Istri Kecilku Sudah Dewasa

Le.. Lepaskan Aku!



Le.. Lepaskan Aku!

2Kumis Xi Gua berdiri, dia pun berbalik dan berjalan menuju Mu Gua, kakak perempuannya yang sedang tidur di keranjang bunga.     

***     

Setelah dipakaikan mantel hangat oleh Lie Nieduo, Liuli Guoguo pun membuka payung corak bunga plumnya, lalu keluar dari gerbang dengan memegang penghangat tangannya. Dia menapaki tumpukan salju hingga berbunyi dan pergi menuju paviliun bunga yang berada di bagian selatan bangunan Kun.     

Bunga yang mekar paling bagus di musim dingin di sekitar paviliun bunga adalah bunga plum. Sebuah cabang dari pohon bunga plum menunjukkan cuaca bersalju. Namun kata orang, ini adalah waktu yang tidak baik.     

Liuli Guoguo masuk ke paviliun dengan pencahayaan cahaya bulan, lalu melihat ke kanan dan ke kiri dengan hati-hati. Dia menyadari tidak ada orang di dalam paviliun. Dia pun mengerutkan kening, lalu menaruh penghangat tangan di tangannya ke atas meja batu yang ada di tengah paviliun. Kemudian menutup payung bercorak bunga plum di tangannya.     

"Apaan ini? Bukannya dia bilang, malam jam tujuh lebih dua belas menit?"     

Apalagi, Liuli Guoguo juga telah sengaja merencanakan hal ini. Dia sengaja datang agak terlambat agar bisa melihat dari kejauhan, siapa sebenarnya pangeran kapak itu. Tapi, siapa juga yang menyangka malah jadi seperti ini. Saat dia mendekat ke paviliun bunga, dia melirik ke sekeliling dan tetap tidak melihat siapapun di sana.     

Kepingan salju di luar paviliun masih berjatuhan dan tampaknya tidak akan berhenti. Liuli Guoguo merasa, jika dia duduk, dirinya pasti kedinginan. Karena itulah, dia terus mengusap lengannya, berdiri sambil memegang penghangat tangan, lalu berjalan ke bagian paling tengah di paviliun bunga.     

Bergerak bisa membuat tubuh jadi terasa lebih hangat daripada duduk. Lalu, dia pun mulai menghitung kelinci dengan mulut kecilnya. Liuli Guoguo memutuskan menghitung sampai kelinci kecil keenam belas. Jika pangeran kapak itu masih belum juga datang, maka dia tidak akan menunggu lagi.     

"Satu kelinci putih, dua kelinci putih, tiga kelinci putih, empat kelinci putih, lima kelinci putih, enam…" Suara manis pun terdengar, namun tiba-tiba berhenti. Dia melihat seorang pemuda bertopeng giok putih yang tidak jauh darinya berjalan perlahan menghampirinya.     

Pakaiannya berkibar seperti dewa, langkahnya ringan seperti berjalan di atas teratai di air. Rambut hitamnya yang tak terhitung jumlahnya, bagaikan air terjun yang mengalir deras ke bawah hingga menjuntai ke kedua pundaknya yang lebar.     

Sekalipun ada jarak di antara mereka, tapi Liuli Guoguo masih bisa melihat mata phoenix di balik topeng giok putih itu. Tatapan tampak jahat dan liar, ditambah dengan lekungan jahat di sudut bibirnya. Membuat pakaian dan tindakannya sungguh tidak cocok.      

Dia berpakaian seperti seorang dewa, melangkah perlahan seperti dewa yang berjalan di atas awan. Tapi, mata di balik topeng giok putih itu, dan juga senyum jahatnya, sangat tidak sama dengan auranya yang bagai dewa ini. Seolah-olah, begitu pakaian putih itu dilepas, akan terlihat seorang iblis yang menakutkan pada dirinya.     

Mata anggur Liuli Guoguo yang jernih terus memandangi pemuda bertopeng giok putih yang perlahan berjalan mendekat padanya. Lalu, saat pemuda itu melangkah masuk ke dalam paviliun bunga, dia mengulurkan tangannya dan menarik napas dalam-dalam. Sehingga membuat Liuli Guoguo yang mengenakan berlapis-lapis pakaian tapi masih saja terlihat kurus dan kecil itu langsung ditarik masuk ke dekapannya.     

Liuli Guoguo terkejut dan langsung tersadar dari lamunannya. Dia berteriak, "Le… Lepaskan aku!"     

Liuli Guoguo yang tadi masih tercengang pun akhirnya tersadar dari lamunannya dan menyadari apa yang sedang terjadi. Dirinya ditarik oleh napas pemuda bertopeng giok putih itu sampai masuk ke dekapan pemuda tersebut.      

Dia terkejut dan ketakutan sekali. Entah kenapa, dia selalu merasa dirinya terperangkap di dalam mimpi. Padahal, Liuli Guoguo tahu kalau ini bukanlah mimpi, tapi ini adalah hal yang benar-benar terjadi barusan, sekarang, dan saat ini.     

Sejak umur lima tahun, Liuli Guoguo tidak pernah dirangkul dengan sekurang ajar ini oleh pria lain selain Xuanyuan Pofan. Karena itu, dia langsung takut dan mengerutkan kening. Ada rasa tidak senang dan tidak nyaman menyeruak di dalam hatinya.     

Selain Xuanyuan Pofan, aku tidak suka jika berada terlalu dekat dengan pria lain. Apakah pemuda bertopeng giok putih ini adalah pangeran kapak? batin Liuli Guoguo.     

"Maaf, aku datang terlambat." Pemuda bertopeng giok putih itu memandangi gadis yang dikurung olehnya di dekapannya. Gadis itu seperti kucing kecil yang menggaruknya dengan cakar kecilnya yang tajam.      

Bibir pemuda itu langsung melengkung dengan jahatnya, dan dia sangat puas sekali. Mata phoenix di balik topeng itu tampak sangat jahat dan dominan, seolah-olah kucing kecil yang terus bergerak di dekapannya itu adalah mangsa yang memang sudah ditargetkan olehnya untuk didapatkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.