Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Auriana



Auriana

0"Hampir seminggu Ana ngilang dan tiba-tiba muncul lagi, tapi mukanya dicat. Ibu Mama nanya kenapa mukanya dicat? Ana bilang biar ga ada yang ngenalin. Ibu Mama nanya apa namanya Ana karena inget ada anak laki-laki yang manggil nama itu sebelum Ana sikap berubah aneh. Ana ngangguk, tapi ga ngomong apa-apa. Abis itu ibu Mama minta Mama jemput Ana ke rumah ini. Ana nolak sampai lempar-lempar barang, katanya mau sama ibu Mama aja. Oh iya, ibu Mama biasanya dipanggil Obaasan karena emang keturunan Jepang." ujar Mama dengan tatapan berganti-ganti, tapi aku yakin menceritakan tentang ini padaku terasa berat baginya.     

"Setelah itu Ana ga mau ke luar rumah lagi, tapi Ana bikin banyak desain batik di buku-buku itu. Kalau Obaasan lagi di sentra, Ana tetep di rumah. Dia masak, bersih-bersih, semua kerjaan rumah dikerjain. Sampai satu hari ada orang ke rumah katanya mau bantu ngasih modal buat sentra dan ngasih nama-nama calon distributor, tapi dia minta pembagian keuntungan lebih banyak buat dia.     

"Sejak itu bisnis ga bagus, ada aja distributor yang ngambil barang dan ga dibayar. Sentra itu bangkrut karena ga bisa muter modal selama hampir setahun. Anehnya setiap orang itu dateng ke rumah, Ana pergi satu atau dua hari lewat pintu belakang. Kita mikir biasa aja awalnya karena mungkin Ana masih trauma sama orang asing, tapi waktu orang yang ngasih modal itu lebih sering dateng ke rumah tiba-tiba aja Ana ga balik lagi. Ana baru pulang ke rumah setelah hampir setahun. Mama tanya dia ke mana aja setahun itu, dia cuma bilang abis nyari kerja karena ga mau ngerepotin.     

"Waktu Ana pulang, dia emang keliatan beda. Udah ga keliatan bingung lagi dan komunikasinya lebih lancar. Ana nanya soal sentra batik yang udah bangkrut dan beli toko itu dari Obaasan. Mama bingung Ana dapet uang dari mana, tapi Ana cuma senyum aja setiap Mama tanya. Mama baru tau nama lengkapnya Ana waktu toko pindah nama. Mama pikir mungkin Ana udah inget sama masa lalunya karena dia bawa semua data diri buat pindah kepemilikan toko ke namanya, tapi ga berani nanya-nanya lebih karena Ana juga ga keliatan pengen bahas apa-apa."     

Zen beranjak dari duduk dan menghampiri kulkas. Dia membuat seteko sirup dingin dan menuangnya di sebuah gelas sebelum menyodorkannya pada mamanya. Kemudian menyodorkan satu gelas masing-masing padaku dan Astro sebelum kembali duduk.     

"Maaf ya, Mama ceritanya panjang banget. Mama cuma pengen kalian tau, Ana bukan orang jahat. Mungkin Ana tertarik banget sama Faza dan jadi nyari tau soal Astro juga. Berita kalian waktu itu lumayan bikin geger, kan? Yang soal ngehamilin siapa itu namanya?"     

"Tapi berita itu ada setelah Astro kuliah. Dia udah nempatin apartemen di sebelah Astro sebelum Astro mulai kuliah." ujarku.     

"Mungkin ... itu salahku." ujar Zen tiba-tiba. "Aku pernah bilang kamu mungkin akan ikut Astro ke Surabaya. Mungkin akan satu apartemen juga karena kalian kayak udah dijodohin."     

Aku menatap Zen tak percaya, "Mana mungkin aku satu apartemen sama Astro? Kita belum nikah waktu mulai kuliah."     

"Sorry, Faza. Aku ... ngomong sembarangan aja karena aku kesel kalian nempel terus ke mana-mana."     

Astaga, apa yang baru saja kudengar? Aku kesal sekali mendengarnya. Sangat kesal.     

"Maaf kalau Astro lancang, apa tante Ana itu operasi? Tadi Mama bilang mukanya kena air keras. Soalnya sepupu Astro bilang dia cantik."     

Mama mengangguk, "Sekitar setahun setelah toko oleh-oleh makin rame, Ana emang ke luar negeri buat operasi plastik. Mama ga pernah tau muka Ana yang sebelumnya gimana, tapi muka Ana setelah operasi emang cantik. Mama pikir muka itu emang muka Ana yang dulu."     

"Bukan." ujar Zen tiba-tiba. "Tante Ana pernah bantuin kak Liana ngelukis satu orang yang lagi piknik bareng temen-temennya. Katanya itu mukanya tante sebelum kena air keras."     

Aku mengamit handphone dari saku dan mencari fotoku dengan Astro di depan sebuah lukisan buatan Suzu dengan jari bergetar yang berusaha kusembunyikan, "Lukisan ini?"     

Zen mengangguk ragu-ragu. Aku dan Astro saling bertatapan dalam diam. Aku sudah mendapatkan jawaban yang kucari dan hatiku terasa sakit. Sangat sakit.     

