Enam Suami Tampan

Berbaring Di Atas Tempat Tidur Bersamanya



Berbaring Di Atas Tempat Tidur Bersamanya

2"Sini, akan ku bantu memakaikan obat ini di tubuhmu, dengan begitu kamu tidak akan takut pada angin yang berhembus dan membuatmu sakit kepala lagi."     

Dengan tenang, Liang Shuyu bangkit dan menyeka dahinya. Ya, dirinya mulai merasa canggung lagi pada Sang Istri.     

Di sisi lain, Dong Huiying dengan teliti menempelkan kain putih yang sudah di isi obat itu ke dahi Liang Shuyu dan mengikatnya dengan kuat, setidaknya tidak mudah lepas dan membuat Liang Shuyu nyaman bergerak. Seketika bau obat-obatan herbal yang Dong Huiying racik langsung tercium dan sangat menyengat hingga membuat Laing Shuyu mengerutkan keningnya.     

Setelah selesai mengikat, Dong Huiying bermaksud menyuruhnya pergi. Anehnya, Liang Shuyu tiba-tiba menarik pinggangnya hingga terbaring di atas tempat tidur bersama Liang Shuyu.     

"Liang Shuyu??"     

Liang Shuyu menggosok-gosok pipi mungil Dong Huiying sepenuh hati seolah istrinya kali ini seperti hewan peliharaan yang lucu.     

"Sang Istri, aku lelah. Temani aku tidur hari ini, boleh? Lagi pula beberapa hari ini kamu sudah tidak di rumah, kakak pertama dan Lao Si juga pergi. Alhasil hanya ada aku dan Liang Yixuan saja di rumah. Aku tidak bisa tidur nyenyak saat malam."     

 Dong Huiying yang menerima perlakuan yang intim seperti ini pun hanya bisa melotot dengan terkejut. 'Astaga, apa yang dilakukan Shuyu?'     

Dong Huiying pun merasa bahwa permintaan Liang Shuyu ini agak mencurigakan dan terasa mengganjal. Ia pun bermaksud untuk bangun dan melepas pelukan Liang Shuyu. Sayangnya, saat Dong Huiying hendak bergerak untuk bangung, ia menyadari bahwa Liang Shuyu sudah mengorok sembari mengerutkan alisnya, seolah pria ini sudah terlelap dalam mimpi.     

Apa dia benar-benar sudah tertidur?     

Melihat bayang-bayang biru gelap di bawah matanya, Liang Shuyu tampak tertidur dengan gelisah. Hal ini sungguh membuat Dong Huiying jadi terkejut. Seketika ia merasa ada sesuatu yang menyakitkan di hati pria ini.     

Namun memikirkan permintaan Liang Shuyu, Dong Huiying sebenarnya sudah tidak terbiasa berbagi tempat tidur dengan orang lain sejak beranjak dewasa. Apalagi dengan seorang pria, ini benar-benar memalukan.     

Dong Huiying berusaha keras untuk bangun tapi tangan Liang Shuyu yang ada di pinggangnya tidak mudah untuk dipindahkan. Bila Dong Huiying terlalu keras melawan, ia takut hal itu justru mengganggu istirahat Liang Shuyu. Dengan berat hati, akhirnya Dong Huiying memutuskan untuk menunggu Liang Shuyu bangun saja.     

Berada dalam situasi seperti ini sungguh membuat otak Dong Huiying jadi kacau. Ia tidak tahu waktu yang tepat saat Liang Shuyu terbangun dari tidurnya. Pada akhirnya, Dong Huiying pun juga merasa ngantuk.     

Dong Huiying akhirnya ikut tertidur diatas kasur bersama Liang Shuyu. Ia pun tidak tahu bahwa setelah dirinya tertidur, Liang Shuyu membuka matanya dan matanya memancarkan pandangan yang sangat jernih.     

Liang Shuyu pun menatapnya untuk waktu yang lama, dan kemudian diam-diam, tersenyum dengan tenang.     

Liang Shuyu bangkit dan menutupinya dengan selimut, lalu berjalan perlahan.     

Ketika keluar, ia menyadari bahwa Liang Yuening bersembunyi di balik pintu tanpa memperlihatkan ekspresi apapun.     

Liang Yuening menatapnya, bibirnya terlihat bergumam, namun kemudian menundukkan kepalanya. Tampaknya ia sedikit kesal akan suatu hal.     

Liang Shuyu pun menyipitkan matanya dan bertanya, "Apa kamu sudah melihatnya dengan jelas?"     

Liang Yuening terkejut.     

Liang Shuyu melanjutkan ucapannya, "Semua perempuan di dunia ini suka diperlakukan dengan lembut. Dalam hal ini, semakin kamu sering marah dan memperlakukan mereka dengan kasar, maka semakin kecil kesempatanmu untuk mendekatinya."     

Liang Yuening hanya tertegun setelah mendengar ucapan kakaknya. Mengingat interaksi antara Liang Shuyu dan Dong Huiying sebelumnya yang cukup intim, Liang Yuening menyadari bahwa perlakuan kakaknya membuatnya terlihat sangat serasi.     

"Ingat, cobalah untuk terlihat menyenangkan."     

Liang Shuyu menepuk-nepuk bahu Liang Yuening, lalu sedikit terbatuk-batuk.     

Malam semakin larut dan suhu udara semakin dingin. Liang Shuyu pun merapatkan pakaiannya lalu menyentuh sesuatu yang berwarna putih di dahinya. Tiba-tiba ada sesuatu di kilau matanya yang tidak dapat dijelaskan.     

*****     

Mungkin karena terlalu lama tidur siang, Dong Huiying pun bangun saat hari sudah mulai malam. Seketika ia pun merasa bingung dan kaget.     

Ya, apalagi kalau bukan keberadaan Liang Shuyu yang sudah hilang dari sampingnya.     

Ia pun turun dari tempat tidur dan mencari segelas air untuk diminum. Saat ini bulan dan bintang terlihat tinggi jika dilihat dari jendela. Dong Huiying yang tidur siang terlalu lama pun kesulitan untuk tidur lagi. Ia pun memutuskan untuk jalan-jalan sebentar, setidaknya bisa membuat badannya terasa lelah dan bisa membantunya tidur.     

Tiba-tiba terdengar ada suara gemerisik dari arah belakang. Ketika menoleh ke belakang, ia melihat bayangan Liang Yuening di bawah atap yang sedang menatapnya.     

Ekspresi wajah Dong Huiying langsung berubah menjadi dingin dan hendak kembali ke dalam rumah.     

"Sang, Sang Istri…" Liang Yuening memanggilnya dengan datar. Dong Huiying terkejut untuk sementara waktu. Ya, panggilannya ini merupakan sapaan pertama Liang Yuening kepada istrinya dengan sopan.     

Dong Huiying perlahan menghentikan langkahnya dan berusaha melihat ekspresi wajah Liang Yuening dengan penuh rasa tidak nyaman.     

Setelah diam terlalu lama karena masih mempertanyakan perubahan sikap Liang Yuening ini. Liang Yuening seketika mulai berbicara, "Aku, aku merasa tidak enak badan."     

Dong Huiying berkata dengan cuek, "Tanganmu!"     

Liang Yuening menuruti perkataan Dong Huiying dan memberikan tangannya tepat pada posisi urat nadi untuk diperiksa. Entah ilusi atau bukan, benarkah mata Dong Huiying terlihat berbinar kali ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.