Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Cantik, Kamu Cantik Sekali (Bagian 4)



Kakak Cantik, Kamu Cantik Sekali (Bagian 4)

2Sebelum ini, Liuli Guoguo terlihat berlari terburu-buru ke aula utama. Setibanya di depan pintu aula, dia langsung berhenti mendadak, tidak berani langsung masuk ke dalam karena dia takut nanti mengganggu Kakak Po-nya. Jadi, dia hanya menjulurkan kepalanya dan mencoba melihat ke dalam ruangan.      

Liuli Guoguo menyadari di dalam aula ada orang lain selain Kakak Po-nya, yaitu ada seorang kakak perempuan cantik yang mengenakan pakaian berwarna hijau muda. Kakak Po-nya dan kakak perempuan itu sedang berbicara dengan seru sekarang.      

Ketika Liuli Guoguo sedang bingung dan ragu apa mau masuk ke dalam membawa kelinci putihnya atau tidak. Tapi kakak perempuan cantik itu sudah menyadari keberadaannya.     

Du Heng memandangi anak kecil yang cara berpakaiannya lebih tampak gemuk dari bacang itu, anak kecil itu juga seperti sedang membawa sesuatu di dekapannya. Dia kemudian dengan riangnya langsung melompat ke dekapan sahabatnya yang sedingin gunung es yang tak berperasaan dan selalu bermuka muram. Melihat itu, kedua mata persik Du Heng membelalak terkejut, benar-benar terkejut.     

Tidak mungkin kan... Anak kecil yang dada dan pantatnya rata bagai tanah datar ini adalah istri kecil berharga dari sahabat baikku ini?! Ini mah namanya mempermainkanku! batin Du Heng saat melihat sebuah pemandangan yang tidak masuk akal baginya. Pemandangan yang aneh dan tidak biasa.      

Wajah tampan sahabat baik Du Heng yang dinginnya bisa bertahan selama puluhan juta tahun ini, bisa-bisanya memperlihatkan senyuman yang lebih damai dibandingkan angin musim semi. Bahkan, wajah itu lebih hangat dibandingkan cahaya matahari, lebih jernih dibandingkan sumber mata air, lalu lebih segar dibandingkan rerumputan hijau.     

Dan yang paling mengejutkan Du Heng, Xuanyuan Pofan berbicara dengan lembutnya, "Kenapa Liuli Guoguo." tanyanya. Dan hal ini sangat aneh dan tidak normal bagi Du Heng.     

Liuli Guoguo turun dari dekapan Xuanyuan Pofan, lalu menaruh kelinci yang gemetaran tidak hentinya di dekapannya. Kelinci itu mengenakan baju musim dingin warna biru dengan hiasan pita kupu-kupu yang juga warna biru itu kepada Xuanyuan Pofan. Kemudian, dia mengeluarkan baju musim dingin warna merah yang diselempangkan di lengan kecilnya.      

Liuli Guoguo kemudian mendongakkan kepala ke Xuanyuan Pofan dan berkata, "Kakak Po, aku mengalami sebuah masalah, jadi aku sangat bingung. Apakah aku boleh mengganggu waktumu sebentar?"     

Xuanyuan Pofan memandangi wajah Liuli Guoguo yang saat ini begitu imut. Rasanya dia ingin sekali maju, lalu mengecup bibir ceri itu, lalu dia pun berkata, "Tentu saja boleh, masalah apa?"     

"?!!!" Astaga! batin Du Heng yang seketika tercengang dan geli saat mendengar ucapan Xuanyuan Pofan, sampai-sampai bulu kuduknya ikut bergidik. Gila, begitu wajah sedingin gunung es itu mencair, rasanya seolah membuatmu terbakar sampai mati, lanjutnya dalam hati.     

