Rasanya Manis?
Rasanya Manis?
"Kamu tidak perlu takut. Aku tidak akan menyakitimu." Muncul senyum jahat di sudut bibir pemuda bertopeng giok putih saat melihat si kucing di dekapannya ini terus berjuang melawan dirinya, dan terlihat semakin lama semakin ketakutan.
Ini pertama kalinya dia melihat penampilan gadis ini yang seperti itu. Padahal saat gadis itu bertarung dengan orang lain, akan selalu muncul cahaya kejam di tatapan matanya. Lalu, setiap kali beradu mulut dengan orang lain, ucapan gadis ini selalu tajam dan sangat masuk akal.
Tapi sekarang, gadis itu terlihat sangat ketakutan dan ngeri saat dikurung di dalam dekapannya. Ini malah semakin membuatnya terpikat. Mata anggurnya yang besar dan hitam itu seperti rusa kecil yang membuatnya ingin sekali merundungnya dengan meremas dan menikmatinya ke dalam dekapannya, bahkan dengan kejam dan liar.
Tiba-tiba, muncul kata-kata Lie Nieduo di alam pikiran Liuli Guoguo. Lie Nieduo bilang, pria bertopeng di depannya ini bersikap melebihi batas padanya dan selalu bicara dengan kata-kata aneh. Jadi, dia pun memaksa diri untuk tetap berpikir dengan tenang.
Pemuda ini sepertinya memang suka padaku, batin Liuli Guoguo. Dia pun menggigit bibirnya sendiri dengan kencang, lalu berkata dengan suara jernihnya, "Kamu… Kamu orang jahat! Aku tidak suka padamu! Lepaskan aku!"
Bibir indahnya yang lembut dan lembab, akhirnya bergerak dan terlihat semakin imut. Tenggorokan pemuda itu tercekat saat melihat ini, dia melengkungan bibirnya, dan tak bisa menahan diri lagi. Dia tidak bisa menunggu lagi untuk menikmati wajah kecil Liuli Guoguo pelan-pelan, serta menikmati memandangi mata anggurnya yang jernih itu.
Dia pun menarik dagu Liuli Guoguo mendekat ke arahnya. Dia ingin mencium bibir Liuli Guoguo dengan liar, menikmati ular kecil di dalam mulut kecil Liuli Guoguo. Menikmati aroma manis di bibir tersebut. Dia sangat menginginkan bagian itu sampai rasanya hampir gila.
Entah apakah rasanya lembut atau manis, ataukah lebih nyaman dari ini. Dia benar-benar ingin mengetahuinya dan merasakannya sendiri. Tapi, dia sama sekali tidak menyangka, saat bibirnya hanya berjarak satu inci dari bibir Liuli Guoguo, tiba-tiba dia merasakan ada cahaya api panas yang tak terlihat di diafragmanya.
Dia memicingkan mata phoenixnya, dan tidak percaya dengan apa yang dirasakannya ini. Dia pun semakin mendekat, namun setelah bersentuhan dengan lapisan panas yang tak terlihat yang menyentuh diafragmanya itu. Tiba-tiba ada cahaya api yang keluar begitu saja dengan ganasnya.
Detik berikutnya, tubuhnya terpental keras karena cahaya api itu. Untungnya, kekuatannya telah pulih kembali hari ini. Saat tubuhnya terpental dan menabrak pilar paviliun bunga, dia menggunakan tenaga dalamnya untuk memaksakan diri agar bisa menstabilkan tubuhnya. Namun, sayangnya dia masih saja terlempar ke belakang, dan mendarat ke lantai dengan keras.
Dia menekuk satu lututnya agar membuatnya tidak terlihat terlalu menyedihkan. Setelah itu, dia menahan tubuhnya dengan sekuat tenaga. Lalu, yang lebih tidak disangka olehnya adalah, sisa api itu seolah menembus masuk ke organ-organ dalamnya seperti kilat yang melintas.
Tidak peduli berapa banyak tenaga dalam yang digunakannya untuk menghilangkan semua sisa api di dalam tubuhnya, namun masih saja tidak bisa menghilangkan seluruh sisa api itu. Hingga akhirnya, dia pun hanya bisa memuntahkan darah kental ke lantai, dan darah segar itu tampak gelap.
Saat melihat darah yang dimuntahkannya agak gelap, terlintas kekecewaan yang muncul di mata phoenix yang kejam di balik topeng giok putih itu. Dia tidak pernah menyangka kalau sedikit jiwa iblis yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih di dalam tubuhnya ini malah terluka oleh segel simbol seperti ini.
Liuli Guoguo sudah tidak teriak-teriak lagi saat melihat ini. Dia mengangkat kakinya dan langsung lari. Dia ingin melarikan diri dan menjauh dari pemuda asing yang sangat menakutkan ini. Setelah itu dia menghentakkan ujung jarinya.
Lalu, dia yang pada dasarnya memiliki kemampuan jurus Qing Gong yang hebat, langsung melompat cepat dan menapakkan kakinya di cabang pohon bunga plum di samping paviliun bunga.
Kemudian, saat bersiap untuk melompat lebih jauh dan pergi dari sana, tiba-tiba detik berikutnya. Tubuhnya yang tampak besar bagai bacang itu ditarik lagi oleh tenaga dalam yang sangat kuat, hingga terlempar kembali ke tempat semula.
Buuukkk…
Tubuhnya yang seenteng kapas pun akhirnya kembali masuk ke dada kokoh pemuda itu. Perasaan takut seketika kembali memenuhi hati Liuli Guoguo yang kebingungan. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, namun dia tidak bisa apa-apa untuk melawannya.