Enam Suami Tampan

Rayuan itu juga harus ada harganya



Rayuan itu juga harus ada harganya

3Esok paginya, hari tampak sangat cerah. Dong Huiying yang merasa segar sudah bangun. Berbeda dengan seseorang di sampingnya selalu bersandar di sisinya. Ia mendorong beberapa kali, tetapi segera, pria itu menempel lagi.     

Dong Huiying membuka matanya dengan bingung. Ini pertama kali ia melihat dada pria itu yang ternyata sangat seksi dan bidang, ia terkejut dan terlihat muram.     

"Liang Shujun!!!"     

"Sang Istri, ada apa? Ini masih pagi sekali, kenapa kau berteriak sekeras itu."     

Liang Shujun merelakan tangannya untuk menjadi sandaran tidur Dong Huiying yang ada di sampingnya. Tampilan mereka acak-acakan bahkan terlihat sangat berantakan dan malas.     

Dong Huiying duduk dengan tergesa-gesa dan ia dengan cepat memeriksa pakaiannya.     

Yup, pakaiannya masih ada di tempatnya dan terpakai dengan sempurna, jadi ia bisa tenang.     

Liang Shujun terlihat sangat lucu. Ia juga segera duduk lalu memeluk bahu Dong Huiying dari belakang.     

"Istriku..." Suara itu sangat mempesona dan terdengar sangat genit. Ia bahkan menggosok pipinya pada bahu Dong Huiying.     

Dong Huiying melompat menjauh.     

Wajahnya berubah menjadi kebiru-biruan dan pucat. Ekspresinya ini terlihat sulit ditafsirkan, entah sedang marah atau ketakutan.     

"Apa kau mau mati?"     

Dong Huiying mengutuk dan kemudian menatap ke lantai lagi, "Kamu…" Sejujurnya ia masih heran, bagaimana Liang Shujun bisa naik ke tempat tidurnya?     

Sebelumnya, keduanya tidur di kamar yang sama, tapi salah seorang berada di tempat tidur dan yang lainnya ada di lantai.     

Tetapi ketika ia bangun dan tiba-tiba melihat lelaki itu berbaring di ranjang yang sama dengan dirinya, ia terkejut dan malu.     

Liang Shujun mengangkat alisnya, "Kita adalah suami-istri. Bukankah masuk akal untuk berbagi ranjang yang sama?"     

Liang Shujun lalu mengangkat rambutnya untuk diikat dan turun dari tempat tidur dengan cuek.     

Dong Huiying menggertakkan giginya, "Jangan paksa aku!"     

"Hem?"     

Liang Shujun langsung tampak bingung.     

Melihat pria itu mulai mendekatinya lagi, Dong Huiying mulai memberikan nada peringatan. "Eiitts!!!"     

Liang Shujun sepertinya tidak banyak belajar dari kejadian sebelumnya.      

Namun dengan cepat Dong Huiying yang sedang duduk tiba-tiba kembali terbaring karena tarikan kilat dari Liang Shujun.     

Sayangnya Liang Shujun lupa bahwa ranjangnya terlalu keras. Punggungnya yang masih terluka langsung terasa sakit saat membenturkan badannya ke ranjang. Ia langsung mendengus, tetapi matanya tetap terlihat penuh kelembutan.     

"Sang Istri, apa kau menginginkannya?"     

Ada sedikit kegugupan di wajahnya dan senyumnya terlihat kaku. Dong Huiying ingin mendorongnya pergi tanpa sadar dan seketika Liang Shujun terdorong dengan kuat. Sayangnya, respon Liang Shujun lebih cepat dan menarik Sang Istri ke lengannya.     

Alhasi, Dong Huiying yang terduduk di pinggang Liang Shujun sekarang.     

"Apa kau tahu?" Suara Dong Huiying terdengar serak untuk sementara waktu, "Rayuan itu juga harus ada batasnya."     

Ia membungkuk perlahan dan Liang Shujun menelan ludah.     

"Ahahahha, Sang Istri, jangan mengajakku bercanda."     

"Apa aku terlihat seperti bercanda?" Jawab Dong Huiying.     

Dong Huiying mengangkat satu alisnya, "Ini pasti juga kali pertamamu. Aku tahu kalau kita adalah suami-istri, dan kupikir aku harus sedikit bekerja keras dan serius tentang ini, apa kamu sanggup?"     

Dong Huiying mungkin tidak sadar seberapa menggodanya dirinya saat ini, penampilan yang tidak jujur ​​ini sangat menyenangkan.     

Liang Shujun pun jadi terlihat bersemangat.     

Jika sebelumnya Dong Huiying merasa muak padanya, akhir-akhir ini ia tiba-tiba memiliki pemikiran lain tentang pria ini.     

"Baiklah," Liang Shujun tersenyum seperti bulan purnama yang cerah dan pria itu menjadi tenang. Alih-alih menolak pendekatan yang dilakukan oleh Dong Huiying, Liang Shujun justru menutup matanya, mengerutkan bibirnya, dan tampak seperti sedang menunggu untuk setubuhi duluan.     

Dong Huiying terkejut, lalu ia mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Liang Shujun dan mereka berciuman dengan ganas.     

Bagaimanapun, pria ini adalah miliknya dan dia selalu menggodanya. Walau tidak terlalu memiliki kasih sayang untuknya, namun bukan berarti bahwa Dong Huiying bisa menahan diri dari godaan-godaan yang diberikan oleh Liang Shujun. Hari ini saja, dia memutuskan untuk memberikan sedikit pelajaran padanya.     

Tapi tanpa menunggu untuk mencium bibirnya, Liang Shujun tiba-tiba memegang pinggangnya, dan posisi keduanya terbalik seketika.     

Liang Shujun membuat Dong Huiying berada di bawahnya dan mulai menekan tubuhnya perlahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.