Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Senar



Senar

0Kami sampai di sebuah penginapan yang sudah dipesan Ayah pukul 19.02. Penginapan ini adalah sebuah rumah dua lantai yang disewakan khusus untuk pengunjung yang berniat menjelajah di sekitar Alas Purwo. Desain rumahnya minimalis dengan aksen pura yang kental sekali, hampir terasa seperti sedang memasuki salah satu rumah bernuansa Bali.     

Aku dan Astro mengambil sebuah kamar di lantai atas. Kamar kami bersisian dengan Axelle. Sedangkan Ibu dan Ayah mengambil kamar utama di lantai satu, yang bersisian dengan kamar yang dipakai Oma. Om Chandra berkata tak akan membutuhkan sebuah kamar untuk tidur karena akan berjaga di ruang tamu, tapi Oma memaksanya tidur di kamar lain yang maaih tersisa.     

Kami membersihkan diri dan membereskan semua barang sebelum berkumpul di dapur untuk makan malam. Kami memasak bersama dan berkeliling di meja makan yang luas untuk mengisi perut.     

"Oma baru tau ternyata Axelle juga bisa masak. Kerangnya enak banget." ujar Oma setelah menghabiskan kerang di mangkok kedua.     

Axelle tersenyum tipis yang terlihat dingin, walau sepertinya dia merasa senang karena dipuji. Dia memang memasak sepanci kerang bumbu padang dan tak ingin seorang pun mengganggunya dengan maha karya masakan yang dia ciptakan hingga dia memasaknya sendiri. Harus kuakui, kegiatan membuat kue dan memasak bersama Teana sedikit banyak memang merubah sikapnya.     

"Kenapa Teana ga ikut?" Oma bertanya.     

"Teana ada undangan ke konser pacarnya." ujar Axelle dengan nada cepat yang sudah biasa di telingaku.     

"Teana punya pacar?" aku bertanya.     

Axelle menggeleng singkat, "Minta mati dia kalau ketauan pacaran sama kakek, tapi keliatan banget dia emang suka. Mungkin emang udah pacaran."     

Aku menoleh pada Astro, lalu ke Ayah dan Ibu. Sepertinya mereka tidak menyukai topik pembahasan ini. Mungkin memang benar jika di keluarga mereka tak mengizinkan hubungan semacam berpacaran dan hanya akan menyetujui hubungan pernikahan.     

"Axelle udah punya pacar?" Oma bertanya.     

Axelle hanya menggeleng tanpa minat walau melirik padaku dalam sedetik waktu yang terlewat. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa canggung dengan sikapnya hingga mengamit cangkir dan meneguk teh hangat.     

"Oma jodohin sama Mayang, mau?" Oma bertanya, yang tiba-tiba membuatku tersedak dan terbatuk-batuk.     

Astro mengusap bahuku, "Hati-hati kalau minum."     

Astaga, yang benar saja? Bagaimana mungkin aku tak terkejut saat mendengar Oma bertanya pada Axelle apakah bersedia dijodohkan dengan Mayang? Sedangkan Mayang begitu menjaga diri untuk tak menjalin hubungan apapun hingga semua pendidikannya selesai.     

Saat aku membuka percakapan di grup lavender kemarin, Mayang dan Denada sedang membahas saham yang diberikan pada mereka setelah Opa meninggal. Denada menggoda Mayang dengan berkata Mayang akan bebas memilih calon suami jika rumah sakit itu benar-benar berdiri nantinya, karena tak akan ada yang akan menolak calon istri yang memiliki saham di sebuah rumah sakit. Andai mereka tahu memikiki saham tak hanya tentang keuntungan yang didapat, tapi aku memang menahan diri untuk tidak membahasnya.     

"Mayang siapa?" Axelle bertanya.     

"Yang dikasih saham rumah sakit dua setengah persen sama opa." ujar Ayah sambil meletakkan cangkir dari tangannya. "Tapi dia mau kuliah dulu sampai S3 baru mikirin cinta. Ya kan, Faza?"     

Aku mengangguk sambil mengelap mulut dengan lengan jaket, "Dia ga mau pacaran. Kalau mau nanti aku kenalin kalau dia selesai kuliah."     

Axelle menatapku tanpa berkedip, tapi anggukan kepalanya yang singkat sepertinya cukup sebagai jawaban. Aku mengalihkan tatapan pada Ayah, yang juga mengangguk padaku. Entah kenapa ini terasa seperti aku baru saja menjanjikan sesuatu di belakang Mayang dan merasa bersalah karenanya.     

"Kalian mau berangkat jam berapa besok?" Om Chandra bertanya.     

"Sebelum jam delapan, Om. Kita mau nyusurin area sungai sebelum ke bukit liat meteor. Om mau ikut?" Astro bertanya.     

