Apa yang Diinginkan Hati
Apa yang Diinginkan Hati
"Setelah semuanya selesai, kami bisa melihat berbagai mayat di bawa keluar dari dalam bangunan. Semuanya adalah anggota tim penjaga dan tim peneliti yang bekerja di bangunan itu. Sisanya, pria muda dan para petinggi keluarga mendapatkan luka dengan tingkat keparahan yang beragam. Ada yang keadaannya kritis dan ada yang hanya terluka ringan. Yang paling terakhir keluar adalah Tuan Luca Mocanu dan asisten pribadinya, serta Tuan Silver Mocanu dan bawahan terpercayanya yang sedang membawa para bayi mixed blood keluar dari bangunan dan membungkus mereka dengan selimut-selimut tebal."
"Tuan Luca segera pergi tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan tanpa mata merahnya itu, ia benar-benar menyeramkan! Namun, untungnya, walaupun rumor mengatakan bahwa Tuan Luca akan membunuh half-beast yang ia temui dengan sadis, kami semua diselamatkan tanpa luka satu pun."
"Setelah keadaannya sudah tenang, Tuan Silver mengumumkan beberapa perintah dari Tuan Luca. Bahwa half-beast yang telah melahirkan mixed blood akan diasingkan bersama bayi mereka di suatu tempat terpencil yang dibatasi oleh sihir. Sementara, yang belum melahirkan mixed blood bisa memilih untuk ikut serta membantu di tempat pengasingan atau berada di bawah pengawasan Keluarga Pavel dan bekerja kepada keluarga itu. Bagi yang tidak diasingkan, tidak diperbolehkan untuk mengatakan satu hal pun mengenai kebenaran masalah ini kepada publik."
"Dari yang kudengar, sepertinya masalah ini hanya diketahui oleh Keluarga Mocanu dan beberapa petinggi yang dilibatkan seperti Keluarga Pavel tapi mereka pun tidak mengetahui keseluruhan masalahnya secara detail. Banyak dari mereka yang percaya bahwa Tuan Luca telah membunuh semua bayi mixed blood itu."
"Aku awalnya bermaksud bekerja di bawah Keluarga Pavel karena aku ingin mencari kakak juga tapi David yang akhirnya turun dari posisi Kepala Keluarga meminta ijin untuk mengurusku. Awalnya aku kira dia hanya membawaku untuk diadopsi sebagai anak atau apa tapi setelah aku berumur 18 tahun, David melamarku … ah … aku benar-benar masih tidak percaya bisa dilamar hari itu…."
Nicole tersipu malu setiap kali mengingat hari lamarannya kembali. Sekarang, ia tinggal bersama Ibu David yang merupakan anggota Keluarga Udrea. Ia diberkahi dua anak dan keduanya juga mengambil nama Keluarga Udrea karena David sudah dikeluarkan dari Mocanu akibat pengkhianatannya.
Mendengar keseluruhan cerita itu, Toma tidak memperlihatkan respon.
"Kak—"
"Tuan Luca tidak mengetahui proyek itu sampai 18 tahun yang lalu?"
"Eh? Mmm … dari yang aku dengar sih iya."
"Semua half-beast tidak ada yang terbunuh?"
"Iya! Itu adalah yang paling aku kagetkan dari Tuan Luca. Jika dipikir-pikir sekarang, Tuan Luca mungkin lebih baik hati dibandingkan reputasinya."
"Para Mocanu bahkan takut Tuan Luca mengetahui proyek mereka?"
Nicole mulai merasa ada yang aneh dengan kakaknya tapi ia tetap menjawab, "Iya. Tuan Luca tidak pernah menyukai mixed blood. Aku bahkan kagum karena walaupun sangat membencinya, Tuan Luca masih tidak membunuh bayi-bayi itu."
BRUK!
Toma menjatuhkan dahinya ke atas meja. Nicole terlonjak kaget melihatnya.
