Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Selamat Pagi



Kakak Po, Selamat Pagi

0Xuanyuan Pofan sudah lama tidak melihat Liuli Guoguo yang bermalas-malasan di ranjang. Sejak Liuli Guoguo masih anak kecil yang menggemaskan hingga perlahan-lahan tumbuh. Lalu, dia mulai belajar bangun pagi dan menemaninya yang bangun pagi untuk latihan pedang.     

Oleh karena itu, kemampuan bertarung Xuanyuan Pofan untuk melawan Liuli Guoguo yang bermalas-malasan di ranjang berangsur-angsur berkurang banyak. Setelah satu dupa sudah hampir habis, namun Xuanyuan Pofan masih saja gagal membangunkan Liuli Guoguo yang sedang berbaring tidur di ranjang.     

Xuanyuan Pofan tidak punya cara lagi dan hanya bisa menghela napas tak berdaya. Dia berpikir karena hari ini tidak ada hal penting apapun, jadi dia terpaksa hanya akan membiarkan Liuli Guoguo meneruskan tidurnya. Dia pun berdiri dan bersandar di kusen pintu sebentar, melamun seperti tengah memikirkan sesuatu, lalu pergi dan berjalan menuju dapur.     

Tidak peduli di dunia dewa maupun di dunia manusia, ketika beberapa kali Xuanyuan Pofan pergi ke dapur untuk memasak sendiri, mungkin hal itu bisa dihitung dengan jari tangan. Bahkan beberapa kali itu, semuanya karena Liuli Guoguo. Hari ini pun juga begitu. Empat dupa telah habis dan berlalu begitu saja, dan dia baru selesai memasak sarapan pagi, yaitu bubur putih.     

Ketika melihat ke arah pintu kamar Liuli Guoguo yang masih sepi, Xuanyuan Pofan berpikir, sepertinya pemilik kamar itu masih belum berniat bangun dan membuka pintu itu, dan pasti dia masih tidur di ranjang. Oleh karena itu, dia sendiri yang langsung membawa bubur putih itu untuk dibawa ke kamar Liuli Guoguo.     

Xuanyuan Pofan meletakkan bubur putih itu di atas meja. Dia merasa benar-benar tak berdaya ketika melihat Liuli Guoguo yang masih saja tidur seperti babi. Lalu, akhirnya dia sudah tidak sabar dan tidak ingin membiarkan Liuli Guoguo untuk tidur terus.     

Pada saat ini, Cai Gua yang tadinya dari betis Liuli Guoguo, entah bagaimana dia sudah berpindah tidur di atas kepala Liuli Guoguo. Serta pantatnya yang gemuk terangkat sedikit.      

Xuanyuan Pofan berjalan mendekat, lalu tanpa basa-basi mengambil Cai Gua dan memindahkannya ke ujung ranjang. Namun, dia tidak ingin lagi membangunkan Liuli Guoguo. Kemudian, kedua tangannya langsung diulurkan ke ketiak Liuli Guoguo.      

Setelah itu Xuanyuan Pofan menggendong tubuh Liuli Guoguo dan menggantungkannya di tubuhnya sendiri. Ini terlihat seperti ada seekor kangguru kecil berbaju merah muda yang menggantung di tubuhnya. Kemudian, dia pun kembali berjalan ke samping meja.     

Sehingga, Liuli Guoguo yang digendong dan berada di dalam dekapan Xuanyuan Pofan yang masih dalam keadaan tidak terlalu sadarkan diri ini. Sudah langsung disuapi sarapan pagi oleh Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan memandang bayi babi kecil di dalam dekapannya, yang makan bubur putih dengan masih dalam keadaan sedang tidur. Di dalam lubuk hatinya, dia sangat mengagumi kemampuan tidur Liuli Guoguo. Entah kenapa dia selalu merasa seperti membesarkan seorang bayi besar.     

Bubur putih di mangkuk Liuli Guoguo, dan bubur putih di mangkuk Xuanyuan Pofan semuanya telah habis. Tapi, mata anggur Liuli Guoguo yang besar itu masih tidak tampak membuka. Hal ini seolah-olah Tuhan sudah berhutang waktu tidur kepadanya selama beberapa masa kehidupan.      

Selesai makan bubur, kepala kecil itu malah miring dan bersandar di dada Xuanyuan Pofan, lalu tidur lagi. Hal tersebut benar-benar membuat Xuanyuan Pofan tercengang.     

Entah sudah berapa lama, Liuli Guoguo yang sedari tadi tidur di dalam dekapan Xuanyuan Pofan, akhirnya bangun juga. dia membuka matanya dan mengusap kelopak matanya, kemudian meregangkan pinggangnya.      

Mata anggur besarnya berkedip, lalu berkedip lagi dan lagi. Liuli Guoguo menyadari hal yang sungguh ajaib sekali bahwa ranjang di bawah tubuhnya, sekali lagi dengan misterius berubah menjadi kakak Po-nya.     

Tapi anehnya, ini bukan sedang berbaring, tapi digendong di dalam dekapan Xuanyuan Pofan. Kakak Po-nya menggendongnya sambil memegang buku di tangannya yang lain, dan membaca buku itu dengan santai. Liuli Guoguo lalu memalingkan matanya dan baru menyadari juga kalau ada dua mangkuk kosong di atas meja.     

Liuli Guoguo mengusap kepalanya yang agak pusing karena tidur, lalu bertanya kepada Xuanyuan Pofan dengan suara yang lembut, "Kakak Po, kenapa aku bisa tidur di dalam dekapanmu?"     

Namun, setelah Liuli Guoguo bertanya, pria yang menggendongnya seolah-olah tidak mendengar suaranya. Sebab, pria itu masih terus membaca gulungan buku yang dipegang di tangan kanannya.      

Liuli Guoguo berkedip, lalu mencondongkan tubuh ke telinga Xuanyuan Pofan, dan bertanya lagi dengan suara yang manis. Namun, tentu Xuanyuan Pofan masih diam saja. Ekspresinya agak dingin, dan tampaknya dia sama sekali tidak berniat memberikan jawaban apapun kepada Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo pun menjadi bingung. Kenapa kakak Po kelihatannya seperti sedang marah padaku, ya? Apa aku jangan-jangan melakukan hal yang tidak baik kepada kakak Po saat tidur tadi? batinnya.      

Saat memikirkan hal ini, Liuli Guoguo buru-buru menata bibirnya, dan memeluk leher Xuanyuan Pofan. Kemudian dia segera berkata kepada Xuanyuan Pofan dengan begitu manis dan sangat baik, "Kakak Po, selamat pagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.