Kakak Po, Kemarin Malam…
Kakak Po, Kemarin Malam…
Selesai membaca surat itu, Wu Yunfu mengedipkan matanya. Di dalam hati, dia benar-benar merasa sangat bersyukur. Untung saja ayahmu, ibumu dan kakakmu ingin mengantarkanmu, batinnya.
***
Di kereta kuda yang sedang melaju ke menuju gunung Xing Yun, Liuli Guoguo tidur dengan bersandar di dekapan Xuanyuan Pofan.
Saat sudah hampir sampai di kaki gunung Xing Yun, Liuli Guoguo terbangun lagi, mengucek matanya, dan melirik ke tirai jendela kereta kuda. Namun, dia tidak bisa melihat apa-apa di luar jendela, dan langsung bertanya kepada Xuanyuan Pofan dengan lembut, "Kakak Po, apa sudah hampir sampai?"
Xuanyuan Pofan membuka tirainya dan menjawab, "Iya, hampir sampai."
Liuli Guoguo menjawab singkat, dia berpikir bahwa dirinya sudah terlalu lama bersandar di dekapan Xuanyuan Pofan, dan takut kakak Po-nya akan kesemutan. Karena itu, dia pun buru-buru bangkit dari tubuh Xuanyuan Pofan, lalu duduk di bantal bangku di samping Xuanyuan Pofan, kemudian meregangkan pinggangnya.
Setelah meregangkan pinggang, dia memegang sepiring pai jeruk yang ada di meja dan mulai memakannya sambil bermain dan menggoda satu persatu chinchilla kecil serta imut di atas meja.
Ketika Liuli Guoguo sudah hampir makan semua pai jeruk di piring itu, dia pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Xuanyuan Pofan, "Kakak Po, kemarin malam…"
Hanya saja, saat baru saja melontarkan beberapa kata, wajahnya langsung memerah dan dia buru-buru mengalihkan topik pembicaraan, "Kakak Po, buku apa yang kamu baca itu?"
Hantu saja tahu apa yang dirasakannya saat mau menanyakan apakah Xuanyuan Pofan sudah melakukan itu kepadanya kemarin malam, dan apakah Liuli Guoguo berhasil memuaskannya. Tapi, perkataan seperti ini sungguh memalukan.
Walaupun Liuli Guoguo ingin menanyakan ini semua, tapi dia malu sekali untuk melanjutkan pertanyaannya. Lagi pula, walaupun malam pertama sudah tidak ada, tapi masih ada malam kedua dan malam selanjutnya.
Liuli Guoguo berjanji di dalam hati, saat malam kedua, ketiga atau malam-malam selanjutnya, dia akan berusaha untuk tidak tidur. Karena kalau dia tertidur lagi, itu sungguh memalukan sekali.
Liuli Guoguo tidak menyadari kalau muncul rona merah di pipi Xuanyuan Pofan yang putih dan lembut, dan ekspresinya berubah menjadi sangat tidak baik. Lingkaran matanya yang sangat gelap dan pekat mengelilingi mata elangnya yang tampan, membuat orang lain yang melihatnya merasa kasihan dan tidak tega.
Xuanyuan Pofan membuka bibir tipisnya, lalu menjawab Liuli Guoguo dengan santai, "Buku Qing Xin Xue."
Liuli Guoguo mengerutkan kening dengan bingung, "Qing Xin Xue? Untuk apa kamu membaca buku itu? Apakah buku Qing Xin Xue ini…"
"Untuk meredakan panas." Lagi-lagi jawaban yang santai, namun ada kemarahan samar di suaranya ini.
Xuanyuan Pofan mengira kalau Liuli Guoguo merasa bersalah karena kemarin malam. Walaupun kemarin malam dia yang memikirkan pikiran jahat itu, tapi panas api itu kan memang dinyalakan oleh Liuli Guoguo sendiri.
Tapi ini bukanlah apa-apa. Sebab, selama bertahun-tahun, Xuanyuan Pofan sudah terbiasa dengan ini. Namun, yang paling membuatnya kesal adalah Liuli Guoguo boleh saja tidur kapan saja, tapi kenapa juga tertidur di saat yang paling tegang seperti itu. Ini benar-benar sangat menyedihkan baginya daripada saat diguyur dengan air dingin.
"Kakak Po, di musim dingin seperti ini, bukankah harusnya meredakan dingin dalam tubuh ya? Kenapa kamu malah meredakan panas dalam tubuh? Apakah kamu sakit?" Liuli Guoguo meletakkan piring berisi pai jeruk itu ke atas meja, lalu menepuk-nepuk tangan kecilnya dan menyentuh kening Xuanyuan Pofan sambil mengerutkan keningnya.
Xuanyuan Pofan hanya diam, lalu menurunkan tangan kecil yang sedang menyentuh keningnya sambil berkata, "Aku baik-baik saja."
Liuli Guoguo langsung lega, dan lesung pipinya pun kembali muncul, "Baguslah kalau kakak Po baik-baik saja. Kalau sakit, aku tidak usah pergi ke perguruan tinggi Xing Yun dulu. Sementara aku akan tetap berada di kediaman Raja Huayou untuk merawatmu."
Hati Xuanyuan Pofan terasa hangat mendengar ini. Bahkan ucapan ini telah berhasil mengusir rasa kesal dan marah yang berkumpul di dalam hati pria itu.