BUKU SIHIR SANG RAJA ELF

Terbaru X



Terbaru X

0Cahaya bulan purnama menyinari seluruh permukaan bumi dengan iringan angin yang tidak terasa sejuk sama sekali. Debu bertebaran memenuhi udara, cukup mengganggu pernapasan semua penduduk negeri Persei khususnya wilayah perbatasan yang terkena langsung dampak dari pembangunan Kerajaan baru yang dilakukan oleh Raja Wedden bersma para anak buah dengan kekuatan sihirnya.     

Hanya saat malam, Raja Wedden memaksimalkan kekuatannya saat matahari tidak memanaskan bumi.     

Puluhan, bahkan ratusan hingga ribuan makhluk ikut membantu proses pembangunan yang ditarget selesai hanya dalam semalam. Sejak matahari terbenam hingga matahari menjelang terbit.     

Tidak hanya manusia dan para peri, nimfa wanita juga ikut memberikan bantuan serta para gnome dan makhluk hutan yang semuanya telah berada dibawah pengaruh kekuatan Raja Wedden.     

Suara dentuman dari benturan benda keras terdengar menggelegar, Pangeran Ren yang memiliki pendengaran bagus dapat mendengarnya dengan jelas walau dia sedang berada di wilayahnya sendiri, di Utara.     

Begitu juga dengan Raseel yang memilih untuk tidak tidur dan hanya duduk di koridor Kerajaan Peri Perak sambil memandang jauh kearah hutan yang lebat dan gelap. Dengan ditemani oleh Hatt, kedua peri pria itu menikmati alunan music peri kecil yang mulai terdengar sebagai tanda malam yang sudah mulai larut.     

Di malam yang sama, Raja Gael sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tidak memejamkan mata, pikirannya kosong hanya menikmati heningnya malam.     

Tidak ada botol Bruen seperti biasanya, hanya air bisa dengan beberapa kue kering yang masih tersisa sedikit diatas meja. Haira kembali melakukan tugasnya sebagai pelayan pribadi yang harus menjaga kesehatan sang Raja.     

Raja Gael telah berkeliling ke seluruh wilayah Timur untuk pemantauan perekrutan prajurit baru. Tidak hanya untuk para pria, namun juga para wanita yang akan dilatih menjadi prajurit terbaik.     

Sebelumnya, sebagian dari prajurit seluruh wilayah telah berlatih bersama di Kerajaan Northan. Kerajaan yang masih menjadi poros dan pusat dari pelatihan prajurit untuk seluruh negeri Persei.     

Cukup lama berlangsung, bahkan Raja Wedden menunda pembangunan Kerajaan baru karena dia tidak ingin pelatihan para prajurit itu tertunda karena itu akan juga menunda tujuan dari penguatan keamanan negeri Persei.     

*     

*     

Egara ikut menyaksikan proses pembangunan Kerajaan baru yang masih belum ditentukan namanya oleh Raja Wedden. Dengan kekuatannya, dia sempat membantu agar prosesnya lekas terselesaikan.     

Corea ikut mendampingi bersama dengan Putri leidy. Sementara Cane dan Aira tinggal di kerajaan Northan untuk menjaga keamanan disana.     

Bukan hanya debu, namun juga percikan api ada di hampir seluruh bagian bangunan. Bebatuan besar disana sini, beberapa kali tejatuh karena sebuah kesalahan. Beruntung tidak ada korban atau apapun karena hal itu.     

Grrrtttt!     

Getaran dari tumbukan bebatuan dan hal lain membuat Putri Leidy tidak ingin berdiri di dekat proyek yang berlangsung. Hanya dari kejauhan, ia menyaksikan para makhluk anak buah Raja Wedden bersama dengan Corea yang sesekali mengedarkan pandangan untuk memastikan Egara dan Raja Wedden baik-baik saja.     

Sebuah proyek yang tidak sederhana, namun benar-benar sangat singkat.     

Corea merasa ngeri tiap kali ia melihat para makhluk yang tidak begitu jelas jenisnya sedang mengangkat bebatuan besar. Lalu ada yang menempa besi, lalu memotong kayu yang semuanya dilakukan dengan sangat sempurna walau tanpa alat bantu selain kedua tangan mereka.     

"Kau baik-baik saja, Putri?" Corea menoleh Putri Leidy yang tidak mengalihkan pandangannya dari proyek menakjubkan itu.     

