Rasanya Ingin Sekali Menggigitnya
Rasanya Ingin Sekali Menggigitnya
***
Butiran salju berjatuhan, langit sudah sangat gelap, hampir semua api lentera bangunan Kun Yue sudah padam kecuali asrama Taohua. Tampaknya, ada satu kamar yang lenteranya masih menyala.
Saat mendengar suara pintu gerbang asrama terbuka, Lie Nieduo pun bergegas keluar dari kamar dan langsung melihat Xuanyuan Pofan di sana. Liuli Guoguo yang telah ditunggu olehnya dari tadi digendong oleh pria itu. Matanya membelalak, dan tertegun sejenak, dia pun bergegas membungkuk untuk memberi salam hormat kepada Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo ribut dengan Wen Yiwen demi membelanya. Jadi, dia mana mungkin bisa tidur duluan. Awalnya, dia ingin memberikan camilan lezat untuk Liuli Guoguo dan mengantarkannya ke paviliun Zhai Xing. Tapi pengawal di paviliun Zhai Xing menghentikannya dan melarangnya masuk.
Dia pun terpaksa harus menunggu di kamarnya dengan susah payah, sambil berharap agara Liuli Guoguo segera menyelesaikan hukumannya untuk menyalin teks, dan segera kembali. Lalu, Lie Nieduo juga ingin memeluknya erat-erat.
Mata elang Xuanyuan Pofan yang dingin jadi melembut saat melihat sahabat si kucing kecilnya ini masih menunggu si kucing kecilnya sampai tengah malam begini. Dia pun menyuruh Lie Nieduo kembali berdiri tegak, lalu menggendong Liuli Guoguo masuk ke dalam kamarnya.
Lie Nieduo dengan cepat ikut masuk ke dalam kamar Liuli Guoguo saat melihat ini, lalu kembali menyalakan arang perapian yang ada di kamar.
"Nona Lie Nieduo, tolong masakkan air panas. Aku ingin membantu membasuh wajah Liuli Guoguo agar dia merasa nyaman."
Bagaimanapun, Lie Nieduo adalah sahabat Liuli Guoguo, jadi Xuanyuan Pofan tidak akan memberi perintah kepada Lie Nieduo seperti memberi perintah kepada pelayan di kediamannya. Bahkan dia memerintahkan dengan sangat sopan sekali.
Hal ini mengejutkan Lie Nieduo, sampai arang merah di tangannya hampir jatuh karena tangannya gemetar dan hampir saja menimpa lantai. Dia pun bergegas menata hatinya dari keterkejutannya, lalu membungkuk dan mengiyakan perintah Xuanyuan Pofan.
Dia mengambil baskom kecil milik Liuli Guoguo, lalu berlari keluar untuk mengambil air. Setelah mengambil air, dia pun kembali dengan cepat dan meletakkan batu api sihir untuk memasak airnya. Setelah meletakkan air panas ke dalam baskom, Lie Nieduo lalu menaruh baskom itu ke samping ranjang.
Setelah itu, Xuanyuan Pofan berkata dengan lembut kepada Lie Nieduo, "Nona Lie Nieduo, istirahatlah. Cukup aku saja yang di sini."
Be… Be… Begitu lembut dan sopan kepadaku? Apa ini masih Raja Huayou yang katanya berdarah dingin, kejam dan sangat mengerikan itu? batin Lie Nieduo.
Tubuh Lie Nieduo kembali bergetar karena diperlakukan begitu sopan seperti ini. Dia buru-buru membungkuk dan mengiyakan Xuanyuan Pofan, lalu keluar dari kamar dan menutup pintu kamarnya. Kemudian dia pergi kembali ke kamarnya dan tidur. Namun, seperti ada rasa tidak percaya yang menyelimuti hatinya.
***
Setelah sahabat si kucing kecilnya keluar, Xuanyuan Pofan lalu mengambil handuk kecil merah muda yang ada di dalam baskom itu, memerasnya, kemudian mengusap wajah kecil Liuli Guoguo dengan lembut. Walaupun tinta di wajah gadis kecilnya ini sudah dijilat bersih olehnya, tapi, seolah masih ada bekas tinta yang tertinggal.
Xuanyuan Pofan khawatir itu akan berdampak buruk pada kulit lembut dan halus gadis kecilnya, jadi dia ingin membersihkannya sampai benar-benar bersih. Kenakalan keponakanku ini sudah keterlaluan, batinnya.
Walaupun hari ini aku sudah dengar dari Wen Shuo kalau yang kalah dan berakhir menyedihkan itu keponakanku. Tapi, mana boleh wajah kecil si kucing kecilku ini digambar sembarangan begini? batinnya.
Walaupun mau tidak mau tetap harus diakui, bahkan, jika pun ada kata 'bodoh' yang mengotori wajah kecil itu tadi. Tapi si kucing kecilnya ini masih saja tetap imut dan sangat menggemaskan.
Setelah mengusap wajah Liuli Guoguo, wajah kecil itu pun kembali menjadi selembut dan selembab persik madu. Bahkan juga sekenyal putih telur yang baru saja direbus, dan rasanya ingin sekali menggigitnya.
Xuanyuan Pofan yang berpikir seperti ini langsung melakukan apa yang dipikirkannya. Namun, karena khawatir akan membangunkan gadis kecilnya, gigitan di antara giginya pun dilakukan dengan sangat pelan sekali.
Liuli Guoguo yang sedang tidur dan bermimpi indah merasa kalau wajah kecilnya seperti sedang digigit oleh benda yang panas dan lembut. Dia pun langsung mengerutkan kening dan melambaikan tangan kecilnya ke arah benda itu.