Istri Kecil Tuan Ju

Sebuah Gosip.



Sebuah Gosip.

0Awalanya Qiara mengabaikannya, tapi ia sedikit tertarik saat mendengar topik yang cukup suru. Ia pun memasang telinganya baik-baik tanpa harus melihat mereka yang sedang bercerita.     

"Aku baru saja mendapat undangan dari Nona Clara. Besok ia akan menikah dengan tuan muda kedua dari JJ Grup. Tentu saja mereka akan menjadi pasangan yang luar biasa karena dua-duanya merupakan pewaris kaya. Entah kapan aku bisa seberuntung nona Clara yang sudah berhasil memikat hati tuan muda kedua itu. Aku benar-benar iri dan cemburu melihat undangan mewah mereka."     

"Aku juga dapat. Kemarin aku tidak sengaja bertemu mereka di butik. Kabarnya, tuan muda kedua itu sudah menyukai nona Clara selama 5 tahun dan itu bukanlah hal yang bisa dialami oleh siapa pun. Aku bisa melihat wajah tuan muda kedua itu yang tampak bahagia bisa menikahi nona Clara."     

"Tapi, aku dengar-dengar, kalau tuan muda kedua itu pernah membatalkan pernikahannya dengan nona Clara karena dia memiliki gadis lain yang dia cintai." Kata Qiara yang tiba-tiba bergabung dengan para sosialita itu.     

Mereka mengerutkan dahi melihat Qiara yang tampak asing di mata mereka karena Qiara menutup mulutnya menggunakan tangannya.     

Tapi, berita yang Qiara bawa sangat menarik buat mereka sehingga mereka pun menerima Qiara.     

"Kamu dengar dari siapa? " Tanya mereka.     

Qiara pun tersenyum licik karena ia berhasil memasung para gadis yang sangat suka menyebar rumor itu. Ia tidak rela kalau Clara di puji saat Yumi diperlakukan dengan tidak adil.     

"Kamu jangan ngarang cerita. Tidak mungkin tuan muda kedua itu mencintai perempuan lain ketika dia mendapatkan perempuan yang sangat sempurna seperti Nona Clara. Tapi, dulu juga ada kabar tentang seorang artis yang berusaha memanjat ke tempat tidur tuan muda kedua yang berakhir dengan tragis karena tuan muda menolaknya dengan kasar sehingga ia menjadi gila."     

Qiara terdiam mendengar kalimat terakhir gadis itu. Ia tahu cerita tentang Yumi dan Nathan yang pernah tidur bersama.     

Tapi, masalah itu sudah berlalu begitu lama dan Natalie tetap saja menjadi bahan tertawaan.     

Akan tetapi, Qiara lebih tahu kalau Yumi adalah gadis yang kuat dan tidak pernah peduli dengan semua ucapan orang terhadapnya. Untungnya, Julian sudah menghapus berita tentang Yumi dan Nathan sehingga tidak ada orang yang tahu siapa gadis yang di kabar itu.     

Di tengah perenungannya , sudut matanya menerawang ke sekitar untuk mencari Aurel sambil meminum champane sampai habis, lalu bangun, dan berjalan ke arah toilet yang berada di ujung lorong untuk menghindari Eric.     

Para gadis itu merasa heran dengan sikap Qiara yang pergi begitu saja ditengah keseruan obrolan mereka.     

Akan tetapi, Qiara tidak perduli dengan mereka karena tujuannya bukan untuk ngobrol melainkan menemukan Aurel agar ia bisa cepat pergi dari tempat itu.     

Toilet.     

Setelah berada di toilet, Qiara memutar keran, mencuci tangannya.     

Akan tetapi, perhatiannya tiba-tiba teralihkan saat melihat pintu toilet tiba-tiba terbuka.     

Seketika itu ia menoleh dan menemukan sesosok badan yang menawan masuk ke dalam.     

Qiara melihatnya sekilas, lalu tatapan mata menjadi sedikit mendalam.     

Gadis yang baru masuk itu adalah Viona yang berjalan menghampirinya sembari tersenyum dengan sangat anggun.     

"Halo Qiara ... Senang bisa bertemu denganmu!" Kata Viona setelah ia berdiri di hadapan Qiara.     

Qiara pun menutup keran itu lalu mengeringkan tangannya dengan tisu. Setelah itu ia menatap Viona dengan angkuh seakan tidak membiarkan dirinya untuk ditindas oleh Viona.     

