Istri Kecilku Sudah Dewasa

Gadis Bodoh, Kamu Pasti Akan Menyukainya



Gadis Bodoh, Kamu Pasti Akan Menyukainya

3"Apa yang kamu pakaikan kepadaku?" Liuli Guoguo akhirnya berhenti memberi belakang kepalanya kepada pemuda itu. Dia menoleh dan memelototi penuh marah kepada pemuda itu dengan mata anggurnya yang besar.     

Mata phoenix di balik topeng giok putih dari pemuda itu melengkung, lalu dia tersenyum licik, mencubit wajah kecil Liuli Guoguo yang lembut dan berkata, "Aku memakaikan sebuah benda yang sangat berharga, dan sangat berguna sekali. Kedepannya, kamu akan mengetahuinya sendiri. Suka kah?"     

"Aku tidak suka!"     

Belum juga pemuda itu selesai bicara, Liuli Guoguo sudah melontarkan ucapannya dengan marah dan nada yang galak sekali. Dia menarik tangan kirinya, lalu memandangi tangannya. Dia ingin sekali melepaskan barang yang dipakaikan oleh pemuda itu di tangannya. Namun sayangnya, dia menyadari kalau tidak ada apa-apa di tangannya.     

"Gadis bodoh, kamu pasti akan menyukainya." Pemuda itu mengetuk ujung hidung Liuli Guoguo.     

Melihat Liuli Guoguo yang marah-marah seperti singa kecil, dia merasa kalau gadis itu imut sekali. Jadi dia tidak bisa menahan diri untuk mengelus kepala Liuli Guoguo seperti sedang menenangkan anjing kecil, lalu bangkit dari tepi ranjang.     

"Teknik apa yang kamu gunakan? Benda apa yang kamu pakaikan padaku?!" Liuli Guoguo panik, dia takut pemuda itu memakaikan benda yang tidak baik dan menakutkan padanya, yang membuat nyawanya terancam.     

Pemuda itu tampaknya suka sekali melihat gadis itu sedang panik dan tak berdaya seperti ini. Kemudian dia mengetuk kening Liuli Guoguo yang lembut dan cerah itu, "Ya, di tanganmu itu..."     

Liuli Guoguo langsung berdiri sambil memeluk selimutnya dan berkata dengan marah, "Lepaskan benda itu! Aku tidak mau!"     

Namun, dia malah ditekan ke ranjang lagi dengan begitu arogan oleh pemuda itu, lalu berkata dengan suara yang anggun dan memikat, namun juga begitu serius dan penuh nada bersalah. "Malam ini dingin, apalagi ini sudah larut malam. Cepat tidurlah saja, aku akan pergi."     

"Kamu…"     

"Jangan merindukanku. Em… Namun boleh sih merindukanku. Tapi jangan sampai malah membuatmu sakit. Nanti kalau kamu sakit, aku malah akan sedih." Pemuda itu menepuk selimut yang membungkus tubuh Liuli Guogo.      

Dia benar-benar ingin secara langsung menindih gadis itu. Lalu, menggigit wajah kecil gadis itu yang walaupun penuh bopeng, namun sangat lembut, baru kemudian pergi. Namun sayangnya dia tak berdaya, karena bibirnya sama sekali tak bisa mendekat ke tubuh gadis itu. Sungguh sayang sekali.     

Pemuda itu bicara dengan tatapan tidak rela untuk pergi meninggalkannya. Dia pun kembali mencubit wajah kecil gadis itu beberapa kali, lalu mengabaikan sikap marah dan kesal dari gadis itu. Setelah itu, dia mengibaskan lengan bajunya dan pergi dari sana.     

Saat dia pergi seperti angin yang bertiup dengan cepat, hal itu membuat Liuli Guoguo sampai tercengang.     

***     

Di gerbang perguruan tinggi Xing Yun,     

Daun-daun salju beterbangan, seberkas cahaya putih melintasi langit malam yang tenang, dan seorang pemuda berjubah putih yang bak dewa mendarat dengan mantap di pintu gerbang perguruan tinggi Xing Yun.     

Mata phoenix di wajah tampan pemuda bertopeng giok putih dan berjubah putih yang tanpa cacat, yang berada di balik topeng itu dipenuhi dengan kebahagiaan. Jelas sekali dia bisa langsung melesat pergi ke negeri Lie Hun, namun dia juga merasa belum puas bersenang-senang.     

Kemudian dia menoleh dan melihat binatang besar dengan sisik berkilauan di sekujur tubuh binatang itu. Itu adalah kuda terbang Cangmo.     

Kuda terbang Cangmo melihat pemuda yang tampak arogan dan sombong itu. Mata bulatnya langsung memicing dan dipenuhi kemarahan, cakar raksasanya bergetar, dan dia ingin langsung menerkam pemuda itu dan langsung menginjaknya di bawah kakinya. Namun, entah kenapa seluruh tubuhnya gemetar dan tak bertenaga, kepalanya terasa begitu berat sekali.     

Dia mengibaskan ekornya, keempat cakar raksasanya melengkung ke dalam begitu saja. Dia berusaha keras untuk bisa berdiri lagi, namun belum juga bertahan satu detik, dia kembali jatuh dengan keras.     

Saat tubuh gemuknya jatuh di tanah dengan sangat keras, pepohonan di sekelilingnya dan juga gerbang perguruan tinggi Xing Yun langsung bergetar. Si tua Xian Wen yang tinggal di pohon rotan sihir dengan meminjam akar pohon sihir untuk melatih sihir mereka akan berkembang, dengan cepat langsung terbangun.     

Seluruh daun pohon rotan sihir berjatuhan karena getaran itu. Membuat si tua Xian Weng langsung mengerutkan kening tuanya dengan keras. Saat hendak memaki, dia melirik sosok pemuda bertopeng giok putih yang berdiri di pintu gerbang perguruan tinggi Xing Yun.      

Setelah itu, dia langsung memejamkan mata tuanya erat-erat. Seluruh tubuh pohonnya gemetaran tak terkendali dan keringat sudah bercucuran. Aku tak melihat apa-apa! Aku tak melihat apa-apa! batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.