Tuan Sudah Gila
Tuan Sudah Gila
Xuanyuan Pofan mengerutkan kening dan membuka kotak brokat kecil yang ditinggalkan Liuli Guoguo untuknya. Ada tiga benda tergeletak di dalamnya. Satu kalung Qian Jigu, satu gelang kaki dan satu kertas catatan kecil yang digulung di sana.
Dada Xuanyuan Pofan bergejolak naik turun dengan kuat. Matanya tidak tertuju pada Qian Jigu dan gelang kaki itu. Tapi menatap tajam ke kertas catatan kecil di bawah tali leher, dan juga gelang kaki yang berada di tengah kotak brokat itu.
Dia menggertakkan gigi gerahamnya, sampai rasanya hampir hancur. Lalu, menggerakkan tangannya melewati tali leher dan juga gelang kaki itu untuk mengambil kertas catatan yang ada di tengah kotak brokat tersebut.
Xuanyuan Pofan merasa seperti menggunakan seluruh tenaganya, hanya untuk membuka catatan kertas itu.
Yang mulia Raja Huayou. Aku bukan Ning'er. Aku juga tidak ingin menjadi Ning'er-mu. Aku adalah Liuli Guoguo, dan hanya ingin menjadi Liuli Guoguo. Jika kamu suka Ning'er dan bukan menyukai Liuli Guoguo. Maka, tolong jangan pernah berusaha untuk mencariku. Terima kasih untuk bertahun-tahun ini. Terima kasih telah menyelamatkan ibuku saat itu. Terima kasih telah membesarkan dan merawatku selama bertahun-tahun. Selama tinggal, tolong lepaskan aku.
Rasa sakit, rasa marah, rasa benci, rasa cemburu, rasa tidak tega, dan rasa putus asa yang awalnya memenuhi hati Xuanyuan Pofan dan membuatnya hampir tidak bisa bernapas dengan baik. Seketika lenyap begitu saja.
Saat ini, setelah membaca tulisan jelek di catatan itu, mata merah menyala Xuanyuan Pofan langsung kembali ke matanya yang begitu dalam. Alis tebalnya yang berkerut kembali rileks. Satu demi satu kelopak bunga mekar di dalam hatinya. Bibirnya melengkung dan dia pun tertawa terbahak-bahak, tertawa seperti seorang anak kecil.
Dalam sekejap, semua udara dingin yang begitu berat di dalam ruangan itu pun menghilang begitu saja seperti terhapus oleh angin musim semi. Ini bak tawa senang seorang anak kecil dalam kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan, dan semangat indah yang terus menggema di dalam ruangan besar itu.
Semua orang tercengang. Sudut bibir pengawal kesembilan berkedut. Pengawal ketiga dan pengawal kedua belas mengedipkan matanya, lalu mengedipkan matanya lagi dan lagi. Setelah saling memandang sejenak, mereka lagi-lagi mengedipkan matanya.
Xiao Denglong yang menyerahkan kotak brokat itu kepada Xuanyuan Pofan, dan masih berada di dalam ruangan itu melihat hal ini. Dia mengedipkan matanya dengan bingung, bahkan ekspresinya berubah menjadi seperti orang bodoh.
"Kali ini buruk, Nyonya kecil kabur dari rumah. Tuan sepertinya jadi gila," kata pengawal kedua belas sambil menarik lengan baju pengawal ketiga.
"Kamu itu yang gila. Jangan bicara sembarangan!" Pengawal ketiga melepaskan tangan pengawal kedua belas dengan kesal.
"Iya, ini memang benar. Nyonya kecil biasanya tidak bisa membuat Tuan tertawa sebahagia ini, dan tertawa begitu lama seperti ini. Jika ini bukan gila, lalu apa?" tanya pengawal kedua belas. Hatinya dipenuhi rasa kekhawatiran yang dalam.
Sebab, Tuan mereka ini benar-benar jadi gila karena Nyonya kecil. Nyonya kecil, ayolah jangan bersikap nakal seperti ini lagi, ayo cepat pulanglah. Kalau tidak, Tuan malah mati muntah darah, dan bahkan sedih sampai menggila begini, batinnya.
Sudut bibir pengawal ketiga juga berkedut saat melihat pria berjubah hitam yang duduk di takhta itu masih tertawa, dan terus tertawa. Dalam sekejap, dia merasa apa yang dikatakan oleh pengawal kedua belas sepertinya sedikit benar.
Entah sudah berlalu berapa lama, hingga akhirnya tawa seperti anak kecil itu berhenti. Saat melihat ini, pengawal kesembilan khawatir akan menyia-nyiakan waktu yang ada, dan khawatir Nyonya kecil mereka yang cantik itu akan bertemu orang-orang tidak baik di luar.
Jadi, pengawal kesembilan tidak bisa menahan diri untuk berkata kepada Xuanyuan Pofan, "Tuan, tolong turunkan perintah kepada hamba untuk membawa..."
Hanya saja, belum selesai bicara. Mata elang pria berjubah hitam yang duduk di atas takhta itu tiba-tiba bersinar, dan cahaya perak melintas di antara kedua alisnya. Xuanyuan Pofan kini sedang memanggil jenderal pasukan tengkorak miliknya.
Pengawal ketiga, pengawal kedua belas dan Xiao Denglong membelalakkan mata mereka saat melihat ini. Lalu, hanya terlihat dua pria tinggi besar yang mengenakan topeng tengkorak dan baju besi delapan kunci perak cerah, yang tiba-tiba melintas di depan mereka. Kemudian memberi salam kepada pria berjubah hitam di atas takhta itu.
Xuanyuan Pofan mengelus catatan kertas kecil di tangannya seperti harta karun, melengkungkan bibirnya dan berkata kepada dua jenderal pasukan tengkorak itu, "Bawa Nyonya kecil kembali dengan selamat."