Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kenapa Liuli Guoguo Takut Suara Guntur



Kenapa Liuli Guoguo Takut Suara Guntur

3Namun tidak ada yang menyangka, begitu ucapannya ini terlontar, tiba-tiba terdengar suara guntur yang sangat menakutkan di luar sana. Setelah itu, tiba-tiba datanglah angin kencang, awan gelap menutupi langit, dan cahaya bulan serta bintang yang dikaburkan oleh awan.     

"Huaaahhh!" teriak Liuli Guoguo. Dia memegang perutnya, lalu berlari dengan cepat menuju ranjang. Dia bersembunyi di dalam selimut dengan sekujur tubuhnya yang gemetaran. Aku paling takut dengan guntur! batinnya.     

"Nyonya kecil, jangan takut. Kami semua ada di sini!" Beberapa pelayan langsung berkumpul bersama dalam sekejap. Nyonya kecil sangat takut sekali dengan suara guntur, apa yang harus kami lakukan? Apalagi Tuan tidak ada di sini. Nyonya kecil pasti sangat takut! batin mereka.     

Namun, detik berikutnya, mata beberapa pelayan bersinar cerah dan ekspresi mereka sangat terkejut serta gembira dalam sekejap.     

***     

"Hiks hiks hiks, kakak Po, di mana kamu? Paman guntur jahat sekali! Hiks hiks hiks!"     

Tidak peduli berapa usianya, Liuli Guoguo tetap saja seorang anak kecil yang tak berdaya di depan suara guntur yang menggelegar. Dia merasa tak aman sama sekali. Jadi dia sangat mengharapkan sebuah pelukan yang kokoh dan hangat. Mengharapkan dipeluk dan mengharapkan untuk selamanya dan tidak akan pernah ditinggalkan oleh siapapun.     

Waktu itu, Liuli Guoguo hanya berumur tiga tahun. Hari itu angin bertiup sangat kencang dan hujan turun sangat deras. Tepat di malam hujan deras penuh guntur itu, Liuli Susu, kakak kedua Liuli Guoguo hilang di tengah hujan badai. Li Qiulan, ibu kandung Liuli Guoguo menggila, sebab dia menerjang hujan badai di luar hanya untuk mencarinya.     

Liuli Fu, ayah Liuli Guoguo tidak bertanya apapun, dia hanya menyuruh beberapa pengawal untuk menemani ibu Liuli Guoguo mencari kakak keduanya. Sedangkan ayahnya hanya di kamar bersama bibi Hong Mudan karena tengah menikmati malam yang indah.     

Liuli Tian, kakak pertama Liuli Guoguo sangat panik dan cemas sekali. Dia membawa para pelayan dan pengawal kediaman untuk ikut pergi keluar mencari Liuli Susu. Jadi, di kediaman tempat tinggal Liuli Guoguo hanya tersisa dia seorang saja.     

Pada saat itu, dia hanya seorang gadis kecil berumur tiga tahun, hanya gadis yang masih sangat suka dimanja. Jadi dia tidak tahu apa maksudnya kakaknya menghilang. Dia hanya tahu, saat tengah malam, guntur terus menggelegar dengan kerasnya, dan hanya menyadari kalau ibu kandungnya yang biasanya tidur memeluknya tidak ada di sampingnya.      

Angin kencang bertiup dengan gila di jendela, suara guntur terus menggelegar di telinga. Tidak peduli bagaimana Liuli Guoguo menangis atau berteriak memanggil semua orang, namun tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan ibunya ataupun pelayannya yang masuk ke dalam kamar untuk memberinya pelukan hangat.     

Suara guntur sangat keras sekali dan sering diiringi dengan kilat. Liuli Guoguo hanya merasa kalau di dunia ini tidak ada orang yang menginginkannya. Tubuh kecilnya gemetaran dengan hebat. Dia tidak bisa melihat apapun di kegelapan malam. Tubuh kecilnya bergetar ketakutan.      

Liuli Guoguo lalu merangkak turun dari ranjang dan menangis dengan histeris, tapi tetap saja tidak ada orang yang memedulikannya. Dia merangkak terus di lantai, meraba-raba karena ingin keluar untuk mencari ibu dan kakaknya, serta pelayan pribadinya. Namun, suara guntur di luar sana semakin lama semakin keras. Suara keras yang menggelegar terdengar, dan suara hujan deras yang terus berjatuhan di tanah.     

Saat hampir saja berhasil merangkak keluar dari ruangan, Liuli Guoguo yang masih kecil benar-benar sudah tidak kuat. Akhirnya dia pun pingsan ketakutan karena suara guntur. Karena itulah, sejak hari itu, suara guntur menjadi trauma yang tertinggal dalam hati Liuli Guoguo.      

Rasa takut dan ngeri tertancap dalam bagi Liuli Guoguo. Jadi setiap kali suara guntur menggelegar, jantungnya pasti langsung deg-degan, dan dia merasa tidak aman. Dia takut ditinggalkan dan sangat berharap untuk dipeluk serta dilindungi.     

Sejak bersama Xuanyuan Pofan, ajaibnya dia seperti jarang sekali bertemu dengan cuaca yang penuh guntur. Hanya beberapa kali saja terjadi, dan waktu itu Liuli Guoguo pasti akan langsung dipeluk dengan kencang oleh Xuanyuan Pofan dan ditenangkan olehnya. Namun kali ini, tidak ada Xuanyuan Pofan dan tidak ada pelukan hangat.     

Rasa putus asa atas kesendirian dan kesepian langsung menyeruak ke sekujur tubuh Liuli Guoguo, dan bahkan menyerang setiap anggota tubuhnya. Walaupun sudah bersembunyi di dalam selimut, namun seluruh tubuhnya masih saja gemetaran. Dia terus memanggil nama Xuanyuan Pofan di dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.