Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dibuat Iri dengan Kemesraan Lagi



Dibuat Iri dengan Kemesraan Lagi

3Lalu, Zhan Zihao mengangkat satu batu dengan satu tangannya setinggi-tingginya. Namun, batu besar itu bukan batu besar biasa, karena itu adalah batu campuran timah dan beratnya tidak sebanding dengan batu biasa.     

Wu Yunfu melihat Zhan Zihao yang terlihat jelas mengangkat batu itu dengan susah payah, tapi masih saja menggertakkan gigi dan bersikeras. Dia pun bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Latihan lah!" jawab Zhan Zihao dengan sangat yakin. Alisnya naik tinggi sekali, lalu mengerutkan keningnya karena merasa keberatan dari batu campuran timah itu. Dia masih berusaha dan telapak tangannya yang memegang batu campuran timah itu agak bergetar.     

Karena khawatir Wu Yunfu tidak mengerti maksudnya, Zhan Zihao pun berusaha menjelaskan dengan ramah, sekalian memamerkan kemesraan mereka untuk membuatnya iri. "Aku ingin menjadi kuat dan jadi semakin kuat! Dengan begini, aku bisa dengan mudah menggendong istri gemukku itu, dan bisa juga mengangkatnya setinggi mungkin!"     

Gila, hebat hebat hebat ya kamu! batin Wu Yunfu.     

Wu Yunfu menyeka keringatnya, sudut bibirnya berkedut, lalu dia mengacungkan jempol kepada Zhan Zihao. "Kalau begitu… Semangat ya!"     

Dia sudah tidak tahu lagi untuk sebaiknya harus berkata apa. Jadi Wu Yunfu lebih memilih untuk tidak melihat cara pamer kemesraan seperti ini. Tenang saja, tidak akan lama lagi, aku akan membalas semua ini padamu Zhan Zihao, batinnya.     

Melihat punggung Wu Yunfu yang semakin menjauh, Zhan Zihao tidak lupa untuk kembali memamerkan kemesraannya lagi. "Wu Yunfu, setelah aku jadi sangat kuat, aku tidak hanya akan mengangkat istri gemukku setinggi-tingginya. Tapi aku juga akan menggendongnya di punggungku untuk pergi mengelilingi dunia!"     

Wu Yunfu memutar matanya dengan tak berdaya, namun dia tetap menjawab Zhan Zihao atas dasar persahabatan mereka, "Iya, aku percaya kamu bisa melakukannya."     

Zhan Zihao tersenyum, lalu semakin tinggi mengangkat batu itu. Walaupun bagian tubuh bawahnya belum sembuh sepenuhnya, tapi dia sudah lumayan sembuh dari sebelumnya. Walaupun dia tak bisa lari atau berjalan dengan cepat, tapi kedua tangannya sangat bebas melakukan apapun.     

Dia akan melatih kekuatan lengannya terlebih dahulu saat ini. Jadi saat bagian tubuh bawahnya sudah pulih sepenuhnya, maka dia akan lari setiap pagi dan malam hari, untuk melatih tubuhnya agar menjadi semakin kuat.     

Ketika pamer di depan Wu Yunfu tadi, mungkin Zhan Zihao benar-benar hanya ingin menikmati bagaimana rasanya di-iri-i oleh Wu Yunfu. Tapi sesungguhnya, hanya dia sendiri yang tahu alasan sebenarnya.     

Hari itu, setelah perlombaan besar memasak dibatalkan oleh pangeran mahkota, Raja Huayou pun menyuruh pengawal untuk mengundang Lie Nieduo bertamu di kediamannya. Karena Lie Nieduo ketakutan saat itu, dia pun terjatuh.      

Walaupun reaksi Zhan Zihao yang langsung memapah Lie Nieduo sangat cepat dan tepat. Tapi karena Lie Nieduo terlalu berat, dia pun jadi tak seimbang saat memapahnya dan akhirnya ikut jatuh bersama Lie Nieduo. Dia pun benar-benar merasa sangat malu sekali saat mengingat kejadian itu.     

Pria yang tak bisa menggendong dan memapah istrinya, pria apa itu! Aku harus jadi kuat demi istri gemukku yang imut itu! Dengan begini, saat dia berada dalam bahaya, aku bisa melindunginya dengan baik! Saat dia membutuhkanku, aku akan menggendongnya! Menggendongnya dengan stabil! batin Zhan Zihao.     

Dengan keyakinannya yang seperti ini, Zhan Zihao semakin berusaha keras untuk mengangkat batu itu lebih tinggi. Meskipun keringat sudah bercucuran di keningnya, bahkan jatuh menetes mengikuti kulitnya. Tapi tidak ada tatapan ingin menyerah di dasar matanya.     

Lalu, salju tebal dan bunga sakura merah di halaman adalah saksi dari kerja kerasnya.     

***     

Wu Yunfu baru saja berjalan keluar dari kediaman Zhan. Tiba-tiba, muncul seorang pengawal yang mengenakan pakaian budak dari kediaman jenderal besar. Pengawal itu berjalan sampai di depan Wu Yunfu, memberi salam dengan sangat hormat kepadanya, lalu dia mengeluarkan sebuah surat dari lengan bajunya dan menyerahkannya kepada Wu Yunfu.     

"Tuan muda ketiga, ini adalah surat dari Nona keempat kami, Nona memintaku untuk menyerahkannya kepada anda dan katanya anda harus membacanya."     

Wu Yunfu mengambil surat itu, lalu berjalan pelan-pelan menuju kereta kuda yang menjemputnya untuk pergi ke kediaman guru besar negeri, dan membuka surat tersebut. Tulisan tangan di surat itu sangat indah dan rapi, namun isi suratnya sangat sederhana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.