Jika dugaanku benar, Bunda mungkin saja disiksa oleh orang-orang Abidzar sebelum berhasil kabur. Pemeriksaan medis yang disampaikan oleh Mama menjelaskan banyak hal. Jika Bunda memang mengalami depresi hingga amnesia sementara, maka mungkin selama menghilang sejak orang auruhan Abidzar menipu sentra batik milik Nenek Shiori, Bunda memang bekerja entah di mana. Bunda kembali ke rumah Nenek Shiori dan membeli toko karena berhasil mengumpulkan uang. Entah apa yang bundaku lakukan dan kerjakan hingga bisa membeli toko yang sudah bangkrut.     

Bunda menggunakan nama Auriana Gayatri untuk menghapus jejak, tapi keluarga Zen mengenalinya dengan sebutan Ana. Sekarang masuk akal bagiku kenapa tak ada satupun foto Auriana Gayatri di internet. Bunda tak ingin ditemukan siapapun. Namun kenapa Bunda justru pergi setelah bertemu denganku?     

"Tante Ana itu ... pernah nikah?" aku memberanikan diri bertanya.     

"Ana ga mau nikah. Dia pernah bilang sama Mama katanya cinta pertamanya udah meninggal karena kecelakaan dan dia ga minat jatuh cinta lagi sama orang lain." ujar Mama sambil menoleh pada Zen. "Kamu jangan ikut-ikutan. Mama mau punya cucu. Kamu kan tau Lian ..."     

Tiba-tiba hening. Mama terlihat salah tingkah dan menatapku ragu-ragu.     

"Kak Liana kenapa?" aku bertanya.     

"Ga pa-pa. Ga usah dipikirin." ujar Mama sambil bangkit dan menghampiri kompor, tapi aku tahu ada sesuatu.     

"Faza tau pelukis Suzu dari dokter kandungan. Namanya dokter Alena. Dokter Alena bilang Suzu itu pasiennya."     

Mama menoleh padaku dengan mata berkaca-kaca, "Liana ..."     

"Kak Liana mandul." ujar Zen tiba-tiba. "Kak Sean itu suami kedua kak Liana. Kak Liana cerai dari yang pertama karena kak Liana ga bisa ngasih dia anak. Itu juga sebabnya kanzashi warisan keluarga dikasih ke kamu, karena kak Liana tau dia ga akan bisa warisin kanzashi ke anaknya."     

Aku terkejut sekali mendengarnya hingga tak mampu mengatakan apapun. Handphone yang kugenggam bahkan jatuh ke meja makan.     

"Ga perlu ngerasa bersalah. Kak Liana bahagia sama kak Sean di Aussie. Mereka kayaknya ga peduli mau punya anak atau ga. Mungkin nanti mereka mau adopsi anak."     

Mama mengangguk dan tertegun di depan kompor sebelum kembali tersadar, "Kita sarapan dulu ya. Udah dingin nih gara-gara Mama cerita panjang lebar. Mama angetin dulu sayurnya."     

Aku ingin sekali menolaknya dan langsung pulang karena hatiku terasa panas, tapi mereka sudah begitu baik hati merawat dan menerima bundaku selama bertahun-tahun ini. Kurasa sekarang aku mengerti apa yang Opa lakukan. Jika Opa mengetahui keberadaan bundaku selama ini, maka membantu keluarga Zen bukanlah hal yang akan opaku hindari. Aku bahkan bisa membayangkan betapa Opa sangat berusaha menjaga keluarga ini seperti keluarga ini menjaga bundaku.     

"Aku baru nyadar tatapan mata kamu sama yang di lukisan Kak Liana yang di foto kamu tadi ... mirip banget." ujar Zen yang membuat kami semua menoleh padanya.     

"Coba Mama liat." ujar Mama sambil menghampiriku dan menegadahkan tangan seolah sedang meminta foto itu diperlihatkan kembali.     

Aku menggeleng dan memasukkan handphone ke saku, "Banyak orang yang mirip Zen. Kamu ga pernah denger kalau kita punya tujuh kembaran yang mukanya mirip sama kita? Aku ke sini buat nyari tau Tante Ana itu siapa, tapi kalau Mama bilang dia ga jahat, Faza mau percaya aja. Andai nanti ada apa-apa sama Faza, kalian bisa curigain dia ya."     

=======     

NOVEL INI EKSKLUSIF DAN HANYA TAMAT DI APLIKASI WEBNOVEL. BANTU NOU LAPORKAN APLIKASI PEMBAJAK NOVEL : IREADING & NOVELFULL, di google play kalian masing-masing karena dia udah MALING novel ini.     

TUTORIAL LAPORANNYA BISA KALIAN LIAT DI AKUN FESBUK: NOU. Thank you atas bantuannya ♡     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Terima kasih banyak atas antusias kalian baca lanjutan novel Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-     

Kalian bisa add akun FB ku : nou     

Atau follow akun IG @nouveliezte     

Kalau kalian mau baca novel nou yang lain, bisa follow akun Wattpad @iamnouveliezte     

Dukung nou dengan vote powerstone & gift setiap hari, juga tulis komentar & review tentang kesan kalian setelah baca novel ini. Luv u all..     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.