"Ka—kakak?!" Nicole buru-buru mengecek keadaan dahi Toma yang sesuai dugaannya sudah membentuk bulatan berwarna merah.
Namun, Toma tidak terlihat kesakitan. Bahkan lebih buruk dari itu. Toma seperti orang yang sudah kehilangan nyawanya.
"Aku salah besar … ternyata dia tidak berbohong…," gumamnya lemas.
"A—apa? Berbohong? Dia siapa? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Nicole dipenuhi tanda tanya besar.
*****
"Jadi … Tuan Vasile menyukai kakak?!" Nicole berseru dengan mata berbinar-binar. Saking semangatnya, ia bahkan berdiri dari kursi sambil memukul meja dengan keras.
"Bagian itu yang nyantol di kepalamu?! Masalahnya bukan itu! Bukan … salah satu masalahnya itu sih tapi bukan itu inti masalahnya!"
Toma menghela napas panjang. 'Apa keputusanku bercerita pada adikku sendiri ini salah?'
Oleh karena ia yang terus membohongi diri sendiri bahwa bertemu dengan Nicole akan menjadi momen di mana ia semakin yakin untuk membunuh Tuan Luca demi kaumnya, ia tidak pernah memikirkan kemungkinan sebaliknya. Jadi, ketika kemungkinan sebaliknya inilah yang menjadi kenyataan, ia menjadi bingung dan kacau. Ia butuh masukan dari orang lain dan yang bisa ia percaya sekarang hanyalah adiknya jadi ia menceritakan seluruhnya – ketika ia baru diusir oleh Mocanu dan kembali ke area half-beast, menjadi anggota organisasi pemberontakan dan masuk ke dalam tim assassin, serta bagaimana ia bertemu dengan Vasile dan akhirnya menjadi seperti sekarang ini.
"Tidak! Aku tahu apa yang kakak bingungkan … aku hanya sedikit tidak percaya karena Tuan Vasile sudah tua sekali. Kakak luar biasa bisa menggaet kakek-kakek ehehehe … apakah ini yang namanya sugar daddy? Ah! sugar grandpa?!"
"Nicole! Jangan ngelantur! Selain itu, paman itu bukan kakek-kakek!"
"Tidak-tidak! Tuan Vasile lebih tua dari Tuan Luca! Tuan Luca saja sudah kakek-kakek apalagi Tuan Vasile. Kakek buyut? Jadi sugar great-grandpa?"
"Kau masih membahas sugar sugar apa itu?! sudah kubilang jangan ngelantur! Bukan itu masalahnya!"
Nicole menggaruk tengkuknya sambil terkekeh, sedikit salah tingkah. Ia tersadar bahwa terkadang ia sering berbicara hingga keluar topik dan David juga sering menegurnya dirinya yang seperti itu. Berdehem kecil, ia kembali berucap, "Aku tahu, aku tahu. Jadi, intinya, kakak mengira selama ini Tuan Vasile berbohong dan ternyata ia tidak berbohong dan sekarang kakak bingung apakah tetap melanjutkan pembunuhan untuk kaum kita atau masuk ke dalam pelukan sugar great-grandpa bukan?"
Mata Toma berkedut mendengar panggilan Vasile itu. Adiknya bahkan sudah memutuskan sugar mana yang cocok untuk Vasile.
'Terserah … abaikan saja!'
"Masuk ke dalam pelukan … bukan istilah yang benar…." Toma berdehem karena ternggorokannya tiba-tiba kering. "Tapi, yah begitulah intinya."
Nicole mengetuk-ngetuk dagunya penuh pertimbangan. "Kakak maunya bagaimana?"
"Maksudnya?"
"Hmm … kakak ingin membunuh Tuan Luca bukan hanya karena masalah proyek mixed blood di keluarga Mocanu, kan?"
Toma tidak menjawab.
