Istri Kecilku Sudah Dewasa

Ribuan Binatang Sihir Memberi Hormat



Ribuan Binatang Sihir Memberi Hormat

1Saat melewati hutan macan tutul, semua macan tutul bergegas keluar dengan kecepatan yang sangat cepat, dan berbaris menjadi dua baris di sisi jalan dengan kereta kuda yang melaju di tengah jalan sebagai pusatnya. Cakar berbulu mereka disingkapkan ke depan dada, lalu membungkuk untuk memberi hormat kepada sekelompok orang yang ada di dalam kereta kuda yang melaju.     

Saat kereta kuda melewati tempat tinggal para binatang buas seperti tebing ular, hutan singa, gunung macan tutul, bukit harimau dan tempat lainnya. Hanya terlihat pemandangan menakjubkan ketika ribuan binatang sihir tengah memberi hormat.     

Berbagai macam binatang sihir, tidak peduli dari klan atau jenis apa, mereka semua bersama-sama keluar. Mengepalkan cakar mereka ke depan dada, membungkuk untuk memberi hormat kepada sekelompok orang di dalam kereta kuda.     

"Cit cit! Cit cit cit!"     

"Auuuu! Auuuu!"     

"Sssssssttt! Sssstttt!"     

"Mbeeekkk! Mbeeekkk!"     

"Miaoooo! Miaooo!"     

"Guk guk guk!"     

Sudut bibir beberapa pengawal dan para pelayan berkedut melihat pemandangan ini. Membuat Xiao Denglong tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Mereka berteriak untuk apa? Kenapa mereka semua begitu bersemangat?"     

Xiao Denglong tidak mengerti bahasa binatang sihir, jadi kebingungan memenuhi wajahnya. Dia hanya mendengar berbagai suara dari burung kecil, serigala gemuk, harimau ganas, singa kekar dan binatang lainnya yang berbaris di kedua sisi jalan yang dilewati oleh kereta kuda dengan penuh semangat. Bahkan wajah para binatang itu juga sangat bersemangat dan dipenuhi rasa senang.     

Jika bukan karena dia tahu kalau kelinci cantik Raja di sini. Xiao Denglong pasti sudah meringkuk di sudut kereta kuda dengan gemetaran hebat, saat mendengar raungan harimau, macan tutul dan binatang buas lainnya itu. Bahkan tidak mungkin berani duduk di dek kereta seperti ini.     

Demi menyambut keramaian ini, Cai Gua yang dari tadi ada di pundak Xiao Denglong pun mengartikan apa maksud para binatang sihir di lembah ribuan binatang buas ini dengan bahasa manusia kepadanya. "Xiao Denglong, mereka itu sedang menyambut kedatangan kita! Mereka menyambut dengan sangat antusias sekali!"     

"Selamat pulang kembali yang mulia Yin Ni!! Selamat pulang kembali kakak ipar kedua! Selamat datang kembali Nyonya kecil! Selamat datang Raja Huayou atas kunjungannya ke lembah ribuan binatang buas!!!"     

Para pengawal dan Xiao Denglong menelan ludah mereka saat mendengar dan melihat pemandangan menakjubkan ini. Matanya dipenuhi dengan keterkejutan. Namun, dia hanya bertanya dengan bingung, "Kakak ipar kedua?"     

Cai Gua menepukkan cakar gemuknya ke dada, lalu berkata dengan wajah kecilnya yang merona, "Kakak ipar kedua itu aku!"     

"Hahahaha!" Xiao Denglong tak bisa menahan tawanya.     

"Xiao Denglong, kenapa kamu tertawa?" tanya Cai Gua sambil menggaruk kepalanya bingung.     

Xiao Denglong diam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dan tiba-tiba berkata, "Hehe, Cai Gua kami ini sebentar lagi akan menjadi keluarga orang lain."     

Cai Gua tercengang, mata bulatnya tampak sedih. Bagaimana ini, aku tiba-tiba merasa kalau hidungku masam, batinnya.     

***     

"Hahahaha! kakak Cui Le, Ding Xiang, cepat lihatlah tupai kecil itu, lucu sekali! Dia duduk di kepala macan tutul besar, dan tampak tidak takut dimakan oleh macan tutul itu!" seru Mo Li sambil menarik lengan baju Cui Le.     

Namun, Ding Xiang hanya meringkukkan tubuhnya ke bagian paling gelap dan paling pojok di kereta kuda. Menekuk lututnya erat-erat dengan kedua tangan, dan seluruh tubuhnya gemetaran tidak karuan. Dia tampak takut sekali mendengar suara raungan harimau, serigala dan binatang lain di luar sana.     

Cui Le juga sama ciutnya. Hanya sesekali dia menjulurkan kepalanya keluar jendela dan kemudian menarik lehernya kembali ke dalam lagi.     

Mo Li tersenyum tak berdaya melihat ini. "Aduh, Ding Xiang, kakak Cui Le, ada Nyonya kecil, Tuan besar dan Tuantuan yang duduk di kereta kuda di depan kita. Bela diri dan sihir Raja Huayou juga sangat luar biasa. Apalagi Tuantuan juga Raja dari tempat ini."      

"Apa kalian masih takut dimakan oleh para binatang buas itu, hah? Raja Huayou dan Tuantuan duduk dan berkuasa di sini, mereka para binatang itu tidak akan berani melakukan sesuatu kepada kita!"     

Cui Le merapatkan bibirnya begitu mendengar ini. Dia meremas sapu tangannya dan kemudian memberanikan diri untuk menjulurkan kepalanya lagi dan melihat keluar.     

Hanya Ding Xiang yang masih takut. Dia masih saja meringkuk di pojokan kereta kuda dengan tubuh gemetaran. Wajah kecilnya dipenuhi rasa gugup dan takut. Seketika, muncul adegan-adegan harimau ganas yang melompat menerkamnya, dan mencabik-cabik dirinya di dalam pikirannya.     

"Aauuuuuuuuuu!!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.