Jadi Pelayan Di Istana Bangunanku
Jadi Pelayan Di Istana Bangunanku
Xuanyuan Poxi mengerutkan kening dan agak terkejut. Karena begitu dia sudah mengucapkan ini, dia tidak melihat ada rasa senang ataupun malu-malu di mata aprikot yang hitam dan bersinar dari gadis itu. Bahkan matanya masih saja begitu dingin dan bersih.
Cih! Bersih apaan! Orang yang bahkan berani mengadu nyawanya sendiri demi uang atau tujuan lainnya dengan menabrakkan diri di kereta kuda ku, mana mungkin hati dan pikirannya bersih!
Aku tidak akan mau percaya dengan orang licik dan gila seperti ini, yang bisa-bisanya memanfaatkan anak berusia tiga tahun untuk mencelakaiku. Waktu dan tempat yang benar-benar kebetulan seperti itu, wanita di depanku ini jelas tidak sesederhana kelihatannya, batinnya.
Xuanyuan Poxi memanglah orang yang periang dan suka senang-senang, dia juga bukan orang yang tampaknya serius dalam melakukan tugasnya. Tapi, walaupun dia suka seperti itu, namun hal tersebut bukan berarti dia benar-benar tidak serius dan tidak curiga pada apapun.
Bagaimanapun, sejak kecil dia besar bersama dengan kakak keenamnya yang berhati dingin dan kejam itu. Dia juga menghabiskan sepanjang harinya bersama ibu Ratunya yang merupakan penganut Tao yang memiliki segudang trik licik.
Sehingga sadar tidak sadar, dia yang terus mendengar dan melihat mereka juga ikut terpengaruh. Jadi, di waktu yang kritis seperti ini, Xuanyuan Poxi adalah anak yang temperamennya suka meledak-ledak itu, tentu saja merupakan orang yang cukup kejam.
"Aku lumayan suka dengan wajahmu ini. Asalkan kamu mau mengatakan yang sebenarnya, aku akan mempekerjakanmu di istana kerajaan Dong Xuan untuk jadi pelayan istana bangunanku." Xuanyuan Poxi masih mencubit dagu Su Muhuan, menatapnya seperti sedang mengawasi mangsanya sendiri.
Su Muhuan hanya merasa, setiap kali mata pangeran mahkota itu bergerak melihatnya, kulitnya seolah terasa terbakar dan terasa panas. Setelah akhirnya sadar dari lamunannya, dia pun menjawab Xuanyuan Poxi dengan suara lembut. "Yang Mulia Pangeran Mahkota, tidak apa-apa jika anda tidak percaya dengan hamba."
"Tapi, hamba merasa lebih tidak layak untuk menerima kebaikan dari pangeran mahkota ini. Identitas hamba rendah dan tidak cocok untuk menjadi pelayan istana kerajaan Yang Mulia Pangeran Mahkota." Jika dulu aku masih berani menaruh harapan itu, namun sekarang...
"Yang Mulia Pangeran Mahkota, sudah jam segini, sudah waktunya untuk tiba di sana. Acara perlombaan masak besar itu..." Xi San maju dan mengingatkan Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi mengerutkan kening, entah apa karena terpesona dengan mata aprikot Su Muhuan yang indah itu. Dia tiba-tiba baru sadar dan ingat mengenai perlombaan masak besar yang saat ini adalah hal yang sangat mendesak dan penting sekali baginya.
Dia pun langsung melepaskan dagu Su Muhuan, lalu menepuk wajah Su Muhuan dengan penuh hinaan, "Hei wanita cantik, kamu pikirkan baik-baik penawaranku tadi ya. Aku pangeran mahkota masih menunggumu!"
Tangan kecil yang meremas rok di dalam selimut itu semakin erat. Penghinaan yang begitu besar dan menyakitkan ini benar-benar memukul hati Su Muhuan. Mata pemuda yang tampak menghina dan menghujat itu bagai pisau tajam yang menggores hati Su Muhuan, sungguh menyakitkan.
Tiga tahun yang lalu, pangeran mahkota menggunakan jubahnya itu dengan begitu ramah untuk membantu menutupi tubuh Su Muhuan, agar dia tak sampai malu. Lalu, senyuman pahlawan di wajah tampan itu juga. Karena semua itulah dia jatuh cinta dan ingin memilikinya. Bahkan, walaupun tahu kalau perbedaan status dan identitas di antara mereka berdua sangat besar sekali.
Tapi, selama tiga tahun ini, entah kenapa hatinya masih selalu dipenuhi oleh dia. Namun, karena identitasnya yang istimewa itu, Su Muhuan hanya berani mencintainya diam-diam di dalam hati. Bahkan sedikitpun tak berani mendekatinya, serta melampaui batasan identitas rendah yang dimilikinya.
Hanya mengawasi sikap dan segala tentangnya dari kejauhan, memandangi penampilannya yang sangat tampan itu. Namun tidak disangka, saat bertemu langsung dengannya hari ini, pemuda itu tidak ingat padanya. Bahkan malah salah paham padanya.
"Nona, apakah kamu benar-benar tidak sengaja menabrak kereta kuda kami?"
Ma Jinjiao menatap wajah mungil Su Muhuan yang sangat cantik itu. Dia benar-benar tidak berani percaya bahwa gadis secantik ini, yang bicaranya sangat lembut ini. Sengaja menabrak kereta kuda tanpa peduli nyawanya, demi membuat masalah untuk pangeran mahkota.