Sangat menyukaimu
Sangat menyukaimu
"Tidak akan!" jawab Xuanyuan Pofan.
Jantung Liuli Guoguo langsung berdegup karena grogi.
Xuanyuan Pofan pun kemudian menarik rumput kecil di atas salju sambil melanjutkan, "Tidak perlu pergi ke tempat di mana orang lain tidak dapat menemukan kita, karena tidak ada yang bisa mengganggu kita. Mereka tidak berhak untuk melakukan itu." Kelihatannya Liuli Guoguo mengalami banyak masalah ketika bersama dengan Ratu, batinnya.
"Benarkah? Kakak Po tidak akan peduli dengan ucapan orang lain dan akan terus bersamaku?" tanya Liuli Guoguo yang kini sedang berendam di air panas. Dia tampak menaikkan alisnya karena sangat bahagia.
"Gadis bodoh, tentu saja itu benar." jawab Xuanyuan Pofan.
"Kakak Po, aku menyukaimu, sangat menyukaimu. Sangat, sangat menyukaimu! Kamu bisakah keluar dan biarkan aku menciummu! Aku mau menciummu sekarang juga!" kata Liuli Guoguo dengan sangat bersemangat. Lengan kecilnya juga telah bersandar ke tepi kolam. Dia terlihat ingin sekali maju dan mencari Kakak Po-nya.
Xuanyuan Pofan tersenyum dengan senangnya, lalu berdiri. Tapi, baru melangkah sebentar, dia berhenti dan duduk kembali. "Sudah tidak usah. Kamu sedang… Em… Nanti saja kalau kita kembali, kamu bisa menciumku," jawabnya.
Liuli Guoguo membuka matanya lebar-lebar, lalu membatin, Oh iya benar, benar sekali! Dia pun kemudian menundukkan kepala dan melihat ke tubuh kecilnya yang telanjang. Dia langsung mengerti maksud ucapan Kakak Po-nya, dan memasukkan lagi tubuhnya sampai pundak ke dalam air. Terlihat kalau dia hanya menyisakan kepala kecilnya di atas permukaaan air. Wajahnya sekarang tampak sangat merah karena malu. Setelah itu dia berkata, "Em… Baiklah..."
***
Bangunan Jing Ren, di dalam aula besar banyak sekali vas porselen yang bermotif bunga, hancur berkeping-keping di lantai. Pyiaarrrrr! Pyiaaarrr! Pyiaaarrr! Suara ini terus saja berbunyi tiada hentinya. Raja melempar semua vas porselen itu. Dia begitu marah, sangat marah sekali sampai jenggot di dagunya seolah terbang ketika melempar vas itu.
Seorang selir yang ada di samping Raja mencoba menghentikannya. "Raja, tenangkan dirimu! Jangan melempar vasnya lagi! Sudah sudah!" katanya. Tapi sayangnya, ketika dia sudah mencoba menghentikan cukup lama, hal itu tidak ada gunanya. Raja masih saja terus melempar semua barang secara asal-asalan di kamar itu.
Sore hari ini, makanan baru saja datang dan sumpit belum digerakkan. Tiba-tiba, Raja tua masuk ke kamar dengan marah. Tanpa sepatah kata pun, dia langsung menarik kain merah di atas meja, sehingga membuat piring dan hidangan yang ada di atas meja terbalik.
Dua selirmu meninggal karena dibunuh oleh anak keenam mu yang berdarah dingin itu, lalu kenapa kamu malah menggilanya di tempatku ini?! Semua vas itu sangat mahal dan berharga, itu susah sekali dicari! batin selir itu.
"Kenapa?! Aku marah memang kenapa? Aku mau membanting dan melempar semuanya untuk meredakan amarahku memang kenapa? Apa kamu tidak tega dengan barangmu? Apa kamu takut aku tidak bisa mengganti semua ini?! Barang-barang busuk seperti ini, ada terlalu banyak di Bangunan Gan Qing!" kata Raja dengan murka.
Raja berkata sambil kembali melempar vas porselen ungu Bodhisattva, vas yang legendaris dan terkenal yang ada di tangannya. Dia menghembuskan napas dengan marah, dan meniupkan ke janggutnya.
Selir An menaikkan alisnya, lalu tersenyum dan berkata, "Hah? Mana mungkin saya berani? Saya hanya khawatir kalau marah seperti ini bisa melukai tubuh anda. Kan anda sudah berumur begini. Jadi tidak boleh membuat diri sendiri marah begitu besar."
Sialan! Jika di bangunan Gan Qing banyak, sana pergi dan hancurkan saja vas di bangunan Gan Qing! Datang ke tempatku dan seenaknya membanting barang, maksudnya ini apa?! batin Selir An.
Mendengar ucapan Selir An ini, Raja pun langsung menjadi marah, "Apa Selir An? Maksudmu aku tua?!" tanyanya.