Istri Liar Kaisar Jahat

Murong Rou'er (2)



Murong Rou'er (2)

2"Apa yang kalian lakukan dengan berdiri disana? Tangkap bajingan kecil itu!"     

Hanya dengan melihat itu, pengawal itu pasti adalah pemimpin mereka. Dia menyerukan perintah dengan wajah gelap.     

Kelompok pengawal itu tampaknya sudah tersadar dan langsung menyerbu ke arah Ye Nuo.     

Meski kekuatan Ye Nuo berada diatas rata-rata dari umurnya, sekelompok pengawal ini juga tak bisa dianggap lemah. Dengan orang yang begitu banyak menyerbu ke arahnya, Ye Nuo melompat menjauh karena takut.     

Ketika Ye Nuo kebingungan, sebuah tangan meraihnya dari belakang diikuti oleh suara dingin, yang jernih si gadis. Para pengawal yang menyerbu ke arah Ye Nuo terhempas oleh angin kencang dan mereka terlempar dengan suara keras.     

"Kalian ada begitu banyak namun kalian mengganggu anak berumur sepuluh tahun. Ini tidak terlihat baik untuk kalian, bukankah begitu?"     

Si gadis yang memakai jubah hijau, berdiri tegak di depan Ye Nuo dan melindunginya dari pandangan bagaikan pohon bambu yang angkuh.     

Ekspresi Gu Ruoyun tenang saat tatapan dinginnya menyaksikan para pengawal yang berjatuhan.     

"Pengawal Gu, kamulah yang terbaik!"     

Ye Nuo melompat bahagia dan wajahnya merona dengan cara menggemaskan. Dia bahkan mengingat untuk menarik wajah di belakang Gu Ruoyun dan terkikik, "Hina aku jika kalian berani. Majulah dan lawan Pengawal Gu jika kalian pikir kalian bisa! Pengawal Gu, pukul mereka sampai mati, beri mereka semua yang kamu punya!"     

Wajah para pengawal itu berubah menjadi sangat suram.     

Mereka bahkan tidak berhasil melihat serangan wanita itu!     

Ini berarti tingkat kekuatan wanita ini sudah melampaui kekuatan mereka.     

Bukankah Tetua Er mengatakan bahwa dia hanya pengemis biasa? Mereka bertanya-tanya. Bagaimana mungkin seorang pengemis memiliki kemampuan yang begitu kuat?     

"Kamu, cepat laporkan ini pada Tetua Er."     

Pengawal yang melontarkan hinaan pada Ye Nuo angkat bicara.     

Salah satu pengawal langsung bergegas. Dia berlari seolah-olah hidupnya bergantung pada itu.     

"Ye Nuo, ayo."     

Gu Ruoyun mengangkat kepalanya sedikit dan berbicara dengan suara tenang.     

Ye Nuo tak mengatakan apa-apa dan mengikuti Gu Ruoyun saat dia pergi, menempel dekat dengan Gu Ruoyun. Ye Nuo membusungkan dada dan berjalan keluar dari pintu dengan angkuh.     

Tak ada pengawal yang berani menghentikan mereka, membiarkan mereka meninggalkan ruangan tanpa dihadang lagi.     

Di halaman, dedaunan pohon willow menghembuskan udara yang sepi. Hembusan angin segar bisa dirasakan, seperti belaian lembut tangan lembut seorang ibu.     

Gu Ruoyun dan Ye Nuo baru saja luar dari ruangan ketika terdengar suara keras dari jarak yang dekat. Suara itu memberikan getaran ke seluruh gedung.     

"Gadis kecil, kamu sungguh berani. Kamu berani meletakkan tanganmu pada anggota Keluarga Murong! Tidakkah orang tuamu mengajarimu bagaimana bertingkah sebagai tamu di rumah orang? Apa kamu tak pernah belajar tata krama?"     

Sesosok orang tua turun di depan mereka dari udara tipis. Wajah tuanya sedingin es ketika dia melotot dingin ke arah Gu Ruoyun.     

Gu Ruoyun menghentikan langkahnya dan menatap tanpa ekspresi pada tetua di depannya. Dia menjawab ketus, "Ibuku hanya mengajarkan aku ini: 'Ketika seorang tamu datang ke rumahmu, kamu harus memperlakukan mereka dengan sopan santun'. Dia pastinya tidak mengajariku untuk memperlakukan tamu seperti pengemis dan mengusir mereka keluar. Mungkinkah ini adalah tata krama keluarga yang khusus untuk Keluarga Murong?"     

Tetua Er mengerutkan kening dan berpikir bahwa nona yang berpakaian hijau, yang memiliki wajah cantik, murni dan mulus ini, tidak tampak seperti pengemis.     

Akan tetapi, Rou'er mengatakan bahwa wanita ini adalah pengemis jadi informasi itu tidak mungkin keliru.     

Rou'er, wanita baik dan cerdas, tidak mungkin memanipulasi dirinya untuk melakukan hal seperti itu.     

"Hmm!"     

Tetua Er mendengus dingin saat memikirkan ini dan menjawab dengan sombong, "Kamu sepenuhnya benar, gadis kecil. Orang pastinya harus memperlakukan tamu mereka dengan sopan santun. Tetapi apa kamu benar-benar tamu Keluarga Murong? Kami para tetua tak pernah menerima kedatanganmu kesini. Nona Sulung tidak memberimu undangan jadi apa kamu benar-benar dianggap sebagai tamu Keluarga Murong?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.