Pindah Ke Ibu Kota Kekaisaran (2)
Pindah Ke Ibu Kota Kekaisaran (2)
Tapi, Xuanyuan Pofan malah menolaknya, karena dirinya memilih satu kota bernama Penglaizhou yang sangat jauh sekali dari ibu kota kekaisaran. Apalagi, putranya itu sangat bersikeras mau pergi dan tinggal di sana.
Raja dan Ratu sudah berulang kali membujuknya, namun itu semua tetap tidak berguna. Akhirnya, Raja terpaksa memberikan kota Penglaizhou itu kepada Xuanyuan Pofan.
Walaupun Penglaizhou merupakan salah satu dari sembilan kota terbesar ketiga di kerajaan Dong Xuan, tapi itu sangat jauh sekali dari ibu kota kekaisaran.
Setiap kali Ratu dan Raja pergi untuk mengunjungi putra kesayangan mereka itu, mereka harus menghabiskan banyak waktu di perjalanan. Walaupun setiap kali pergi kesana mereka tidak diperlakukan dengan baik, bahkan tidak terlalu dipedulikan oleh putranya.
Tapi, selalu saja setelah kembali dari sana, beberapa hari kemudian mereka berdua akan senang dan bahagia sekali. Orang bilang kalau keluarga kerajaan tidak boleh pilih kasih. Namun pengecualian bagi Ratu dan Raja untuk putranya Xuanyuan Pofan.
Dulu, begitu Xuanyuan Pofan lahir, dia sudah dianggap sebagai bayi aneh oleh seluruh dunia. Saat itu, Raja dan Ratu sangat takut dan muak terhadapnya. Namun, setelah melewati pembangkangan dan berbagai keajaiban yang terjadi hingga mengubah seluruh kekayaan kerajaan Dong Xuan.
Namun, dari lubuk hati yang paling dalam dari Raja dan Ratu. Sebenarnya mereka ingin sekali memberikan yang terbaik untuk putra keenamnya ini.
Mungkin itu semua karena ingin menebus rasa bersalah yang mereka rasakan ketika Xuanyuan Pofan waktu masih bayi. Bahkan, dulu Ratu juga ingin membunuh putranya dengan tangannya sendiri. Atau mungkin, juga karena putranya ini terlalu baik dan sempurna, sehingga sulit untuk tidak mencintainya.
Sekarang putranya itu akan pindah ke ibu kota kekaisaran, jadi membuat Raja dan Ratu tidak bisa menahan tawa bahagia mereka, bahkan ketika mereka sedang tidur.
***
Liuli Guoguo memandangi halaman Liuli Guoguo, di mana sedang banyak pelayannya yang sibuk mengatur dan menyiapkan semuanya. Dia lalu memanyunkan bibirnya, tampak cemberut sambil bersandar ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, rumah tua di ibu kota kekaisaran, apakah juga ada yang seperti halaman Liuli Guoguo?" tanyanya.
Ayunan di halaman Liuli Guoguo, paviliun dengan ukiran kelinci kecil, tanaman rambat di dekat paviliun, pohon delima di belakang paviliun, kuda kayu yang biasa dimainkannya saat Liuli Guoguo masih kecil, jembatan, kolam ikan kecil di bawah jembatan.
Setiap sudut dan bagian dari tempat ini penuh dengan kenangan hangat dan indah. Sampai-sampai membuat Liuli Guoguo tidak rela untuk meninggalkan setiap hal dari tempat ini.
Xuanyuan Pofan memeluk Liuli Guoguo, kemudian dia menggigit telinganya yang putih. "Tentu saja akan ada yang seperti ini. Aku telah menyuruh orang untuk mengambil gambar halaman Liuli Guoguo, dan meminta orang-orang di sana mengatur tempat agar mirip seperti halaman Liuli Guoguo ini. Kamu tenang saja," katanya sambil memainkan telinga merah kecil di lengannya.
Liuli Guoguo menyandarkan diri di lengan Xuanyuan Pofan, lalu dia menanggapi dengan bersemangat, "Kakak Po, setelah aku lulus dari perguruan tinggi Xing Yun, ayo kita kembali dan tinggal di Penglaizhou lagi, ya?"
Tidak, aku akan membawamu ke dunia Dewa, batin Xuanyuan Pofan. Dia berhenti sejenak, lalu menepuk kepala kecil Liuli Guoguo yang seringan bulu, kemudian menjawab dengan hangat, "Iya."
***
Tiga hari kemudian,
Beberapa kereta kuda sudah berkumpul di pintu gerbang kediaman Raja Huayou. Para pelayan kediaman juga sudah memindahkan semua kotak mahoni besar, serta kotak kayu pir besar ke depan gerbang.
Setelah pengawal kedua belas menunggu pelayan mengumpulkan semua barang yang mereka butuhkan untuk dipindahkan. Kemudian mereka berdiri di depan kotak kayu dan barang lainnya. Lalu memasukkan semua barang tersebut ke dalam ruang sihirnya satu persatu.
Beberapa pelayan yang dipilih oleh Liuli Guoguo untuk dibawa ke ibu kota kekaisaran bersama-sama, membawa barang bawaan mereka sendiri. Semuanya juga sudah berkumpul di gerbang kediaman.
Ada pelayan-pelayan terdekat Liuli Guoguo, yaitu Cui Le, Ding Xiang, dan Mo Li, serta pelayan terbaik yang selalu di pihaknya, yaitu Xiao Denglong. Kemudian ada juga pelayan Hong Dou dari aula utama bangunan Chiming. Duo Wei serta Duo He, adik kakak pelayan dari bangunan Chiming. Lalu ada juga Xiao Zhu. Dan terakhir ada Ju Yue pelayan yang sering mengantarkan kue untuknya.
Tentunya Liuli Guoguo juga membawa tiga koki terbaiknya, yaitu Cai Yinan, Fang Mici, dan nenek Ye. Karena dia sudah makan hidangan mereka bertiga selama bertahun-tahun. Jadi, jika harus mengganti koki dengan koki lain, takutnya dia tidak akan terbiasa, dan juga tidak rela melepaskan ketiga koki ini.