Tante Seksi Itu Istriku

Mendatangi Ibu



Mendatangi Ibu

2"Kenapa ... ma-kan-nya ... hanya ini saja? Ti ... dak ... a-da yang lain, 'kah?" ucap Benny dengan susah payah. Ia mengalami struk dan sampai sekarang sudah dirawat sekitar satu bulan oleh Azhari. Ia sudah bosan hanya bisa makan dengan sangat sederhana.     

Azhari dalam keadaan terburuknya saat ini. Ini semua karena perbuatan suaminya sendiri yang terjebak dalam rayuan para selingkuhannya. Hingga membuat semua harta milik Azhari dan mendiang orang tuanya telah habis. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia berdagang pakaian di depan rumah. Karena targetnya adalah warga sekitar yang tidak bisa membeli barang bermerk, membuat Azhari memutar otak dan hanya berjualan pakaian murah.     

Dalam keadaan yang memprihatinkan sekalipun, Azhari masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan bermodalkan menjual perhiasan yang ia bawa, membuatnya memiliki modal untuk memulai usaha baru. Cukup sulit bagi wanita yang sudah dalam kondisi keuangan melimpah, kini harus mulai usaha dari yang paling rendah.     

"Mungkin Farisha akan segera pulang. Tapi aku tidak tahu bagaimana reaksinya ketika tahu aku tidak lagi di rumah itu. Bagaimana menjelaskan semuanya? Tidak mungkin kan, aku mencari uang yang banyak untuk menebus rumah itu?"     

Apalagi dengan keadaan Benny yang justru menjadi beban dalam hidupnya. Azhari hanya diam ketika Benny memprotes dan meminta apa yang tidak ada. Tuntutan hidup yang membuatnya memeras otaknya. Bagaimanapun caranya, ia harus bisa mempertahankan hidupnya dan memulai semua dari awal.     

"Mungkin saja ini lebih baik. Hidup kaya atau miskin, tidak berarti buatku. Bukankah kamu yang menyebabkan ini semua, Benny? Kenapa kau masih saja protes mau makan apa? Kalau tidak suka dengan makanan ini, kamu carilah uang sendiri! Atau minta kembali semua yang kamu berikan pada mereka! Ngapa? Kamu tidak bisa melakukannya, bukan? Semua yang aku punya, kamu sendiri yang mengambilnya dan kamu serahkan semua ke semua selingkuhan kamu, kan?"     

Mendengar perkataan Azhari, membuat Benny terdiam. Ia telah menyesal karena percaya dengan para wanita muda yang telah memperdaya dirinya. Ini adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Tapi sekarang dirinya sedang sakit. Tubuhnya tidak bisa ia gerakan dengan leluasanya. Hanya tangannya yang bisa bergerak dengan sangat lambat. Itupun ia sudah mengeluarkan banyak tenaga untuk melakukan itu semua.     

"Oh, aku lupa ... seorang suami harusnya memimpin keluarga, bukan? Seorang suami itu bekerja untuk keluarga dan hanya meminta pelayanan pada istrinya. Menjaga anak dan istrinya dengan baik dan tidak pernah berbuat jahat dan keji. Dan aku ingat, kamu tidak pernah berbuat baik padaku dan anakku. Aku juga tidak pernah tidur denganmu lagi setelah aku melahirkan Farisha. Kamu memilih mencari wanita untuk dijadikan pelampiasan nafsu yang seharusnya itu adalah tugas istri, kan? Tapi kamu tidak melakukannya. Apakah kamu tahu bagaimana rasanya seorang wanita yang sudah menikah tapi tidak pernah mendapatkan nafkah batin dari sang suami? Bagaimana aku menahan gejolak itu? Dan di saat kamu pergi selama lebih satu tahun itu, menurut agama, aku juga bukan istrimu lagi. Dan kita sudah bukan suami-istri selama tiga puluh tahun lebih."     

"Ka ... ka-mu ... kan is-tri ku. A-ku a-kan ... men-ja-di ... su-a-mi yang ba-ik ... ka-mu ra-wat ... a-a-kuu ...." Benny tidak bisa berkata dengan lancar lagi. Ia ingin sekali diperlakukan baik oleh Azhari karena hanya satu-satunya orang yang bisa ia percaya ung saat ini. Memang ia tidak pernah mencintai Azhari. Ia menikah dengannya karena dendam yang tidak terbukti kebenarannya. Ia menganggap kedua orang tuanya meninggal karena orang tua Azhari.     

