Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dipenuhi dengan Aroma Mesra



Dipenuhi dengan Aroma Mesra

0"Hah... Mana mungkin." Liuli Guoguo langsung bergidik dan bergegas menggelengkan kepalanya. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba di pikirannya muncul wajah tampan Xuanyuan Pofan yang sedang marah.     

"Jika bukan, kalau begitu kenapa pangeran kapak ini begitu memperhatikan dan peduli padamu?" Lie Nieduo ingin sekali mencubit wajah mungil Liuli Guoguo yang sangat lembut itu. Tapi, begitu tangan gemuknya terulur, dia menelan ludahnya dan tak berani untuk membelai wajah itu, dan hanya langsung menarik tangan gemuknya.     

"Mungkin saja. Mungkin pangeran kapak ini melihatku saat memberi pelajaran kepada Wen Yiwen yang egois dan berlagak sok itu kemarin. Jadi dia mengirimkan pesan kertas ini sebagai wujud perhatian kepada idolanya saja." Liuli Guoguo berpikir sejenak dan mulai narsis. Bahkan sudut bibirnya tanpa saja melengkung.     

Namun, dia merasa kalau pesan kertas di tangan kecilnya ini sungguh tidak baik jika dipegang olehnya. Dia pun langsung menjejalkannya kembali ke tangan gemuk Lie Nieduo.     

"Mungkin juga seperti itu. Heh? Xiao Guo, kenapa kamu..." Lie Nieduo tidak mengerti kenapa Liuli Guoguo memberikan pesan kertas berisi perhatian seseorang padanya ini ke tangan gemuknya lagi.     

"Duo gemuk, kamu harus membantuku mengurus pesan kertas ini. Jika nanti kakak Po mengetahui hal ini, mati aku!"     

Walaupun kemungkinan besar ini hanyalah sebuah perhatian untuk idola. Tapi pesan kertas ini tetap ditulis oleh seorang laki-laki. Karena Xuanyuan Pofan sangat posesif sekali, jadi Liuli Guoguo mau tidak mau harus berhati-hati.     

Tangan gemuk Lie Nieduo langsung gemetar saat mendengar ini. Kenapa aku lupa kalau Xiao Guo ini istri Raja huayou! Jika pangeran kapak ini tahu kalau orang yang diberi pesan kertas olehnya ini istri kecil Raja Huayou, dia pasti sangat ketakutan setengah mati.      

Jika Raja Huayou tahu hal ini, walaupun isi dari pesan kertas ini tidak terlalu berlebihan, tapi nyawa 'pangeran kapak' ini pasti sulit untuk diselamatkan, batin Lie Nieduo.     

Lie Nieduo memikirkan semua ini, lalu dia mendapat ide dengan langsung memasukkan pesan kertas di tangan gemuknya ke dalam ruang sihirnya. Lalu, pergi ke sawah kecilnya di sana, dan menangkap seekor ayam jantan.      

Kemudian Lie Nieduo langsung menjejalkan pesan kertas di tangan gemuknya ke mulut ayam jantan itu sambil berkata, "Ayam kesayanganku, maaf ya. Tolong makanlah ini!"     

***     

Namun, Lie Nieduo tidak menyangka sama sekali. Selama satu bulan kedepan, pesan kertas yang seperti ini hampir muncul setiap hari. Apalagi, semuanya berasal dari pangeran kapak yang sampai sekarang tidak tahu siapa itu.     

Terkadang pesan kertas ini disalurkan lewat teman sekelas yang duduk di belakangnya. Kadang bola kertas itu muncul di keranjang penyimpanan Liuli Guoguo setelah Liuli Guoguo dan Lie Nieduo baru kembali dari toilet.     

Lalu, kadang saat Lie Nieduo menemani Liuli Guoguo membaca di perpustakaan, pesan kertas seperti itu muncul di atas piring buah di meja. Begitu mereka kembali ke meja mereka setelah selesai mengembalikan buku yang dipinjam.     

Kata-kata yang tertulis di pesan kertas itu masih saja begitu sederhana, hanya sebuah kata-kata perhatian. Bahkan, terkadang ada aroma mesra yang dirasakan di pesan kertas itu. Misalnya, 'Cuaca sangat dingin, jangan lupa pakailah baju yang banyak, jangan sampai kedinginan'.      

Atau misalnya lagi, 'Gaya rambutmu hari ini benar-benar bagus sekali, aku juga suka antingmu'. Atau misalnya lagi, 'Aku suka sekali melihatmu yang membaca buku dengan serius, apalagi saat makan permen sambil membalik halaman buku. Benar-benar imut sekali'.      

Atau misalnya, 'Saat kamu makan kue setelah kelas berakhir, kamu sungguh membuatku terpikat. Membuatku ingin sekali menjadi orang yang menyuapimu'. Atau misalnya lagi, 'Cuaca hari ini sangat cantik, tapi tidak secantik kamu'.     

Cantik, cantik pantatmu! Wajahku sebagai 'Li Guo' sekarang ini banyak bopeng, apa matamu bermasalah! batin Liuli Guoguo. Saat melihat kata-kata di kertas itu, tanpa sadar Lie Nieduo juga ikut tertegun bersama Liuli Guoguo.     

Seiring berjalannya waktu, pesan kertas itu masih saja berdatangan setiap hari. Namun, kata-kata di pesan kertas ini perlahan semakin berubah. Yang awalnya hanya sekedar kata-kata sederhana berupa perhatian dan sapaan, sekarang malah menjadi kata-kata yang dipenuhi dengan aroma mesra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.