Em, Bagus Sekali yang Kamu Lakukan
Em, Bagus Sekali yang Kamu Lakukan
Dia sangat kejam sekali ketika menghadapi roh jiwa dan setan jiwa. Dia juga begitu tegas dan mengerikan sekali ketika menghadapi murid-murid perguruan tinggi Xing Yun. Pokoknya, semua murid yang pernah diajari olehnya, pasti sangat takut padanya kecuali beberapa siswa spesial.
Masalah Liuli Guoguo yang bolos kelas ini entah bagaimana bisa sampai diketahui oleh guru besar. Khawatirnya, hukuman yang akan diterima oleh gadis ini agak serius.
"Em?" gumam Liuli Guoguo karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh guru Niu Siguang.
Lie Nieduo mengerutkan keningnya dan menaikkan alis indahnya. Dia langsung khawatir ketika melihat ekspresi guru Niu Siguang yang tampak tidak enak. Serta melihat ekspresi wajah Liuli Guoguo yang juga tidak terlihat baik. Jika dipanggil tiba-tiba seperti ini, tampaknya ada yang tidak beres, batinnya.
Selanjutnya, Lie Nieduo pun melihat Liuli Guoguo yang keluar mengikuti monyet sihir. Tampak ekspresinya yang agak tidak benar menggantung di wajah kecil penuh bopeng itu. Benar-benar membuatnya menjadi semakin khawatir.
"Bos, nasib gadis buruk rupa berwajah bopeng itu akan menyedihkan sekali. Siapa juga yang menyuruhnya tidak menghormatimu. Cih, nanti tunggu saja risiko yang harus diterimanya," kata Bai Yue kepada Wu Yunfu sambil tersenyum dan melengkungkan bibirnya.
Tapi, tanpa diduga, detik berikutnya Bai Yue malah yang menerima pukulan dari Wu Yunfu.
"Kamu yang melakukannya?" tanya Wu Yunfu sambil mengerutkan kening dan bertanya pada Bai Yue setelah memukul kepalanya.
Bai Yue tercengang. Dia tidak menyangka kalau dirinya akan dipukul. Matanya langsung berkedip lagi dan lagi. Akhirnya dia mengangguk dan menjawab, "Iya, benar sekali Bos. Aku telah menyuruh seseorang untuk menyampaikan kepada guru besar kalau si gadis buruk rupa berwajah bopeng itu bolos kelas seharian kemarin."
Wu Yunfu semakin mengerutkan keningnya. Kemudian dia mengait leher Bai Yue, lalu menepuk punggung temannya itu, "Em, kerja bagus."
"Hehe, benarkah Bos? Aku pasti akan mempermainkannya untuk membalas apa yang dilakukan kepadamu," kata Bai Yue yang mencoba untuk menyenangkan Wu Yunfu.
Mata phoenix Wu Yunfu yang indah menunduk, kemudian dia terdiam sejenak, lalu mengiyakan Bai Yue, "Em."
***
Ruang praktik pembuatan pil nomor delapan, paviliun Wan Miao, kampus Huatuo,
Di dalam ruang kelas pembuatan pil, ada beberapa wajah muda dan tampan yang berbaris dalam tiga sampai empat baris. Di depan mereka ada meja kayu pir berbentuk segi empat. Di atas meja ada tungku kecil berwarna abu-abu tua. Di sebelah kiri tungku itu, ada batu pengalaman milik mereka semua. Dan di sebelah kanan tungku, ada bahan-bahan obat.
Hari ini adalah hari tes uji pembuatan pil obat paviliun Wan Miao kampus Huatuo. Penguji dari ujian praktik pembuatan pil obat di ruangan pembuatan pil nomor delapan ini adalah kepala kampus Huatuo yang bernama Dong Misong.
Dong Misong mengaitkan tangannya di belakang punggung tuanya, lalu melangkah masuk ke ruang praktik pembuatan pil nomor delapan. Kemudian dia berkata pada belasan siswa di dalam ruang kelas praktik pembuatan pil, "Ujian akan segera dimulai dalam dua jam lagi."
"Siapa yang membuat pil obat hingga mencapai tingkat yang terbagus, serta khasiat obatnya mencapai yang terbaik. Maka dialah yang akan menjadi pemenang akhir dalam ranking perguruan tinggi Xing Yun ini." Selesai bicara, mata tuanya yang sudah berkerut menatap Dong Milin, cucu tersayangnya. Hatinya seolah penuh dengan penantian, harapan dan kebanggaan.
Setelah mengatakan mengenai hal-hal yang terkait dengan ujian, Dong Misong pun berjalan ke tempat paling tengah di ruang pembuatan pil nomor delapan. Lalu membuka papan hitam di meja tinggi, karena hendak mengaktifkan tombol pasir perekam waktu yang ada di bawah papan hitam itu, dan mengumumkan bahwa ujian akan segera dimulai.
Lalu, tepat pada saat ini, seorang pemuda yang tinggi, kurus dan sangat tampan dengan mengenakan baju biru, berjalan masuk ke dalam ruang pembuatan pil ini.
Tangan tua Dong Misong yang hendak maju untuk menggerakkan tombol pengaktifan pun berhenti. Dia mengenal pemuda itu, dan itu adalah Xuanyuan Poyu, pangeran kedua belas kerajaan Dong Xuan yang sering bermain bersama Dong Milin, cucu tersayangnya.
Dong Milin agak terkejut melihat Xuanyuan Poyu datang. Kenapa Xuanyuan Poyu ini tidak mengikuti kelas di kampus Hun? Tapi malah datang ke kampus Huatuo ini? batinnya.