Penikmat Senja-Twilight Connoisseurs

Bohong



Bohong

2Kyle datang membawa mobilku dengan semua hadiah pernikahan dan seserahan, juga sebuah mobil lain yang dikendarai Rommy karena semua barang itu tak mampu ditampung oleh mobilku. Mereka berniat membantuku membongkar semuanya, tapi aku melarangnya. Akan lebih baik jika Astro yang membantu karena aku tak tahu apa saja isi di dalam hadiah-hadiah itu. Jika dugaanku benar, mungkin akan ada lingerie dari Denada. Akan memalukan bagiku jika Kyle atau Rommy melihatnya.     

"Kaca sama pigura aslinya rusak jadi Kyle ganti yang baru." ujar Kyle sambil menaruh lukisan buatan Gerard di atas sofa. Lukisan itu sedikit kotor, dengan bekas tercabik di sisi kanannya. Namun bentuk rumah peninggalan Ayahku masih terlihat bagus.     

"Ga pa-pa. Taruh aja di situ nanti aku pasang sendiri." ujarku sambil beranjak ke dapur.     

Kyle dan Rommy masih sibuk memindahkan hadiah-hadiah lain dari mobil. Aku akan membuatkan minuman dingin karena Astro membeli sebotol sirup saat kembali ke sini tadi pagi. Saat aku kembali ke ruang tamu, Kyle dan Rommy tak ada di sana. Mereka sedang duduk di teras depan dan berbincang entah apa.     

Aku meletakkan nampan berisi seteko air dingin dengan dua gelas kosong ke atas meja, lalu menuang air dingin dari teko ke gelas dan meletakkannya di sebelah keduanya sebelum duduk di kursi di sebelah Kyle, "Maaf ya cuma ada ini. Aku belum belanja."     

"Ga masalah, Nona. Ini aja cukup." ujar Rommy sambil meneguk minumannya.     

"Nona bener mau tinggal di sini?" Kyle bertanya sambil menatap sekeliling.     

"Iya, tapi nanti kalau Astro butuh tempat lebih sepi kita balik ke apartemen. Kenapa?"     

"Ga pa-pa, Nona. Kyle belum tau apa Astro udah pasang CCTV di sini. Sebaiknya Nona jaga-jaga."     

Aku tahu Kyle benar. Aku juga belum tahu apakah Astro sudah memasang CCTV atau belum. Mungkin nanti aku akan bertanya setelah dia pulang.     

Aku dan Astro sepakat menjadikan rumah ini sebagai tempat tinggal rahasia. Hanya keluarga dekat kami saja yang tahu. Bahkan Denada, Mayang dan Putri tak akan kuberitahu tentang rumah ini. Mereka hanya akan tahu kami tinggal di apartemen.     

"Nona bisa telpon Kyle kapanpun Nona butuh. Kyle ada di area ini buat jagain Nona."     

"Thank you, Kyle."     

"Nona juga bisa telpon aku. Aku sama Lyra masih jaga Nona sampai masalah keluarga Zenatta selesai." ujar Rommy.     

Aku mengangguk, "Sorry ya, jadi ngerepotin kalian."     

Kyle memberiku senyumnya yang menawan, "Kita kerja, Nona, jadi ga perlu sungkan."     

Aku terdiam sebelum bicara, "Kalian berdua ... single?"     

Kyle dan Rommy saling bertatapan. Mereka terlihat salah tingkah. Selama ini mereka selalu datang saat aku membutuhkannya, tak peduli di jam berapa pun. Dugaanku mungkin saja benar.     

"Kyle single, tapi Rommy punya pacar." ujar Kyle.     

Aku menatap Rommy tak percaya, "Oh ya? Mm, bukan sama Lyra kan?"     

Rommy terlihat malu-malu, "Bukan, Nona."     

Aah, syukurlah.     

Jika Rommy dan Lyra menjalin hubungan, aku akan sangat khawatir. Mereka bisa saja saling memadu kasih di sela pekerjaan dan tak akan fokus mengerjakan tugas dengan baik.     

Kyle melirik ke jam di lengan, "Harusnya Astro udah pulang kan, Nona?"     