Setelah Liuli Guoguo mendapatkan izin dari Xuanyuan Pofan, bibir kecilnya pun mulai membuka, "Kakak Po, coba kamu lihat, ada dua baju hasil rajutan Ding Xiang dan Mo Li yang aku pilih untuk aku berikan ke kelinci kecil ini. Yang satu, baju musim dingin warna biru yang dikenakan kelinci ini, dan dipadukan dengan pita kupu-kupu warna biru di telinga kelinci itu." tuturnya sambil menunjuk baju musim dingin yang dikenakan si kelinci.     

"Satunya lagi baju musim dingin warna merah di tanganku, nanti dipadukan dengan bunga besar warna merah." lanjut Liuli Guoguo sambil menggerak-gerakkan baju yang ada di tangan kecilnya. Lalu, dia pun berkata lagi dengan bingungnya, "Menurutku, keduanya sama-sama bagus! Sudah memikirkannya setengah hari, tapi aku masih saja bingung harus memilih yang mana. Kakak Po, Menurutmu mana yang lebih bagus?" tanyanya.     

Xuanyuan Pofan memandangi baju musim dingin warna merah jelek di tangan Liuli Guoguo, lalu menatap ke baju musim dingin warna biru yang dikenakan si kelinci, yang sama jeleknya dengan baju musim dingin warna merah. Kemudian, dia menatap baju musim dingin warna merah bermotif bunga yang dikenakan oleh Liuli Guoguo, lalu dia pun berkata, "Baju yang merah saja. Cocok denganmu."      

Si gadis imut cocok dengan kelinci imut, perpaduan yang seperti ini, benar-benar sangat imut sekali. Gadis kecilnya entah kenapa bisa seimut ini, membuat Xuanyuan Pofan rasanya sulit menahan diri untuk tidak menyentuhnya saja.     

"Em em, baiklah! Ikut kata Kakak Po saja! Kakak Po bantu aku menggantikan baju kelinci itu dengan baju musim dingin warna merah ini ya? Eh, kenapa kelincinya sangat gemetaran seperti ini?" tanya Liuli Guoguo sambil memberikan baju musim dingin warna merah ke Kakak Po-nya. Lalu, ketika dia melihat ke kelinci yang ada di dekapan Xuanyuan Pofan, barulah dia menyadari kalau kelinci itu gemetaran tidak karuan.     

"Tidak apa-apa, setelah ganti baju warna merah ini, pasti nanti baik-baik saja." tutur Xuanyuan Pofan.     

"Em em!" gumam Liuli Guoguo sambil mengangguk.     

Sudut bibir Xuanyuan Pofan tertarik dan memperlihatkan senyuman manis, lalu dia mengambil baju musim dingin warna merah itu dari Liuli Guoguo. Kemudian, dia mengikuti perintah Liuli Guoguo untuk membantu menggantikan baju ke kelinci itu. Selesai ganti baju, dia pun mendongak, tapi sosok anak kecil berbaju merah itu sudah tidak ada lagi di depannya.     

Du Heng awalnya masih dalam kondisi terkejut ketika melihat perubahan drastis dari sahabat baiknya yang dingin itu. Tapi, si bacang yang membuat sikap sahabatnya berubah menjadi drastis itu malah tiba-tiba berjalan pelan-pelan menghampirinya. Kedua mata besar bagai anggur itu kemudian menatap tajam ke arahnya.     

Sedangkan Du Heng melirik sahabat baiknya yang sedingin gunung es itu, lalu dia pun langsung ketakutan dan terkejut. Dingin, dingin, dingin, dingin, dingiiiinnn, dingiiiinnn sekali. Gila, Kenapa aku merasa kalau dari mata Xuanyuan Pofan itu akan segera menyemburkan api ya dan di seluruh tubuhnya? Lalu, kenapa dia juga memancarkan aura yang sangat dingin dan menakutkan, batin Du Heng. Sehingga, hal itu membuatnya hampir jatuh dari kursinya karena ketakutan.      

Du Heng masih tercengang, sedangkan si bacang sudah berdiri di depannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.