Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bermain Api



Bermain Api

1Mata phoenix pemuda bertopeng giok putih itu membeku seketika. Karena dia merasakan lagi lapisan simbol segel wilayah terlarang yang tak terlihat di wajah kecil Liuli Guoguo. Jika dia semakin mendekat lagi, maka suhu gelombang panas itu akan semakin memanas dan menunjukkan kepemimpinan wilayah itu kepadanya.      

Aku tidak boleh semakin mendekat! Kalau tidak, gelombang panas itu akan menabrakku dengan keras dan akan sangat melukai aura kekuatanku! batinnya.     

Dengan pemikiran ini, mata angkuh pemuda bertopeng giok putih itu agak memicing untuk menunjukkan kalau ini berbahaya. Kemudian dia mengangkat lengannya, lalu menggendong Liuli Guoguo dan menaruh Liuli Guoguo di atas meja kayu pir yang tidak jauh dari mereka.     

Karena tindakannya ini cukup terburu-buru, keranjang bunga dan juga beberapa buku yang ada di atas meja pun bergetar begitu pantat kecil Liuli Guoguo baru saja menyentuh meja dengan keras.      

Keranjang bunga pun jatuh ke lantai, semua selimut yang ada di dalam yang biasanya digunakan para chinchillanya untuk tidur pun terjuntai keluar dari keranjang bunga. Meja pun jadi berantakan dalam sekejap.     

Jantung Liuli Guoguo sampai hampir melompat dari tenggorokan, karena jantungnya berdetak dengan kencang. Wajah kecilnya yang penuh bopeng pun tampak semakin jelek karena rasa takut dan ngeri. Segel simbol samar-samar terlihat di sekeliling kamarnya, namun beberapa chinchilla di atas tempat tidur bahkan masih tertidur dengan nyenyak.     

Kali ini, tidak peduli seberapa kerasnya Liuli Guoguo memanggil kelinci kecil cantik di dalam hatinya, tapi kelinci kecil cantik masih saja tidak keluar dari ruang sihirnya. Ini berarti, di dalam ruangan kecil yang dikelilingi simbol segel, Liuli Guoguo bak mangsa yang bersiap untuk dilahap oleh pemuda bertopeng giok putih itu. Sebab, semua serangannya berupa tendangan ataupun tinju sama sekali tidak berhasil untuk melawan pemuda itu.     

Jika pemuda ini benar-benar ingin melakukan hal jahat padaku. Aku…     

Rasa takut, ngeri, gemetaran, gelisah, dan panik. Semua emosi ini semakin lama semakin seperti kegelapan yang bahkan membuatnya tak bisa melihat kelima jarinya. Kegelapan yang membungkus erat jantung kecil Liuli Guoguo. Karena di dalam benaknya, dia benar-benar berharap dan terus berusaha memanggil sosok hitam yang sangat bermartabat, mulia dan keras itu.     

Setelah dijatuhkan di atas meja oleh pemuda itu, Liuli Guoguo yang terkejut saat ini merasa sangat marah sekali. Dia bergegas melipat kedua tangannya ke depan dada, dan terus mundur tanpa memedulikan apapun.     

Liuli Guoguo tadi memang hendak tidur, karena itulah pada saat ini, dia hanya mengenakan piyama merah muda yang sangat tipis. Walaupun piyama itu sangat longgar, tapi bagian yang menonjol di dadanya masih terlihat jelas. Terlebih lagi, bagian kerahnya sangat pendek, sehingga dapat terlihat dua bagian halus dan indah, putih dan begitu lembut itu.     

Hanya saja, pemuda bertopeng giok putih itu tidak sengaja melirik ke bagian itu, dan ini membuatnya mulai merasakan tubuhnya memanas lagi, bakan tenggorokannya sampai tercekat. Sial! Saat seperti ini sudah datang, rasanya ingin bermain api saja, batinnya. Pemuda itu terus memaki di dalam hati. Namun hatinya merasa sedih dan tidak tega saat melihat tubuh gadis itu gemetaran karena takut.      

Saat gadis itu terus mundur karena ketakutan dan hampir saja jatuh dari meja, pemuda itu langsung mengerutkan keningnya, lalu melemparkan tenaga dalamnya dengan telapak tangannya ke arah gadis itu. Kemudian, dengan mudah dia menarik kembali gadis itu dan memasukkannya ke dalam dekapannya.     

Kelinci putih kecil yang sangat putih, lembut dan kasihan, yang juga tak punya tenaga untuk melawannya itu pun akhirnya begitu saja dipeluk kembali oleh pemuda berpakaian putih itu.     

"Bajumu tipis sekali, bagaimana kalau kamu kedinginan nanti?" Pemuda itu khawatir, dia tidak bisa mengendalikan pandangan matanya, jadi buru-buru mengeluarkan mantel hangat dari ruang sihirnya. Lalu, dengan cepat memakaikan mantel itu ke tubuh gadis yang lembut dan kecil itu, dan mengencangkan mantel itu ke tubuh kecil tersebut.     

Meskipun beberapa arang api masih menyala di ember arang di dalam kamar, namun gadis itu memakai pakaian yang tipis. Jadi pemuda itu benar-benar khawatir kalau gadis itu akan kedinginan. Selain itu, dengan gadis itu memakai pakaian yang tipis seperti ini, ini merupakan siksaan tak terlihat bagi pemuda itu.     

Liuli Guoguo tertegun sejenak, seluruh hatinya yang gelisah dan takut pun mulai agak rileks. Namun perasaan tidak tenang masih memenuhi lubuk hatinya. Dia pun menggigit bibirnya sendiri dengan kencang. Sebenarnya apa yang mau dilakukan si brengsek ini! Dasar orang jahat! batinnya.     

Setelah mengencangkan mantel hangat itu ke tubuh kelinci kecilnya, pemuda bertopeng giok itu mengangkat dagu Liuli Guoguo yang seputih dan selembut salju. Dia lalu memandangi dan memperhatikan sejenak wajah Liuli Guoguo yang penuh bopeng. Kemudian, telapak tangannya menggenggam tangan kecil yang sangat lembut milik gadis itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.