Azhari sendiri tidak tahu penyebab kematian orang tua Benny. Bahkan mendiang orang tuanya juga merasa bersedih tatkala itu. Ia pernah bercerita kalau orang tua Benny berniat untuk merebut kekuasaan dari ayah Azhari. Semua orang tahu bahwa orang tua Benny adalah seorang yang berambisi untuk mengambil harta para miliarder. Termasuk orang tua Azhari.     

Kematian orang tua Benny menjadi pukulan telak pada Benny. Ia menganggap orang tua Farisha yang melakukan pembunuhan terhadap orang tuanya. Karena ia tahu orang tuanya tidak suka dengan orang kaya tersebut. Untuk membalaskan dendam itu, Benny berusaha mendekati Azhari yang merupakan seorang wanita cantik. Ia juga melihat kecantikan Azhari, terpesona dan semakin semangat untuk menikahi Azhari. Dari pernikahan merekalah awal dari rencana Benny. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melampiaskan hasratnya pada sang istri sampai ia puas. Namun sampai Azhari mengandung Farisha, Benny mulai main wanita dan merencanakan untuk membunuh orang tua istrinya.     

"Aku sudah membunuh mereka, hahaha! Akhirnya bisa membalaskan dendam juga! Setelah sekian lama untuk membalaskan dendam ini, kurasa harta mereka akan jatuh di tanganku. Kalau begitu, aku akan menceraikan Azhari setelah semua harta menjadi milikku." Benny muda menggenggam tangannya dan segera meningkatkan temapat kejadian.     

Benny kecewa karena semua harta yang ingin ia rebut, semua beratas namakan Zaituna Azhari, yang tengah mengandung Farisha. Karena tidak bisa merebut harta itu, akhirnya Benny yang mengurus perusahaan itu. Sementara Azhari mulai memiliki bisnis sendiri walau dalam keadaan mengandung. Seluruh harta Azhari pun semua diambil alih Benny. Walau itu masih beratas namakan Azhari.     

***     

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan ibu lagi. Semoga ibu dalam keadaan baik-baik saja. Aku akan menyerahkan semua untuk ibu. Biarkan ibu yfng mengurus semua rumah dan beberapa butik yang telah aku ambil dari para jalang sialan itu."     

Farisha pergi sendiri ke pemukiman padat penduduk yang ditinggali Azhari. Ia sengaja tidak mengajak Bram karena pria itu terus membuat kesal. Hingga ia turunkan lelaki itu di pom bensin. Karena ia mengisi bahan bakar dan Bram pamit ke toilet. Itu tidak disia-siakan oleh Farisha untuk meninggalkan Bram sendirian.     

Mobil yang dibawa Farisha, memasuki gang yang sempit. Mobil yang ia kendarai tidak bisa cepat. Setelah mencari-cari tempatnya, ia menemukan tempat tinggal sang ibu. Banyak orang-orang yang berada di sana melihat mobil memasuki kawasan padat penduduk. Rata-rata mereka orang menengah ke bawah. Yang memiliki kendaraan mobil di sana merupakan orang kaya. Meskipun tidak ada yang memilkinya.     

"Wah, itu mobilnya bagus banget. Kapan yah, bisa membeli mobil sebagus ini? Pasti harganya ratusan juta. Kita mau kerja seumur hidup pun tidak akan mampu membelinya. Kira-kira ada apa, orang kaya datang ke sini, yah?"     

"Mungkin akan bagi-bagi duit. Atau orang politik untuk mencari panggung. Ini kan sudah ada beberapa yang sudah mencari panggung sebelum adanya pemilu. Nanti pas sudah terpilih, akan lupa dengan kita."     

Farisha turun dari mobilnya dan sudah memarkirkannya di depan kontrakan di mana Azhari tinggal. Karena informasi cukup akurat, ia juga rindu dengan wanita itu, Farisha segera datang langsung ke lokasi.     

"Kenapa di sini orangnya ramai sekali, yah? Ibu juga bisa tinggal di sini?" Ia melihat sekeliling. Orang-orang mulai memperhatikannya. Hal itu membuat dirinya merasa kesalahan karena datang dengan mencolok.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.