"Kalian ikut?" Om Chandra bertanya pada Ayah dan Ibu.     

"Ikut. Ibu yang di sini nemenin Oma. Nanti kita bawa satu mobil biar mobil satunya ditinggal di sini." ujar Ayah.     

Om Chandra mengangguk, "Om di sini aja deh. Ga baik ninggalin dua perempuan di area begini."     

"Maaf ya, kalau Oma ngerepotin. Harusnya kalian bisa ikut liat meteor aja, Oma sendiri di sini ga pa-pa kok." ujar Oma sambil menatap Ibu dan Om Chandra bergantian.     

"Ga ngerepotin kok, Oma. Lagian emang lebih enak di sini, bisa istirahat. Kan capek jalan jauh pakai mobil seharian." ujar Ibu.     

Oma tersenyum lembut, "Besok hati-hati ya. Udah lama kan kalian ga jalan-jalan begini? Dulu setiap libur semester pasti pergi."     

Aku tersenyum karena Oma benar. Sejak aku memutuskan untuk sekolah di SMA Amreta Tisna, kami memang tak pergi menjelajah lagi. Terlebih setelah Astro menerima proyek pembiakan mutiara dari Opa.     

Astro mengamit tanganku dan mengelus jariku perlahan, "Ini terakhir kali sebelum kita pindah."     

Aku menggumam mengiyakan. Mungkin kami akan bisa menjelajah di negara baru, tapi aku belum terpikirkan akan menjelajah ke mana.     

Banyak sekali rencana dalam hidup kami yang berubah karena berbagai alasan. Berbagai masalah yang memaksa kami menyelesaikannya, juga keterbatasan waktu yang ada. Itu semua membuat kami harus memilih satu dari berbagai pilihan. Astaga, betapa aku tak mungkin memprediksi apa yang akan terjadi dalam hidupku saat mengingat semua rencana yang terbengkalai.     

"Istirahat yuk." ujar Astro sambil menarikku bangkit.     

Aku belum sempat mengatakan apapun saat dia menggiringku menaiki tangga. Laki-laki ini benar-benar menyebalkan.     

Astro langsung mengunvi kamar setelah kami sampai dan mendudukkanku di tepi tempat tidur. Dia beranjak ke sebuah lemari kecil dan kembali dengan sebuah tempat penyimpanan. Saat dia membukanya, ada berbagai alat yang tak kukenali, yang kutahu hanyalah sepuluh pasang earpods di antara yang lain.     

"Ini?" aku bertanya.     

"Buat besok." ujarnya sambil mengamit sepasang earpods dan menyodorkannya padaku. "Ini versi terbaru. Kita bisa komunikasi pakai ini. Nanti ibu juga pakai buat ngasih kita kabar."     

"Oma?"     

"Oma ga, Honey. Lebih bagus kalau Oma ga tau. Kita pakai ini kalau kita udah berangkat, okay?"     

Aku mengangguk.     

Astro menyodorkan sebuah alat berbentuk silinder, "Ini stun gun. Hati-hati karena itu ..."     

"Nyetrum." ujarku sambil memperhatikannya lebih teliti. Aku baru saja berpikir, ini adalah alat pertahanan diri sederhana yang seharusnya dimiliki perempuan.     

Astro memperlihatkan sebuah alat berbentuk bulat berdiameter tujuh senti dan menarik ujungnya hingga terlihat sebuah senar yang berkilau karena terkena cahaya, "Kamu tau ini gunanya apa."     

Aku mengangguk sambil mengamitnya dari tangannya. Aku akan mampu membuat siapapun tersandung jika membentangkan senar ini di manapun. Aku juga bisa mengikat dan mencekik seseorang dengannya.     

"Jangan lupa bawa hadiah dari Kyle."     

Aku menghela napas, "Besok kita ketemu Rilley sama Kyle di sana?"     

Astro mengangguk, "Tapi mereka ga akan gabung. Mereka cuma ngawasin dari jauh."     

"Aku ga liat mereka di manapun hari ini."     

"Karena aku minta mereka begitu. Oma ga boleh tau kita punya rencana lain selain liat meteor. Aku bahkan sengaja minta Axelle belajar nembak lagi dari minggu lalu."     

Aku menatap Astro dalam diam sebelum bicara, "Kalian libatin Donny juga? Kamu berhasil hubungin dia?"     

"Anggep aja dia ga akan dateng. Mau gimana pun Abidzar itu papanya. Anak itu tolol banget. Masa ga tau papanya beberapa kali ngejar dan hampir bunuh kita? Aku hampir aja ngancem dia pakai foto dia sama Bella."     

"Bella?"     

Astro menggeleng gusar, "Ga penting."     

Aku menatap lekat karena kurasa aku tahu apa maksudnya, "Jangan buka aib orang yang bukan urusan kita, kamu denger aku?"     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.