Si Kucing Kecil Di Pelukan (1)
Si Kucing Kecil Di Pelukan (1)
Em... Ucapan ini... Kenapa terdengar sedikit aneh ya? Tapi… Aku juga tidak bisa membantah ucapan si persik madu. Em... Apa sekarang… Dia tidak bisa melahirkan anak untuk kakak keenam? batin Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi tanpa sadar menepuk keningnya dan langsung melirik ke Liuli Guoguo yang berbaju merah muda di samping kakak keenamnya. Walaupun si persik madu sudah berumur tiga belas tahun, tapi tubuhnya ini masih kecil. Bahkan pinggang dan kakinya juga terlalu kecil. Setidaknya harus menunggunya sudah sampai di umur menikah dulu.
Namun, walaupun masih belum bisa hamil atau melahirkan seorang anak. Tapi, untuk hal lainnya, jika melihat sikap kakak keenamnya, sepertinya dia sudah duluan melakukannya.
"Uhuk uhuk uhuk..." Begitu memikirkan hal ini, entah kenapa wajah tampan Xuanyuan Poxi memerah, dia lalu batuk dengan begitu canggungnya.
"Kakak Po, buka mulutmu," pinta Liuli Guoguo yang hendak memberikan leci yang telah dikupasnya ke dalam mulut Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo menyadari kalau wajah tampan kakak Po-nya merah sekali. Lalu dia pun mengalihkan pandangannya dan tanpa sengaja melihat ke arah Xuanyuan Poxi. Eh? Kenapa kakak Xuanyuan Poxi kurus wajahnya juga merah begitu? batinnya.
***
Di ruangan akuntansi,
Begitu Xie Shuizhi selesai mengatur tempat tidur untuk tiga koki dan lebih dari selusin pelayan. Serta pengawal yang datang dari kediaman Penglaizhou bersama Tuan dan Nyonya kecil. Dia pun akhirnya menghela napas lega dan berlari kembali ke ruang akuntansinya. Kemudian dia duduk di meja dan mulai menggerakkan sempoanya.
Pelayan Jia melihat ke kanan dan ke kiri. Setelah memastikan kalau tidak ada orang lain, dia lalu berlari untuk masuk ke ruang akuntansi dan berbisik kepada Xie Shuizhi, "Kepala Xie Shuizhi... Em… Wakil kepala Xie Shuizhi, ada, ada berita baru yang besar."
"Aku sangat sibuk sekarang, tidak punya waktu! Tidak peduli berita apa, besok saja membicarakannya!" jawab Xie Shuizhi. Setelah selesai berbicara, dia kembali menggerakkan sempoanya. Karena dia tidak sedang dalam suasana hati yang baik, untuk mengurusi mengenai masalah yang ada di bangunan Hanyun, yang merupakan tugas dari pelayan Jia.
Pelayan Jia bergegas melihat ke belakangnya, lalu melihat ke kanan dan ke kiri lagi. Kemudian dia melihat ke Xie Shuizhi dan berkata, "Aduh, wakil kepala Xie Shuizhi, tidak peduli sesibuk apa kamu sekarang, kamu harus ikut menangani masalah ini! Berita yang ingin aku beritahukan padamu ini, ada, ada hubungannya dengan rumah tangga Tuan kita!"
Tangan Xie Shuizhi yang menggerakkan sempoa langsung berhenti begitu mendengar ini. Dia lalu mengerutkan kening dan mengangkat matanya ke arah pelayan Jia. "Tuan?" tanyanya.
Pelayan Jia bergegas menutup seluruh pintu, lalu berjalan ke samping Xie Shuizhi dan berbisik di telinganya, dan berkata padanya, "Wakil kepala pelayan Xie Shuizhi, aku beritahu ya, Tuan kita, dia… Dia belum tidur dan tinggal sekamar dengan Nyonya kecil."
"Hah?!" teriak Xie Shuizhi karena terkejut.
***
Malam hari,
Setelah pangeran mahkota Xuanyuan Poxi menumpang makan di kediaman Xuanyuan Pofan. Lalu dia ingat kalau masih ada tugas negara, jadi dia buru-buru mengibaskan lengan bajunya dan pergi.
Hanya saja, sebelum berpamitan pulang, Xuanyuan Poxi tampak melengkungkan bibirnya dan tidak lupa untuk berbisik di telinga kakak keenamnya. Kemudian dia berkata dengan sangat pelan padanya, "Kakak keenam, hadiah di dalam kotak itu, malam ini jangan lupa melihatnya bersama-sama dengan si persik madu ya."
Xuanyuan Pofan mengerutkan keningnya, dia sepenuhnya mengira kalau adik kedelapannya ini sedang bosan, mangkanya mau menggodanya. Jadi, dia tidak terlalu memikirkan ucapan adik kedelapannya itu.
Liuli Guoguo mengelus perutnya yang kenyang, lalu masuk ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan. Saat melihat kakak Po-nya yang bekerja dengan sedikit terburu-buru untuk mengurus dokumen resmi negara yang tidak sempat ditangani akhir-akhir ini.
Terkadang Liuli Guoguo akan menyendokkan buah semangka, lalu memasukkannya ke dalam bibir tipis kakak Po. Setelah itu dia juga memasukkannya ke dalam mulut kecilnya sambil ikut melihat dokumen-dokumen itu juga.
Liuli Guoguo yang masih makan buah semangka yang ditaruhnya di atas lututnya, kemudian mengangkat mata besarnya yang bagai anggur itu dengan santai. Lalu, tanpa sengaja dia melihat dokumen resmi di tangan kakak Po-nya. Kemudian dia langsung terkejut dan berkata, "Kakak Po, kabupaten Qiaomin dilanda banjir?!"
Xuanyuan Pofan terus melihat dokumen resmi itu dan mengiyakan pertanyaan Liuli Guoguo dengan hangat, "Em iya."
"Kakak Po, teman sekelasku yang bernama Li Jinyang dari kelas Jianjia dan juga ibunya tinggal di kabupaten Qiaomin. Ibunya adalah wali kelas kami di kelas Jianjia. Kami semua memanggilnya guru ahli pemusnahan."
"Awalnya, aku sangat membenci dan tidak suka dengannya. Aku juga cukup takut dengannya. Namun setelah mulai berkomunikasi dan mengenalnya, aku jadi sangat menyukainya! Kakak Po, kamu tidak tahu ya, guru Li sangat serius sekali dan sangat profesional dalam mengajar kami."
"Kelas musik sihir yang dia ajar adalah kelas favoritku. Awalnya aku tidak terlalu banyak bicara dengannya, aku merasa kalau dia tidak terlalu suka memedulikanku. Tapi kemudian…"