Putri Barat itu bahkan tidak mempedulikan tubuhnya yang mulai dipenuhi oleh debu yang menempel. Beruntung ia dan Corea menutup wajahnya dengan kain sehingga pernapasannya tidak terganggu oleh debu-debu itu.     

Putri Leidy mengangguk. "Mereka semua dalam pengaruh sihir Raja Wedden, 'kan?" tanyanya.     

Corea mengikuti arah pandang wanita itu. "Iya, kurasa.," ujarnya.     

"Kurasa aku akan mempelajari sihir," gumam Putri Leidy.     

"Eh? Kenapa tiba-tiba?" Corea kembali menatap Putri Leidy.     

Putri Leidy menatap Corea, lalu dia tersenyum. "Dahulu aku berada dibawah pengaruh sihir dan menjadi orang yang berbeda. Kini aku ingin menjadi diriku sendiri tetapi dengan kekuatan yang sama seperti yang pernah kumiliki," ujar Leidy menjelaskan.     

"Itu bagus, 'kan?" tanyanya pada Corea yang masih mencerna kalimat wanita Barat itu.     

Corea mengangguk samar. "Bagus. Karena kau adalah seorang pendamping Raja. Kurasa kekuatan adlah aset penting untuk kau dapat melakukan tugas dengan baik," ujar Corea dengan anggukan samarnya.     

Leidy kembali tersenyum. "Terimakasih karena selalu mendukungku, Corea."     

"Aku … tidak melakukan apapun." Corea mengerutkan dahinya.     

"Kau banyak membantuku sejak dahulu. Aku masih ingat semua walau belum dapat membalas satupun dari semua kebaikanmu itu."     

Suasana sedikit canggung. Corea dan Putri Leidy hanya saling tatap untuk beberapa saat.     

"Sama-sama. Aku tidak begitu memikirkannya," sahut Corea dengan tawa canggung.     

"Kau orang yang sangat positif, tidak heran banyak orang yang menyukaimu," puji Putri Leidy lagi. "Kurasa … perubahan pada Egara terjadi karena kehadiran dirimu. Benar, 'kan?"     

"Ah tidak. Kurasa dia memanglah orang yang baik, sehingga di dalam hati kecilnya dia memilih untuk kembali pada dirinya sendiri setelah banyak hal yang ia alami."     

"Begitukah?" Leidy kembali tersenyum, itu terlihat dari bentuk matanya yang menyipit. "Apa kau menyukainya?"     

"Ehh? Ini pertanyaan yang sangat acak di suasana yang seperti ini." Corea kembali mengerutkan dahinya.     

"Ah aku hanya penasaran ha ha. Maafkan aku," ucap Putri Leidy.     

Corea mengalihkan pandangannya, dia tidak ingin membahas banyak hal dengan Putri leidy.     

"Menunduk!!" teriak Egara nyaring dari kejauhan.     

Hanya dalam hitungan detik, sebuah batu besar terlempar kearah Putri Leidy dan Corea berada. Beruntung Corea mendengar suara Egara dan segera menarik tubuh Putri leidy untuk merunduk.     

BLAM!!     

Batu besar menabrak sebuah pohon besar yang menjulang tinggi di belakang Putri Leidy dan Corea.     

Egara melempar kekuatan untuk menahan batu besar agar tidak mengenai dua wanita itu. Namun rupanya Egara sedikit terlambat sehingga pecahan batu besar itu menimpa bagian belakang Leidy dan Corea yang bahkan telah merunduk.     

Kedua wanita itu tersungkur dan tidak bereaksi setelahnya.     

Segera saja Egara berlari menghampiri keduanya. "Corea!" teriaknya nayring yang terdengar oleh Raja Wedden yang sedang berada di puncak bangunan.     

Raja Wedden mengetahui apa yang terjadi sehingga dia segera turun untuk mengecek keadaan di bawah.     

Corea tidak sadarkan diri, sementara Putri leidy dalam keadaan yang sangat lemah karena kain penutup wajah mereka terlepas karena angina kencang yang menabrak tubuh mereka.     

Setelah mengetahui kalau leidy baik-baik saja, Egara berpindah pada Corea yang belum memberikan respon sama sekali.     

Sekali jentikan jari, Raja Wedden memasng pelindung untuk mereka berempat dan mensterilkan tempat untuk mereka memberikan pertolongan.     

Egara menepuk pelan wajah Corea. Dia juga menggenggam erat tangan peri wanita itu dengan menyalurkan energinya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.