Aku mengangguk, "Mungkin sebentar lagi."     

Kyle bertatapan dengan Rommy dan mereka saling mengangguk singkat.     

"Kita ga mau ganggu pengantin baru. Kita keliling dulu ya." ujar Kyle sambil bangkit dari duduknya.     

Aku tak tahu bagaimana harus menanggapinya, maka aku mengangguk. Mungkin mereka memang hanya tak ingin mengganggu. Mereka menyalamiku bergantian dan masuk ke mobil. Mereka memberi isyarat padaku sebelum keluar dari halaman dan aku menutup gerbang setelah mereka pergi.     

Hening lagi di sini, hingga membuatku mengingat percakapanku dengan Astro tadi pagi saat dia bertanya apakah aku ingin memiliki bayi. Aku memang menginginkan bayi, tapi bukan sekarang. Masih ada banyak hal yang harus kulakukan. Lagi pula, kami memang sudah berencana menunda memiliki anak sampai semua pendidikan kami selesai.     

Aku menutup pintu dan menatapi semua hadiah pernikahan dan berkotak-kotak seserahan. Sepertinya aku akan membiarkannya saja karena tiba-tiba merasa mengantuk. Aku melangkahkan kaki ke kamar di lantai dua dan menghempaskan tubuh di tempat tidur. Tempat tidur ini nyaman, tapi lengan Astro memang selalu terasa lebih baik.     

Aah, aku merindukannya.     

Aku mengamit handphone yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidur dan memberi Astro panggilan video call. Dia tidak menerimanya. Aku mencoba memanggilnya kembali.     

"Kamu di supermarket?" aku bertanya saat Astro mengangkat panggilan video call dariku dan terlihat beberapa deret kasir di belakangnya.     

"Aku lagi belanja. Kamu baru bangun?"     

"Aku baru mau tidur, tapi ga ada kamu jadi rasanya aneh."     

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Sebentar lagi aku pulang. Pakai debit ya, Mbak."     

Sepertinya dia sedang bertransaksi. Aku akan menunggunya selesai lebih dulu. Andai saja aku ikut dengannya, mungkin akan lebih seru.     

Astro terlihat sedang memindahkan barang belanjaan ke troli, "Makasih, Mbak."     

"Udah?" aku bertanya saat melihatnya berjalan menjauh dari kasir.     

"Udah. Aku lagi jalan ke mobil. Ada yang mau kamu titip?"     

Aku menggeleng, "Cepet pulang. Di sini sepi."     

Asteo tertawa, "Tadi ditawarin bayi ga mau."     

"Ga lucu, Astro." ujarku sambil memberinya tatapan sebal, tapi sepertinya dia sedang tak memperhatikanku.     

Astro memindahkan barang belanjaan dan mengembalikan troli sebelum duduk di belakang kemudi, "Kyle belum sampai?"     

"Kyle baru aja pergi sama Rommy. Semua kado sama seserahan ada di ruang tamu. Nanti bantu aku buka ya."     

"Okay, Honey. Aku penasaran sama kado dari Denada." ujarnya sambil menggigit ujung bibirnya.     

Aku terkejut mendengarnya. Aku tak pernah menyebutkan apapun tentang kado Denada padanya. Bagaimana dia bisa tahu?     

"Denada bilang apa ke kamu?" aku bertanya.     

Astro terlihat salah tingkah, "Ga bilang apa-apa kok."     

"Trus kamu tau dari mana kalau Denada ngasih aku kado yang ... itu?"     

"Erm, kayaknya dia pernah nyebut mau ngasih kamu sesuatu."     

"Aku tau kamu bohong, Astro. Kamu tau dari mana?"     

Astro menatapku sesaat sebelum kembali fokus ke rute perjalanan, "Nanti aku kasih tau kalau udah sampai."     

=======     

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE     

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte     

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini TIDAK DICETAK. Tersedia EKSKLUSI.F di aplikasi W.EBNOVEL. Pertama kali diunggah online tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.     

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke TAUTAN RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx     

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung dengan nulis komentar & SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya.     

Banyak cinta buat kalian, readers!     

Regards,     

-nou-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.