"Tunggu! Bohong! Kakak masuk ke dalam organisasi pemberontak dan membantu mereka hanya karena masalah proyek itu? Bukan karena kakak memiliki dendam yang lebih besar kepada seluruh kaum incubus dan ambisi besar untuk membela kaum sendiri?"
Kepala Toma tertunduk semakin dalam. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa sebagai balasan.
Sejujurnya, awalnya ia juga mengira ia memiliki dendam yang cukup besar kepada seluruh kaum incubus dan ingin membela posisi kaumnya. Akan tetapi, ketika adiknya menanyakannya secara langsung, Toma tersadar bahwa dasar kebenciannya adalah masa lalunya itu dan setelah mengetahui kebenaran dibaliknya, ia tidak lagi merasakan apa pun. Ternyata selama ini, ia hanya membesarkan kebenciannya itu dan meyakinkan dirinya bahwa ia ingin kejayaan kaumnya yang sudah tersiksa oleh kaum incubus begitu lama karena pengaruh lingkungan sekitarnya di dalam organisasi GOHABI.
"Ta—tapi … bukankah jika kita bisa menaikkan posisi kaum kita, hidup kita akan lebih baik?" Toma masih beralasan. Walaupun ia sadar bahwa semangat juangnya demi kaumnya ternyata tidak sebesar itu, tapi kenaikan posisi kaumnya tetap akan menguntungkan mereka.
"Dengan cara membunuh Tuan Luca? Kuakui cara itu benar tapi…."
"Tapi?"
"...bagaimana dengan sugar great-grandpa?"
Hening….
'Sugar ... sugar … apa?' Toma hampir melupakan panggilan aneh itu dan dibuat kebingungan. Butuh waktu yang cukup lama sebelum Toma mengingat kembali bahwa itu adalah Vasile! 'Ya ampun adikku!'
"Pa—Paman itu…." Toma ingin mengatakan bahwa Vasile tidak menjadi masalah tapi mengurungkan niatnya sedetik kemudian.
Jika ia menanyakan hatinya secara langsung, ia tahu bahwa entah sejak kapan, Vasile sudah menjadi sebuah faktor yang besar baginya dalam setiap keputusan yang ingin ia ambil.
Bayangan wajah menangis Vasile di dalam mimpinya kembali mengusik benaknya, membuat dada Toma terasa sesak.
Nicole juga menyadari keraguan kakaknya itu. Tangannya terulur dan menggenggam tangan Toma dengan lembut, menyalurkan kehangatannya yang menenangkan. "Kakak … mungkin jika kakak berhasil melaksanakan perintah organisasi, posisi kaum kita akan terangkat tapi jika terjadi sesuatu dengan Tuan Luca, bagaimana dengan sugar great-grandpa? Dia adalah paman dari Tuan Luca, kerabat Tuan Luca, bukankah dia akan sedih? Kakak tidak masalah?"
"Itu…." Toma sebenarnya sangat ingin merespon adiknya yang masih tidak menyerah menggunakan istilah sugar great-grandpa tapi pada akhirnya ia menyerah. Dilemmanya lebih penting sekarang.
Jika dibilang ia tega melihat Vasile sedih atau tidak, jawabannya adalah tidak. Toma bahkan terkejut karena ia bisa menjawabnya dengan cepat tanpa merasa ragu.
"Mungkin yang harus kakak pertimbangkan sekarang adalah apa yang Kakak inginkan? Coba tanyakan pada hati Kakak. Apa pun keputusan Kakak, Nicole akan mendukung dan jika Kakak butuh tempat persembunyian, pintu rumahku terbuka lebar dan siap menyambut Kakak. David juga tidak akan keberatan," pesan Nicole seraya mengeratkan genggaman tangannya.
Toma mengangguk.
Melihat ekspresi wajah kakaknya yang walaupun masih suram tapi tidak lagi seperti anak tersesat, Nicole menepuk tangannya sekali dengan kuat untuk meringankan suasana.
"Kakak mau lihat foto anakku?! Mereka lucu sekali!"