Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

ExtraPart [37]



ExtraPart [37]

3Jian mengarahkan kami menemui dokter umum untuk memeriksa keadaanku. Dokter berkata keadaanku baik-baik saja dan memberi arahan untuk mencari Frauenarzt atau Gynaecologist (dokter khusus wanita) dengan membuat janji untuk bertemu lebih dulu dengannya. Itu sebabnya kami langsung pulang dan akan menyerahkan pembuatan jadwal untuk menemui Frauenarzt pada Jian.     

Astro langsung mengajakku beristirahat sesampainya di apartemen. Suasana hatinya terlihat sangat baik. Senyum di bibirnya tak kunjung pergi dan binar di matanya seolah sedang memberi tahu dunia bahwa dia sangat bahagia.     

Entah sudah berapa kali aku menggeleng seorang diri karena melihat tingkahnya. Aku bahkan tak mampu menyembunyikan senyum di berbagai kesempatan hingga berpikir bisa-bisanya sempat berpikir untuk menggugurkan kandungan.     

Saat aku membuka mata sudah ada sarapan berupa granola dengan buah melimpah, segelas susu, dan segelas air yang tergeletak di atas nampan di meja di sebelahku. Aku bangkit untuk mencari keberadaan Astro, tapi tidak menemukannya walau sudah mengecek ruang kerja. Langkahku kembali menuju kamar untuk memcuci wajah di wastafel kamar mandi sebelum duduk di tempat tidur.     

Aku hampir saja menghabiskan sarapan saat Astro masuk dengan sebuah paper bag besar. Dia duduk tepat di sisiku, lalu mengecup puncak kepalaku sebelum mengeluarkan benda-benda dari dalam paper bag; minyak zaitun, tablet pereda mual, krim khusus stetch mark, krim pereda pegal, vitamin khusus ibu hamil, penambah darah, dan tiga bar coklat almond.     

"Besok kita cari barang yang lain. Hari ini kamu harus istirahat. Kalau ada yang mau kamu makan, kita delivery aja."     

Aku mengangguk sambil memasukkan suapan terakhirku walau di dalam hati sudah memperkirakan sikap berlebihannya karena menjadi calon ayah. Sepertinya barang-barang yang berserakan di tempat tidur kami ini hanyalah gelombang pembelian produk bukti cinta pertama darinya. Aku tak akan terkejut jika besok kami pulang dengan lebih banyak barang yang dibeli dengan alasan untuk kebaikanku dan calon bayinya.     

"Tadi aku minta Jian belanja kebutuhan dapur buat beberapa hari karena ga mau ninggalin kamu sendirian." ujarnya sambil merebahkan tubuh dan menyandarkan kepala di pangkuanku. Dia menyingkap kaos yang kupakai dan mengelus perutku perlahan. "Kamu kalau laper bilang Ayah. Nanti Ayah cari makanan apa aja yang kamu minta"     

Aku hampir saja tertawa, tapi menahannya semampuku. Alih-alih mengomentari sikapnya, aku justru meletakkan mangkuk bekas sarapan di meja dan meneguk air sambil menatap ekspresinya saat sedang berbisik pada calon bayinya.     

Dia bicara tentang cerahnya matahari di luar dan udara yang terasa sejuk. Dia berkata akan mengajak calon bayinya makan es krim jika aku menurut pada ucapannya hari ini. Dia juga berkata akan membacakan buku cerita sebelum tidur, tapi kami harus membelinya dulu saat keluar besok.     

Aku menghela napas pelan sambil mengelus rambutnya, "Belum apa-apa aku udah cemburu. Gimana kalau anak kita lahir nanti?"     

Astro tersenyum menggoda, "Nanti kamu jadi ratu. Kamu yang pegang kendali rumah dan bisa ngatur sesuka kamu, tapi sekarang kamu harus nurut."     

"Dasar bucin."     

Astro duduk sambil melingkarkan kaki ke sekeliling tubuhku dan tiba-tiba memelukku sambil mengecup bibirku. Wajahnya merona merah dengan napas hangat, "Kita bisa making love kan? Pelan-pelan aja. Aku ga mau calon bayiku sakit."     

Mataku mengerjap dengan jantung berdetak kencang. Bukan aku tak memperkirakan hal ini tak akan terjadi, aku hanya tak mengira akan secepat ini. Otakku mencoba mencari alasan untuk menolaknya dengan halus, tapi tak mampu memikirkan apapun saat dia mencumbu bibirku sebelum aku sempat mengatakan apapun.     

