Enam Suami Tampan

Seorang Pria, Seekor Kucing, dan Seekor Kelinci



Seorang Pria, Seekor Kucing, dan Seekor Kelinci

1Ketika Dong Huiying terbangun, suatu ketika ia melihat Lao Si sedang bermain-main dengan seekor kucing kecil. Tidak tahu masalahnya, pada saat itu ia seperti melihat Dong Huiying sebagai seorang musuh. Ia bahkan memasang wajah ketakutan seakan Dong Huiying mungkin akan menyakitinya.     

"Kamu menyukai kucing itu?"     

Lao Si perlahan-lahan menganggukkan kepalanya.     

"Kalau begitu pelihara saja."     

Tatapan mata Lao Si tiba-tiba berbinar-binar.     

Seketika itu juga terdengar suara dan muncullah seekor kelinci putih gemuk. Kelinci itu juga langsung mendekatkan kepalanya pada Lao Si. Mata kecil polos kelinci kecil itu seolah bertanya, 'apa kamu melupakan aku?'.     

"Baiklah, si kecil ini juga."     

Ya, saat ini Dong Huiying seakan melihat persahabatan antara seorang pria, seekor kucing, dan seekor kelinci.     

Lao Si mengedipkan matanya lalu menundukkan kepala sambil menjaga sikap diamnya. Hal itu perlahan membuat bulu mata lentiknya terlihat jelas. Bagian lehernya mulai berubah warna dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk kawan-kawan berbulunya itu.     

*****     

Sebelumnya, karena kekurangan uang dan kondisi hidup yang buruk, Dong Huiying harus menahan nafsu makannya. Setiap hari, ia dan keluarga Liang harus makan roti kukus yang terbuat dari biji-bijian kasar dan bisa membuat tenggorokannya serak. Mereka sangat jarang bisa makan roti kukus gandum, dan bahkan sering kali hanya bisa makan bubur encer yang diberi kubis dan kentang goreng.     

Makanan seperti itu jelas terasa sulit untuk ditelan oleh Dong Huiying mengingat kehidupannya dulu yang sangat kaya dan hampir setiap hari makan makanan enak seperti mie dan daging babi. Ketika memasak kali ini, ia memutuskan untuk memasak daging babi terlebih dahulu.     

Karena di sini hanya ada Dong Huiying dan juga Lao Si, apalagi besok mereka akan kembali ke desa, Dong Huiying tidak memasak terlalu banyak makanan. Ia menanak nasi pada sebuah panci dan memberikan setetes minyak agar nasi bisa terlihat sedikit mengkilap.     

Sebagai pecinta makanan, Dong Huiying bukan hanya suka makan tetapi juga harus jago masak. Ketika memiliki waktu luang, ia menyempatkan diri untuk melihat-lihat resep masakan di internet. Ia mungkin lebih berbakat dalam hal masak-memasak.      

Selain itu, ia juga belajar memasak dari para koki yang bekerja di hotel-hotel terkenal bintang lima yang dikenalkan oleh pasien-pasiennya. Tidak sedikit pula belajar dari peserta lomba memasak tingkat internasional. Ia belajar banyak dari mereka hingga pandai membuat masakan khas China, makanan Barat, makanan Thailand, makanan India, dan lain sebagainya.     

Saat ini, Dong Huiying memotong beberapa daging, mengirisnya, dan memanasinya sebentar. Setelah itu, ia memasak lemak babi pada sebuah panci besar dan ini membuatnya terlihat sangat sibuk.     

Lao Si meletakkan kucing kecilnya ke lantai lalu berjongkok di dekat tungku dan membantunya menyalakan api.     

Dong Huiying tersenyum penuh rasa kagum dan berkata, "Terima kasih."     

Ekspresi wajah Lao Si tampak malu-malu tapi itu tidak membuat gerakan tangannya melambat. Ia memasukkan dahan-dahan kayu kering dan meniupinya menggunakan kayu bambu hingga api menjadi semakin besar.     

Saat memasak, hembusan uap panas seolah tertiup ke wajah Dong Huiying hingga membuat wajahnya menjadi hangat. Setelah daging babi goreng dikeluarkan dari wajan dan di letakkan di atas piring, ia melihat Lao Si seolah ingin segera memakannya dan ini membuat senyuman Dong Huiying semakin lebar.     

Setelah selesai dengan daging babi goreng, Dong Huiying segera mengeluarkan sebuah panci dan mengisinya dengan air untuk membuat sup. Sup yang akan dibuatnya kali ini adalah sup sayuran yang sangat kaya rasa. Dulu ketika ia sedang memasak ini di rumah, tetangganya akan mengeluarkan kepala dari jendela rumah dan mencari asal aroma harum masakan ini.     

Nah, inilah yang disebut dengan kaya akan cita rasa.     

"Selesai, ayo makan!"     

Setelah selesai mencuci tangan, Dong Huiying segera memanggil Lao Si. Ia juga mengambil mangkuk dan memasukkan satu centong penuh nasi, lalu duduk di hadapannya. Ia melirik kelinci gemuk dan anak kucing yang berdiri di kaki kiri dan kanannya. Setelah itu, Lao Si meletakkan sepotong daging di depan anak kucing dan mengambil beberapa sayuran untuk memberi makan kelinci.     

Si anak kucing dan kelinci itu mencium makanan di hadapan mereka lalu memakannya dengan lahap. Lao Si terkejut melihat hidangan yang ada di hadapannya. Ia menelan ludahnya hingga jakunnya bergerak turun-naik, lalu mengambil sumpit dan mencicipi makanannya. Setelah merasakannya, matanya menjadi sangat terang dan cerah, dan ia cepat-cepat memasukkan banyak nasi dari sumpit dan mengambil sepotong daging babi tanpa lemak. Setelah semua itu memenuhi mulutnya, pipinya mulai sibuk mengunyah.     

Dong Huiying yang melihat suaminya makan dengan lahap seolah mendapatkan kebahagiaan ganda dan membuatnya tersenyum lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.