Hamba Hanya Perhatian dan Penasaran
Hamba Hanya Perhatian dan Penasaran
Hati Pengawal kesembilan jadi berat dan muncul rasa tidak tega saat melirik ke punggung dingin dan serius dari Xuanyuan Pofan. Dia pun akhirnya mengikuti di belakang pengawal ketiga dan pengawal kedua belas, lalu ikut keluar dari ruangan itu.
Setelah di dalam ruangan itu kembali sunyi, darah kental di tenggorokan Xuanyuan Pofan sudah tak bisa ditahan lagi, dan langsung begitu saja dimuntahkannya keluar.
***
Di bangunan Sunmei, Istana kerajaan ibu kota,
"Raja, menurut anda ada apa dengan yang mulia Raja Huayou? Kenapa tiba-tiba menutup seluruh akses ibu kota? Apalagi tanpa pemberitahuan apapun dulu," kata Sun Mei'er yang dipeluk di atas paha Raja dengan manja.
Dia mengira kalau Raja memiliki keresahan dalam hati, jadi dia berusaha untuk memanas-manasinya. Namun, Raja tua itu malah sedang memeluknya dan terus menikmati puting di tengah payudaranya. Wajahnya tak ada gejolak apapun, tapi suaranya penuh dengan kepahaman, "Xuanyuan Pofan tentu memiliki alasannya sendiri, mengapa dia menutup seluruh akses ibu kota."
Sun Mei'er tercengang. Dia benar-benar telah meremehkan kasih sayang dari Raja untuk Xuanyuan Pofan. Padahal Xuanyuan Pofei memintanya untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk memfitnah dan memanas-manasi Raja mengenai Xuanyuan Pofan. Tapi, kelihatannya tindakan ini tidak berguna.
Namun dia mau mencoba yang terbaik sekali lagi demi Xuanyuan Pofei, "Raja, Yang mulia Raja Huayou membuat keributan sebesar ini, bahkan sampai menutup gerbang ibu kota. Apakah menurut Raja, ini tidak akan memengaruhi perasaan rakyat?"
"Bagaimanapun Raja Huayou baru pindah ke ibu kota ini belum lama, tapi dia telah menutup semua akses pintu gerbang ibu kota, mulai dari barat, timur, selatan. Dia membolehkan orang masuk ke ibu kota, tapi tidak mengizinkan orang keluar dari ibu kota.
"Aku khawatir, rakyat yang tidak memahami karakternya akan jadi salah paham dengan Yang Mulia Raja Huayou... Awwww!" Sun Mei'er tidak menyangka dirinya yang belum selesai bicara ini, tiba-tiba dagunya diremas dengan kencang oleh Raja.
"Kenapa kamu dari tadi membicarakan hal yang bukan-bukan mengenai Xuanyuan Pofan-ku? Em?" Raja menarik dagu Sun Mei'er untuk lebih mendekat ke arahnya. Mata tuanya jadi terlihat sangat serius.
Dari dulu, Raja tidak suka selir istananya membicarakan semua hal tentang urusan kerajaan. Apalagi membicarakan hal-hal yang bukan-bukan mengenai Xuanyuan Pofan, putra kesayangannya ini langsung di depan telinganya.
Mata indah Sun Mei'er langsung meneteskan air mata dalam sekejap. "Raja, hamba hanya perhatian dan penasaran saja..."
"Kamu tidak perlu untuk perhatian atau penasaran mengenai masalah Xuanyuan Pofan." Raja melepaskan dagu Sun Mei;er, dan tidak tertarik lagi untuk bersenang-senang dengannya. Dia pun mau berdiri.
Su Mei'er melihat Raja yang tiba-tiba marah. Dia sama sekali tidak menduga hal ini. Jadi, dia pun bergegas menurunkan bajunya lagi semakin ke bawah, untuk memperbaiki suasana yang ada.
Kemudian Sun Mei'er memperlihatkan kemontokan di dadanya, dan menyodorkannya untuk digigit oleh bibir tua Raja. Namun, belum juga menyentuh bibir Raja, tapi Raja telah mendorongnya menjauh dengan tangannya.
"Pergilah sana." Ekspresi Raja sangat serius. Dia memberi isyarat pada Sun Mei'er untuk segera berdiri dari pahanya.
"Raja, hamba salah. Hamba benar-benar hanya penasaran saja. Hamba juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Lalu, kenapa Raja semarah ini> Hamba jadi sedih sekali..." Mata Sun Mei'er masih terus menangis, wajah kecilnya tampak kasihan, suaranya begitu manja dan lemah. Seolah menunjukkan kepada Raja, atas kebingungan dan kesedihannya.
"Pergi!" Raja yang tadi melontarkan dua kata, sekarang hanya melontarkan satu kata saja.
Sun Mei'er tahu kapan dia harus bersikap manja dan kapan dia harus melepaskan diri dari Raja. Dia melihat Raja yang saat ini sudah tidak tertarik sama sekali untuk bersenang-senang dengannya. Dia pun tidak lagi bersikap manja, hanya terus menangis dan bangkit dari tubuh Raja. Dia yang peka pun, akhirnya pergi menjauh dari Raja.
Raja melihat Sun Mei'er yang ketakutan. Seketika hatinya melembut, dan dia tidak langsung pergi dari sana. Dia malah berjalan menghampiri Sun Mei'er dan menepuk wajah mungil Sun Mei'er sambil berkata, "Selirku sayang, apa kamu tahu kalau kamu tadi sudah melanggar hal tabu bagiku? Beberapa hari ini, silakan introspeksi diri."