang indah. Rasanya aku tidak ingin kembali lagi ke kota A."
Yumi mengakhiri ucapannya dengan ekspresi yang sendu. Ia tidak memiliki gairah untuk kembali karena lelaki yang dia cintai sudah milik wanita lain. Lalu, untuk apa dia kembali?
"Apa kamu yakin tidak mau kembali? Apa kamu lupa dengan apa yang kamu katakan malam itu? Tujuanmu adalah untuk menjadi perempuan hebat sehingga tidak akan ada orang yang bisa menindas mu. Bukankah itu balas dendam yang sempurna?" Kata Kevin sambil menatap Yumi penuh arti.
Yumi langsung mendongak menatap mata Kevin yang bersinar dengan sempurna. Seketika itu ia mengingat semua rasa sakit yang harus ia tebus dengan balas dendam pada orang yang sudah membuat hidupnya hancur.
Tanpa mengatakan apapun, Yumi kembali menunduk. Ia tidak lagi bisa menahan air matanya sehingga ia membiarkannya jatuh di hadapan Kevin.
Yumi menangis sambil sesegukkan karena hatinya teramat sakit. Ia tidak bisa membohongi dirinya lagi atau menipu Kevin.
Sementara itu Kevin menarik nafas dalam, ia berdiri lalu berjalan mendekati tempat duduk Yumi.
Setelah itu ia memeluk Yumi dengan erat sambil berkata, "Menangislah! Jangan tahan lagi karena aku ada disini untuk menemanimu."