Napas kami perlahan memanas dan kepalaku mulai terasa berat. Dia berhasil memancing hasratku dengan baik. Aku tahu dia memang sangat pandai merayu dan ini sudah berselang sekian minggu sejak kami bercinta yang terakhir kali. Namun aku terkejut karena luluh semudah ini.     

Astro membereskan semua barang yang berserakan kembali ke paper bag saat aku masih mencoba mencerna apa yang terjadi. Sedetik kemudian dia sudah melucuti pakaian kami dan mencumbu tubuhku perlahan.     

Di titik ini aku tak mungkin tega menolaknya. Aku menginginkannya sama seperti dia menginginkanku. Napas kami berat seiring setiap gerakan tubuh yang berusaha ditahan agar calon bayi kami tetap merasa aman.     

Jantungku berdetak sangat kencang. Aku merasa khawatir, tapi juga yakin calon bayi kami akan baik-baik saja karena Astro menahan diri dan melakukannya dengan lembut. Perasaan ini aneh sekali walau ada rasa malu menyusup karena menyadari saat ini bukan hanya ada aku dan suamiku.     

Kami melenguh bersamaan saat mencapai kenikmatan berdua. Wajah Astro yang merona merah berada tepat di depan wajahku. Dia mengecup bibirku lembut sebelum menjalar ke seluruh wajahku.     

Tubuhku lelah sekali. Padahal kami sudah melakukannya dengan hati-hati. Mungkin nanti aku harus bertanya olahraga apa yang aman dilakukan oleh Ibu hamil hingga tetap memiliki stamina baik.     

"Cukup." ujarku lirih sambil menjauhkan wajah Astro dari tengkukku saat menyadari dia berniat akan melanjutkan percintaan kami. "Aku ga kuat."     

Astro menggumam sambil memeluk tubuhku erat. Aku memang sedang duduk di pangkuannya dan tubuhku rebah di pelukannya karena sangat lemas.     

"Cukup, Honey." ujarku dengan napas pendek.     

Astro menatapku dengan tatapan memohon yang jelas sekali, "Jangan tolak aku lagi."     

Aah ....     

Aku menggumam mengiyakan, "Tapi hari ini cukup."     

Astro terlihat tak rela walau mengangguk pada akhirnya. Dia merebahkan tubuhku di tempat tidur dan merelakan lengannya sebagai alas kepalaku. Kecupan demi kecupan mendarat kembali di wajahku, "I love you, Honey."     

Mataku terpejam karena merasa sangat mengantuk, "I love you too."     

"Aku akan jaga kamu dan bayi kita baik-baik. Kamu harus bilang kalau capek. Ga boleh maksain diri." ujarnya sambil mengelus wajahku.     

Aku mengangguk. Dia masih bicara sesuatu tentang Ibu yang akan menyusul kami setelah semua proses di imigrasi selesai saat kesadaranku berpindah ke alam mimpi. Seorang anak memanggilku bunda dan mengamit tanganku untuk digenggam. Dia imut sekali.     

Dia mengajakku bermain di hutan. Kami berlari bersama, berenang di danau, tertawa di antara dahan pohon yang kami panjat, dan saling memeluk sambil bicara tentang semua hal hingga mataku kembali terbuka.     

Napas Astro yang hangat membelai wajahku. Dia tampan sekali walau sedang tidur dan aku yakin, entah bagaimana, anak kami akan memiliki wajah tampannya dan kecerdasannya. Termasuk sifat menyebalkannya dan sepertinya aku harus mewaspadai jika dia tumbuh menjadi pribadi yang mewarisi kemampuan persuasif ayahnya.     

Aku mengelus wajah Astro dan menatapi setiap lekuk wajah yang terpampang di hadapanku; rambut, dahi, alis, mata, tulang pipi, hidung, bibir, dagu, dan tulang rahangnya. Aku mengecup bibirnya dengan senyum yang tak mampu kutahan, "Kamu harus hati-hati sama Reagan, kamu tau?"     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senjarat -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSIF di website & aplikasi WEBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan TAMAT tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVEL secara gratis, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN karena seharusnya chapter itu BERKOIN dan nou SANGAT TIDAK IKHLAS kalian baca di sana.     

SILAKAN KEMBALI ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi, dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta untuk kalian, readers!     

-nouveliezte-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.