Istri Kecilku Sudah Dewasa

Surat Kakak Po



Surat Kakak Po

2Liuli Guoguo senang sekali ketika memandang pipa persik yang disandarkan di dinding dekat meja. Dia tidak menyangka kalau kakak Po-nya bisa secepat ini padahal baru sehari berlalu. Tapi sudah membawakan semua barang yang dia inginkan. Tapi di antara kebahagiaan ini, tiba-tiba Liuli Guoguo melihat ada sebuah surat di bawah batu api sihir. Dia memiringkan kepalanya, lalu menarik surat itu dari bawah batu api sihir.     

Surat itu tidak dimasukkan ke dalam amplop, hanya sebuah kertas yang dilipat. Liuli Guoguo kemudian membuka surat itu dengan penuh rasa penasaran di dalam hatinya. Mata anggurnya yang besar bersinar terang, setelah itu dia mulai membacanya.     

"Liuli Guoguo, aku keluar kediaman untuk berburu memusnahkan setan dan roh jiwa. Lain kali aku akan memeluk dan menciummu lagi. Tapi kelihatannya akan lama sekali aku baru bisa melakukan itu. Jaga dirimu baik-baik."     

Di bawah surat itu tertulis 'Po', nama dan tulisannya sangat familiar untuk Liuli Guoguo. Jempol kecil Liuli Guoguo kemudian mengelus kata 'Po' di akhir surat itu. Seketika muncul rona merah di wajah kecilnya, saat melihat setiap baris di dalam surat tersebut.     

"Kakak Po benar-benar deh, apa yang dimaksud lain kali akan memelukku… Huh, benar-benar tidak serius, deh!" gumam Liuli Guoguo. Ada rasa kekhawatiran yang tidak bisa dijelaskan muncul dalam hati kecilnya. Tapi, dia kemudian berusaha menghibur dirinya sendiri. Kakak Po sehebat dan seluar biasa itu, tidak ada yang bisa menandinginya di dunia ini. Jadi, dia pasti bisa kembali lagi padaku dengan selamat! batinnya.     

Liuli Guoguo terus berpikir seperti ini, hingga muncul lagi lesung pipi di wajah bopengnya. Sebab, dia sudah menantikan sekali hari pertemuannya kembali dengan Xuanyuan Pofan. Jadi, setelah itu dia pun melipat kembali surat di tangannya.     

"Xiao Guo!"     

Tangan Liuli Guoguo yang melipat surat langsung bergetar, karena dia sangat terkejut ketika mendengar suara ini. Kemudian dia bergegas menyelipkan surat itu ke baju di bagian dadanya, dan memasukkan semua barang di atas meja ke dalam rak. Serta alfalfa dan biji-bijian yang masih dipegang Cai Gua dengan sangat erat, dan sekalian memasukkan Cai Gua yang tidak mau melepaskan alfalfanya itu ke dalam lemari juga.     

Setelah itu, Liuli Guoguo mengambil satu kain besar dari lemarinya, dan menutupi pipa persiknya dengan kain itu. Barang-barang ini boleh saja dilihat. Tapi, harus dilihat perlahan. Kalau tidak malah akan membuat Duo gemuk merasa aneh, batinnya.     

Ketika Liuli Guoguo baru saja menutup pipa persiknya dengan kain, Lie Nieduo lalu masuk ke dalam kamarnya. Liuli Guoguo menghela napas lega, tanpa sadar berbalik dan menutupi pipa persiknya yang sudah ditutup kain itu dengan tubuhnya. Kemudian dia melihat Lie Nieduo sambil tersenyum dan berkata, "Duo gemuk, kamu ini hebat sekali, secepat ini sudah memasak pentol goreng manisnya."     

Lie Nieduo meletakkan bubur gula merah di tangannya ke atas meja Liuli Guoguo. "Mana mungkin secepat itu, belum mulai masak kok. Aku berpikir kamu seharian belum makan apapun, jadi kalau langsung makan makanan yang berminyak itu tidak akan baik untuk kesehatan perutmu. Maka dari itu aku membuatkanmu bubur gula merah dulu. Kamu makan ini dulu untuk menghangatkan tubuh dan mengganjal perut."     

"Em em oke, terima kasih Duo gemuk!" jawab Liuli Guoguo yang tersenyum dengan lesung pipinya. Dia bergegas ke samping meja dan menyendok buburnya, lalu mulai menikmati bubur gula merah buatan Lie Nieduo yang lezat sekali.     

Lie Nieduo melihat paras wajah Liuli Guoguo yang sudah cukup membaik, membuat batu besar di hatinya perlahan jatuh. Wajah kecil gemuknya tersenyum, lalu dia berkata, "Xiao Guo, kamu pelan-pelan saja makannya. Aku sekarang juga akan pergi memasak pentol goreng manis dulu. Setelah membuatmu kenyang nanti, ayo kita pergi mandi bersama-sama ke kolam air panas yang kemarin kamu bawa aku ke sana itu!"     

Liuli Guoguo menyendok bubur gula merah yang panas itu, meniupnya, lalu bergegas mengangguk kepada Lie Nieduo, "Em em!"     

Lie Nieduo berlari dengan senangnya ke dapur agar bisa memasakkan pentol goreng manis untuk Liuli Guoguo. Melihat Liuli Guoguo makan dengan bahagia, dia sendiri jadi ikut bahagia.     

Setelah Lie Nieduo pergi, Liuli Guoguo bergegas berdiri dan berlari ke samping lemari. Mengambil Cai Gua yang masih memegang erat alfalfa keluar dari lemari, yang bahkan sama sekali tidak bisa lepas dari alfalfa itu. Namun, dia khawatir jika si chinchilla kecilnya ini akan sakit perut karena kebanyakan makan.     

Setelah mengelus kepala berbulu Cai Gua yang gemuk, Liuli Guoguo pun melanjutkan menikmati bubur gula merah. Namun, seperti ada rasa bersalah kepada Lie Nieduo yang muncul di dalam hatinya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.