"Aku juga merasa terhormat bisa bertemu Presiden Direktur Istana Flory disini." Ucap Qiara sambil tersenyum licik.     

Viona hanya tersenyum mendengar balasan Qiara. Setelah itu, ia membuka tasnya lalu mengeluarkan lipstik, dan melumurinya sambil bercermin.     

Qiara pun mengangkat kepala melihat ke arah cermin, ia mengamati Viona melalui cermin.     

Viona memang jauh lebih cantik dibandingkan dia yang ada di layar kaca, matanya yang besar berkilau memperlihatkan perasaan yang mendalam, mulut merahnya sangat lembut, membuat orang terangsang untuk mengigit nya sekali. Begitulah Qiara berfikir.     

'Bagaimana Julian bisa bertahan selama ini ditengah godaan Viona yang sangat cantik?' Batin Qiara sambil mengamati Viona secara diam-diam.     

Qiara pun tidak mau kalah, ia mengeluarkan lipstiknya lalu memakainya.     

Seketika itu Viona mengerutkan dahinya melihat Qiara yang terlihat biasa saja darinya.     

Tidak secantik dan semanis dirinya.     

'Kenapa Julian menyukai wanita yang aneh seperti ini?' Batin Viona.     

Setelah selesai melumuri lipstik di bibirnya, Viona pun langsung mengeluarkan bedak untuk memperbaiki riasannya, dan menggunakan eyeliner, setelah itu ia membereskan bahan kosmetiknya, berbalik menatap Qiara.     

"Kenapa kamu ada di acara penting ini?" Tanya Viona.     

"Hanya ingin datang. Memangnya kenapa?" Jawab Qiara dengan ketus.     

Viona tersenyum sedikit karena ia merasa kalau Qiara sangat konyol. Karena sudah terbiasa dengan Qiara, Viona pun sudah tahu bagaimana harus menghadapi Qiara.     

"Qiara ... Aku tidak perduli kalau kamu dab Julian sudah kembali bersama. Aku pun tidak akan mengganggu hubungan kalian. Oleh karena itu, kamu jangan khawatir. Siapa tahu kita akan menjadi teman baik setelah ini. Kalau begitu, aku akan keluar sekarang. Sampai ketemu nanti teman!" Setelah itu, Viona menepuk bahu Qiara dengan pelan lalu segera keluar dari toilet itu.     

Qiara masih terdiam membisu untuk mencerna apa yang Viona sudah katakan padanya.     

Ia pun merasa sudah salah dengar sehingga ia membersihkan telinganya beberapa kali menggunakan kelingking nya.     

'Apa aku salah dengar? Menjadi teman baik dengan Viona? Bagaimana mungkin dia tiba-tiba bicara seperti itu? Bukankah dia sangat tergila-gila sama Julian? Atau, dia sedang merencanakan sesuatu? Kalau pun iya, maka aku harus hati-hati karena Viona itu adalah serigala berbulu domba.'Batin Qiara.     

Tepat saat itu, ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari Aurel. Qiara pun tahu kalau Aurel pasti akan memarahinya karena sudah meninggalkan Eric terlalu lama.     

"Dimana kamu?" Tanya Aurel dari seberang telpon. Qiara bisa menduga dari nada bicara Aurel kalau dia sedang marah.     

"Aku ada di toilet. Ada apa kakak?" Jawab Qiara dengan tenang seakan ia tidak melakukan kesalahan apapun.     

"Kalau kamu sudah selesai maka segera kembali ke posisi sebelumnya!"     

"Baiklah!". Setelah itu Qiara menutup panggilan. Sebelum keluar, Qiara memperbaiki lipstik di bibirnya karena ia khawatir akan belepotan akibat kesal dengan Viona.     

Beberapa saat kemudian.     

Qiara sudah berdiri di hadapan Aurel, setelah itu ia bertanya. "Apakah aku harus menemani CEO Eric?"     

"Tidak perlu lagi karena dia sudah pergi!" Jawab Aurel dengan ketus.     

Setelah mengetahui CEO Eric telah pergi karena ada urusan, Qiara pun langsung menghela napas lega walaupun Aurel sempat memarahinya.     

Qiara pun hanya diam mendengarkan Omelan Aurel karena ia tahu kalau dirinya salah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.