Tiga Benda Berharga (3)
Tiga Benda Berharga (3)
Para chinchilla kecil di dalam keranjang bunga mendengar pergerakan ini, mereka tak bisa menahan diri untuk keluar dari selimut mereka dan bersandar di tepi keranjang bunga. Memandang ke luar keranjang bunga dengan mata bulat mereka. Mereka sangat terkejut, lalu berkedip, berkedip lagi dan lagi saat memandangi pemandangan ini.
Benar saja, saat Liuli Guoguo membuka tutup di kotak brokat berwarna kuning di bagian kiri di atas nampan biru laut itu, ada empat ginseng berumur ribuan tahun di sana. Saat membuka piring giok yang berada di bagian kanan di atas nampan biru laut itu, ada kelopak bunga teratai salju Tianshan.
Liuli Guoguo memandangi ketiga benda berharga di nampan biru laut itu. Rasanya dia ingin menangis karena tersentuh. Dia berbalik dan langsung memeluk Xuanyuan Pofan, menyandarkan kepalanya ke dada pria itu.
Lalu Liuli Guoguo berkata, "Kakak Po, sebenarnya tidak perlu melakukan hal seperti ini. Benda-benda ini terlalu mahal dan berharga. Para chinchilla kecil bisa mengandalkan kemampuannya sendiri untuk berubah jadi binatang sihir."
Xuanyuan Pofan mencubit dagu Liuli Guoguo, mengangkat wajah kecilnya dan berkata dengan suara lembut, "Yang paling penting kamu bahagia." Beberapa terakhir ini, aku yang jahat telah membuatmu meneteskan begitu banyak air mata. Hanya pria tak berguna yang membuat gadisnya menangis seperti itu, batinnya.
Sebab, setiap tetes air mata si kucing kecilnya ini lebih berharga daripada batu giok, mutiara atau permata apapun itu. Setiap tetesan air mata ini, lebih membuatnya sedih daripada tetesan darah.
"Kakak Po, terima kasih, aku sangat menyukaimu." Terdengar suara manis Liuli Guoguo yang agak terisak. Hatinya saat ini bergetar hebat, gelembung merah muda di dalam hatinya pun bermunculan satu persatu.
Dalam waktu singkat, seluruh kamar ini seperti dipenuhi gelembung-gelembung kecil merah muda. Ada beberapa gelembung yang jatuh ke dalam keranjang bunga, membuat para chinchilla kecil di dalam keranjang ikut bahagia. Tak lupa mereka juga berkata, "Tuan, terima kasih banyak. Kami juga menyukaimu, muach!"
"Kakak Po, tidak perlu menunggu lagi." Liuli Guoguo yang bersandar di dada Xuanyuan Pofan, tiba-tiba bibir merah mudanya terbuka dan mengucapkan kata-kata seperti ini lagi.
Xuanyuan Pofan tidak langsung mengerti apa maksud Liuli Guoguo ini. Telapak tangan besarnya kemudian membelai rambut Liuli Guoguo, lalu dia menjilat daun telinganya yang lembut sambil menunjukkan kebingungannya, "Em?"
"Kakak Po, lebih baik malam ini lakukan itu padaku. Paling-paling, terburuknya aku harus keluar dari perguruan tinggi Xing Yun. Lalu aku harus melahirkan seorang bayi yang gemuk dan putih untuk ibu Ratu. Baru setelah itu kembali sekolah di perguruan tinggi Xing Yun!"
Bibir tipis Xuanyuan Pofan yang menjilati daun telinga gadis itu langsung berhenti bergerak, sudut bibirnya berkedut.
Liuli Guoguo mengangkat kepalanya dari dada Xuanyuan Pofan, lalu tanpa sadar mengelap air liur di daun telinganya. Dia menaikkan alisnya dan berkata kepada Xuanyuan Pofan dengan wajah kecilnya yang memerah, "Kakak Po, benar-benar tidak apa-apa."
"Kamu sudah berusia dua puluh tiga tahun, tahun ini. Kakakku lebih tua dua tahun darimu. Dia dan kakak Xuanyuan Mingxin sudah melahirkan anak kembar yang lucu dan imut sekali. Aku juga bisa kok melahirkan bayi untukmu. Mari kita punya enam belas anak bersama-sama. Hahahahahaha!"
Napas Xuanyuan Pofan tercekat beberapa saat. Dia memandangi mata anggur gadis kecilnya yang begitu jernih dan besar itu. Bohong jika bilang dia tidak tersentuh mendengar ini. Batu besar di hatinya langsung hancur begitu mendengar si kucing kecilnya bilang kalau dia mau melahirkan enam belas anak untuknya.
Dia terus memandangi manusia kecil berbaju merah muda di dekapannya. Saat ini, dia benar-benar ingin sekali menggendong gadis kecilnya ini dan membawanya ke atas ranjang. Lalu masuk ke dalamnya dengan sangat menggila. Namun...
"Em, kamu loh yang bilang, kedepannya kamu akan melahirkan enam belas anak untukku." Xuanyuan Pofan membelai wajah kecil Liuli Guoguo, lalu mengecup bibirnya sambil tersenyum.
Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya, seketika muncul rona merah di wajah kecilnya. "Aduh kakak Po, tidak perlu menunggu kedepannya lagi. Sekarang saja... Em... Sekarang sudah bisa kok. Sungguh, aku bersedia."