Istri Kecilku Sudah Dewasa

Memberi Hukuman kepada Keponakan (2)



Memberi Hukuman kepada Keponakan (2)

0Pengawal kedua belas tahu kalau Nyonya kecilnya ini mau berbuat hal nakal dan iseng lagi. Jadi, dia pun bersikap sangat kooperatif dengan maju ke depan, lalu mengeluarkan batu dari ruang sihirnya. Sebab, batu adalah benda yang paling tidak mungkin tidak ada di ladang sihir di ruang sihir.     

Wen Yixi tertegun, Apa yang mau dilakukan bocah ini? batinnya.     

"Pengawal kedua belas, berikan batu itu ke putri Wen Yixi."     

Liuli Guoguo mengaitkan tangannya ke belakang punggung dan bersikap seperti sesepuh yang berwibawa.     

"Laksanakan!" jawab pengawal kedua belas. Dia pun memberikan batu itu kepada Wen Yixi.     

"Bibi, apa yang mau anda lakukan padaku?" Firasat buruk menyeruak ke dalam hati Wen Yixi. Dia melihat ke arah Liuli Guoguo dengan menunjukkan ekspresi polos dan sedih.     

Dia mengira dengan menunjukkan ekspresi seperti ini, apa aku akan melembut? Cih! batin Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo melengkungkan bibirnya, "Pegangilah batu ini, lalu berlari mengitari pusat istana kerajaan. Saat berlari, kamu juga harus mengatakan 'Aku salah, aku salah, aku tidak seharusnya bersikap sombong dan seenaknya! Aku tidak seharusnya mencambuk pelayan istana!'. Pengawal kedua belas, kamu ikuti putri Wen Yixi di belakangnya dan awasi dia baik-baik!"     

Liuli Guoguo melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana Wen Yixi mencambuk pelayan istana dengan begitu galak dan kejam tadi. Karena dulu dia pernah dicambuk dan dipukul seperti itu juga saat masih sangat muda, jadi dia tahu rasanya. Rasanya sakit, sangat sakit sekali. Sehingga, tanpa sadar dia berpihak langsung ke pelayan istana itu. Karena itu juga, dia tidak akan pernah membiarkan Wen Yixi begitu saja.     

Pengawal kedua belas tertegun. Nyonya kecil, apa benar-benar tidak masalah melakukan ini? Bagaimanapun dia ini seorang putri, batinnya.     

Liuli Guoguo menerima pesan yang diberikan oleh pengawal kedua belas. Mata anggurnya yang besar langsung memelototinya, dan dia menjawabnya dengan tatapan yang tegas sekali, Memangnya bisa menimbulkan masalah apa? Apa seorang putri boleh mencambuk seorang pelayan istana seenaknya!     

Setelah menerima jawaban dari isyarat mata Liuli Guoguo ini, pengawal kedua belas pun bergegas menjawabnya juga dengan isyarat mata tanpa ada keraguan lagi, Baiklah nyonya kecil! Aku akan melaksanakannya! Aku pasti akan mengawasi putri Wen Yixi ini!!      

Wen Yixi masih tercengang cukup lama, baru kemudian sadar dari keterkejutannya. Dia sampai tidak bisa berkata-kata, "Ini… Ini… Ini… Bibi. Hukuman ini terlalu berat!" Bahkan dia sudah tidak peduli, dan tidak takut lagi dengan keberadaan Xuanyuan Pofan yang ada di samping mereka saat menghadapi hukuman yang sangat konyol itu.      

Menyuruhku memegang batu besar dan mengelilingi pusat istana kerajaan, bahkan harus mengatakan kata-kata seperti itu? Bukannya ini bisa membuat semua orang yang ada di dalam istana kerajaan, khususnya para pelayan istana yang rendahan menertawakanku! Lebih baik membunuhku daripada harus melakukan ini! Bagaimanapun aku ini seorang putri! batinnya.     

Liuli Guoguo tahu kalau Wen Yixi pasti sama seperti adik keempatnya itu, karena dari kecil pasti sudah terbiasa dimuliakan dan dimanjakan. Jadi, dia tidak akan mungkin bersedia begitu saja, menerima hukuman seperti ini.     

Liuli Guoguo batuk-batuk sejenak, lalu memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki oleh orang di sampingnya. "Raja Huayou, putri Wen Yixi merasa hukuman yang kuberikan terlalu berat. Bagaimana menurutmu?"     

Paman keenam, bocah yang kamu besarkan ini berlagak sombong sekali, kamu harus mengajarinya baik-baik! batin Wen Yixi. Dia lalu menaruh harapan terakhirnya kepada paman keenamnya. Sebab, dia tidak mau menerima hukuman semacam itu.     

Lalu, detik berikutnya.     

"Apa yang dikatakan oleh istriku, maka itu yang benar, turuti saja." Begitu melontarkan ucapan ini, Xuanyuan Pofan mencubit wajah kecil Liuli Guoguo. Tapi, tangan kecil Liuli Guoguo langsung melepaskan tangan besar itu. Dia merasa kalau perbuatan Xuanyuan Pofan ini bisa merusak wibawa seorang senior dalam dirinya di depan Wen Yixi.     

Wen Yixi benar-benar putus asa. Wajah kecilnya sangat muram, dan keringat dingin bercucuran di keningnya. Sekujur tubuhnya bergetar hebat. Semua orang bilang kalau paman keenamnya sangat menyayangi dan memanjakan istri kecilnya tanpa batas. Dia benar-benar langsung melihat dan merasakan hal ini sendiri kali ini.     

***     

Setelah selesai menangani urusan Wen Yixi, Xuanyuan Pofan menggandeng tangan kecil Liuli Guoguo dan meneruskan perjalanan mereka menuju bangunan Kun Ning. Lalu, ketika baru saja menginjakkan kaki masuk melewati pintu bangunan Kun Ning, mereka mendengar suara tawa Ratu yang penuh kasih sayang dan suara tawa bahagia dari dua gadis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.