Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tahi



Tahi

3Semua perhatian Wen Yiwen tertuju pada, apakah Liuli Guoguo sekarang terluka atau tidak setelah dihukum oleh paman keenamnya. Karena itulah, dia tidak menyadari kalau Liuli Guoguo meremas sebuah bola kertas di tangannya.     

Begitu ditanya seperti itu oleh Wen Yiwen, Liuli Guoguo awalnya mengira kalau Wen Yiwen tahu mengenai hubungannya dengan Xuanyuan Pofan. Namun, setelah menenangkan diri dan memikirkan ini baik-baik. Jika Wen Yiwen tahu, mana mungkin dia bertanya seperti ini kepadanya.     

Liuli Guoguo pun kembali tenang, dia memutar bola matanya dan menjawab keponakannya itu. "Em... Yang Mulia Raja Huayou awalnya memang ingin menghukumku. Tapi... Tapi saat mulut kecilku mulai bicara dengan lantang dan lancar saat menceritakan semua yang terjadi, Raja Huayou pun memaafkanku."      

"Dia juga bilang kalau ini adalah salahmu. Dia juga memintaku untuk kedepannya tidak perlu ambil hati atas sikap-sikap burukmu. Dia juga bilang kalau kamu emosian, jadi dia memintaku yang katanya orang besar yang memiliki hati besar ini untuk memaklumi mu."     

Belum selesai Liuli Guoguo bicara, namun Wen Yiwen sudah menggebrak meja dan berteriak padanya dengan keras, "Omong kosong!!"     

Bagaimana mungkin bisa begitu! Paman keenamku mana mungkin begitu percaya dengan ucapan si jelek bopeng ini! Apalagi di depan paman keenamku, bukankah harusnya si jelek bopeng ini, si tahi ini takut padanya sampai tidak bisa berkata-kata ya, dan mungkin sampai mengompol?      

Bagaimana mungkin dia bicara dengan lantang dan lancar tentang hal-hal memalukan ini pada paman keenam? Tapi, jika paman keenam meminta si jelek bopeng ini untuk memaklumiku, bukankah ini wujud kasih sayangnya padaku ya. Sejak kecil sampai sekarang, paman keenam tidak pernah menunjukkan perhatiannya padaku, batinnya.     

Tiba-tiba, dia teringat kembali dengan kata-kata hangat dan lembut paman keenamnya kemarin padanya. Wen Yiwen langsung merasa kalau apa yang diucapkan Liuli Guoguo itu benar.      

Awalnya dia tidak bisa terima dengan ucapan Liuli Guoguo. Tapi, setelah memikirkannya baik-baik, wajah kecilnya yang awalnya muram, sekarang berubah jadi cerah kembali. Dan pada akhirnya, berubah seperti cahaya matahari dan angin hangat yang damai.     

Dia pun memandangi Liuli Guoguo dari atas ke bawah, dan tak melihat satupun luka pada tubuhnya. Dia semakin merasa, apa yang dikatakan oleh Liuli Guoguo ini bukanlah hal yang tidak bisa dipercayai.      

Mungkin paman keenam bukan karena terbujuk oleh ucapan si jelek bopeng sehingga tidak menghukumnya, tapi karena dia malas saja menghukumnya. Karena bagaimanapun, si jelek bopeng yang seperti tahi ini tentu saja akan dengan mudah diremas sampai mati hanya dengan ibu jari paman keenam, batinnya lagi.     

"Jika kamu tidak percaya, nanti saat kamu bertemu lagi dengan paman keenam mu, kamu boleh langsung bertanya padanya. Jika tidak ada apa-apa lagi, jangan menghalangi jalanku dan menggangguku makan biskuit bunga plum. Biskuit bunga plum buatan Duo gemuk-ku sangat enak sekali."     

Liuli Guoguo mengambil sepotong biskuit bunga plum lagi, lalu menggigitnya dengan senang hati dan sombong. Bahkan, mulutnya dengan sengaja mengunyah hingga bersuara.     

"Kamu!"     

Melihat Liuli Guoguo yang sombong dan tengil itu, rasa marah di dada Wen Yiwen kembali muncul dan membuatnya kesal. Tapi, entah kenapa, apa karena ada seekor binatang sihir tingkat terhormat di ruang sihir Liuli Guoguo atau karena dia kemarin dihajar sampai sangat menyedihkan.      

Namun, yang pasti ada rasa takut dan ngeri, yang dengan anehnya memenuhi hatinya. Sehingga kata-kata makian yang ingin Wen Yiwen lontarkan pun langsung kembali ditelannya.     

Saat memikirkan lagi ucapan paman keenam kepada si jelek bopeng, Wen Yiwen pun mengangkat dagunya, dan merasa ucapan 'orang besar yang memiliki hati besar' ini seharusnya merujuk padanya.      

Dia pun mengibaskan lengan bajunya. "Sudahlah, aku malas sekali berurusan dengan kamu yang rendah ini. Paman keenamku saja malas melakukan apa-apa kepadamu, apalagi aku. Ke depannya, aku sudah malas sekali ambil hati atas sikapmu, karena itu sungguh tidak berharga!"     

Wen Yiwen bersikap seolah-olah dia orang besar yang berhati besar dengan melontarkan semua kata ini pada Liuli Guoguo. Dia pun kembali ke bangkunya sendiri dengan santai. Hei si jelek bopeng, tunggu saja! Aku akan berlatih dengan rajin. Lalu, satu tahun lagi saat di ujian sihir dan bela diri, aku pasti akan menghajarmu habis-habisan! batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.