Istri Liar Kaisar Jahat

Reruntuhan, Harta Peninggalan (3)



Reruntuhan, Harta Peninggalan (3)

3Akan tetapi, sebelum dia bisa mencapai harta itu, tiba-tiba sebuah pedang didorong ke depan dan menusuk dadanya.     

Tubuhnya gemetar ketika berbalik dengan tak percaya dan melihat orang yang menusuknya. "Kamu, kamu benar-benar…" Katanya dengan suara yang bergetar.     

"Tak ada harta yang banyak disini. Semakin sedikit orang yang ada disini, semakin banyak kesempatan kita mendapatkan sesuatu, jadi kamu pergilah ke neraka!"     

Lalu si penyerang menarik pedangnya tanpa ekspresi. Bahkan cara bicaranya sangat kejam dan dia sama sekali tak menunjukkan belas kasih.     

PRANG!     

Darah segar menyembur keluar bagaikan mata air dari tubuh kultivator itu. Kemudian perlahan-lahan dia ambruk ke tanah, mendarat di depan semua orang dengan bunyi gedebuk.     

Semua orang langsung menarik senjata dan menyerang orang yang berdiri di sebelah mereka.     

Mereka harus membunuh jenis mereka sendiri demi mendapatkan khazana!     

"Tuan, apa kita harus bergabung dengan keributan ini juga? Feng Yi menatap Feng Yuqing dengan bingung sambil bertanya.     

Sebelum Feng Yuqing menjawab, terdengar suara dingin dan acuh tak acuh menimpali, "Jika kamu mempercayai ucapanku, tinggalkanlah masalah ini. Tak ada hal yang baik yang akan datang dengan mengambil khazana ini!"     

Feng Yuqing terdiam sesaat sebelum mengangguk pelan. "Kita akan mendengarkan Nona Gu."     

Mengetahui sifat wanita ini, dia tidak akan pernah membuka mulutnya untuk mengocehkan omong kosong. Karena dia meminta mereka menyerah untuk mendapatkan khazana ini, pasti ada alasan bagus mengapa mereka harus meninggalkan khazana ini. Kalau tidak, mereka mungkin akan menyia-nyiakan hidup mereka tanpa alasan! Yang paling penting, dengan begitu banyak kultivator kuat yang berkelahi demi khazana itu, mereka sungguh tidak bisa mengharapkan ada hal baik yang akan terjadi.     

Untuk apa semua itu?     

Sebenarnya, Tetua Mei lebih khawatir tentang pria berjubah hitam yang bergabung dalam pertarungan. Untungnya dia tidak bereaksi sama sekali dan tetap berdiri di belakang Gu Ruoyun bagaikan patung. Tetua Mei tak tahu mengapa, tetapi ketika dia melihat ini, secercah keheranan melintas di matanya.     

Mengapa aku merasa seolah-olah pria ini bagaikan seorang pengawal dan sedang melindungi keselamatan wanita itu?     

Dia cepat-cepat menyeringai pada dirinya sendiri karena memikirkan hal itu.     

Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin seorang wanita yang perlu menjilat Tuan Muda Kedua dari Lembah Angin memiliki pengawal kuat seperti itu? Mungkin pria berjubah hitam hanya sedang mengurus urusannya sendiri. Dia pastinya tidak mengenal wanita itu!     

Di dalam ruangan, banyak kultivator yang telah berjatuhan dalam genangan darah sebagai hasil dari pembantaian. Pada saat ini, mereka tak pernah menyangka akan dibunuh oleh teman mereka sendiri setelah selamat dari serangan manusia batu.     

Dan semua itu demi khazana dalam peti     

"Ini hampir selesai." Tetua Mei menyeka darah dari wajahnya dan mengatakan, "Kini seharusnya ada cukup banyak orang untuk membagi khazana di antara kita. Kita hanya perlu membahas siapa yang akan mengambil apa! Meskipun banyak yang telah kehilangan nyawa di sini, kita masih belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."     

"Namun…" Dia berhenti sebelum berbalik pada Gu Ruoyun dan yang lainnya. Lalu dia tersenyum sambil berkata, "Mereka yang tidak mengambil bagian dalam pertarungan tidak bisa mengklaim khazana apapun."     

"Bagiku, khazana ini tidak sepenting dirimu, Tetua Mei. Aku lebih memilih dirimu, Tetua Mei, daripada memiliki khazana ini."     

Feng Yuqing mengedipkan mata pada Tetua Mei, semakin terlihat seperti anak yang tak bisa diatur.     

Tetua Mei merasa jijik tetapi tidak menampakkan itu di wajahnya. Malahan, dia terkikik sebelum mengatakan, "Jangan khawatir, setelah kita meninggalkan reruntuhan ini, aku tak akan memperlakukan dirimu dengan tidak adil."     

Namun, itu akan mengharuskan mereka untuk benar-benar meninggalkan reruntuhan dalam keadaan utuh.     

"Rajaku." Setelah Tetua Mei berbicara, dia mengangkat kepala pada pria berjubah hitam yang berdiri di belakang Gu Ruoyun dan memanggilnya. Dia memberikan senyuman yang cantik dan menawan ketika berbicara dengan raut wajah yang menarik, "Aku ingin tahu apakah khazana ini menarik perhatianmu? Aku akan meninggalkan satu yang dikhususkan untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.