Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Qiqi, Kamu Kejam Sekali



Xiao Qiqi, Kamu Kejam Sekali

2Pao Baobao melihat pemandangan yang tiba-tiba ini. Hal tersebut membuat mata aprikotnya ini langsung membelalak lebar. Situasi, situasi, situasi apa ini? tanyanya dalam hati.      

Namun, belum sempat bereaksi dengan kejadian ini, tiba-tiba ada sebuah batu yang terbang dan menyerang ke arahnya. Lalu, kepala Pao Baobao miring, kemudian dia pingsan dan hampir jatuh ke lantai.      

Namun, pingsannya kali ini bukan karena penyakit terlalu bersemangatnya kambuh. Sebab, pingsannya kali ini karena Pao Baobao sedang diserang oleh batu yang dilemparkan oleh pemuda cantik berbaju hijau itu.     

Ketika tubuh Pao Baobao hampir jatuh ke lantai yang begitu dingin dan keras. Tapi tiba-tiba muncul pria berbaju putih yang sangat kekar dan kuat, yang kemudian masuk ke dalam kamar nomor enam itu. Setelah itu dia memapah tubuh kecil Pao Baobao yang lemas ke dalam dekapannya.     

Lantai pun menjadi kesal karena tidak jadi ditindih oleh Pao Baobao, Ih benci sekali! batinnya.     

Setelah pengawal kesatu berhasil menangkap tubuh Pao Baobao, dia lalu mengalihkan pandangan matanya ke arah dua orang yang ada di dinding. Ke arah dua orang yang satu berbaju merah, dan yang satunya lagi berbaju hijau. Kemudian dia pun langsung berkata dengan dingin, "Raja An Yin, tolong tahu diri. Pengawal ketujuh..."     

"Kakak, aku baik-baik saja. Kamu bawalah Nona Xiao Bao keluar," kata pengawal ketujuh yang berusaha menggerakkan bibir merahnya tanpa menunggu pengawal satu selesai bicara. Saat ini dia sedang dikurung di dinding oleh Du Heng.     

Pengawal kesatu kemudian menggertakkan giginya. Dia lalu melirik tajam ke arah Du Heng, dan menundukkan matanya kepada gadis lemas di dalam pelukannya. Setelah itu, dia berkata, "Baiklah" Dan langsung berbalik pergi dari tempat itu sambil menggendong gadis yang lemas di dalam pelukannya tersebut.      

Pengawal kesatu tahu mengenai perasaan Raja An Yin terhadap adik ketujuh seperguruannya ini. Walaupun Raja An Yin ini kalau bicara cukup arogan dan begitu sombong. Tapi dia bisa melihat kalau pria ini sangat sayang dan juga tidak akan tega melukai adik ketujuh seperguruannya ini.     

Tapi, tidak tahu kenapa adik ketujuhnya ini tidak mau menerima Raja An Yin. Bahkan dia selalu bersikap sangat dingin kepada Raja An Yin. Tapi, walaupun berkali-kali diperlakukan dingin seperti itu, Raja An Yin tidak pernah kesal, dan terus saja menyukai dan menggoda adik ketujuhnya ini. Mereka semua bahkan pernah membujuk Raja An Yin, namun itu semua sia-sia saja.      

Karena Raja An Yin benar-benar tidak bisa dibujuk. Lalu, semakin lama, mereka pun bahkan mengikuti Tuan mereka Raja Huayou. Yaitu menutup sebelah matanya, dan berpura-pura tidak melihat semua ini.      

Sebenarnya, menurut pengawal kesatu, adik ketujuh dan Raja An Yin ini sangat cocok. Hanya saja namanya perasaan, jadi dia juga benar-benar tidak mengerti dengan situasi tersebut.     

***     

Setelah pengawal kesatu pergi, pria yang sedang mengurung wanita seksi berbaju merah di dinding itu masih saja menatap serius wanita itu. Mata aprikot yang indah milik pria itu bahkan tidak sekalipun beralih dari tubuh pengawal ketujuh.     

Setelah orang-orang yang tak berkepentingan itu pergi, Du Heng kemudian meraih dua tangan pengawal ketujuh dengan satu tangannya. Dia lalu menarik tangan itu ke atas kepala pengawal ketujuh, dan mengurungnya di dinding.      

Setelah itu, satu tangannya yang lain seolah tidak bisa sabar lagi untuk melepaskan baju merah di bagian dada montok wanita itu. Kemudian, begitu dua buah dada seputih salju wanita itu terlihat, Du Heng langsung menundukkan kepalanya dan berniat ingin menciumnya.     

Pengawal ketujuh seketika menaikkan alisnya. Dia lalu mengumpulkan semua kekuatannya untuk melepaskan satu tangannya dari tangan besar pria itu. Setelah itu dia mengangkat tangannya dan langsung menampar Du Heng, dan berkata dengan dinginnya, "Dia itu masih anak kecil."     

Du Heng yang di wajahnya ada bekas merah hasil tamparan pengawal ketujuh pun tidak marah. Namun dia malah melengkungkan bibir semerah mawarnya, lalu suaranya yang begitu merdu pun terdengar.      

"Xiao Qiqi, jangan khawatir. Aku hanya menggunakan batu biasa untuk membuatnya pingsan. Dua jam lagi, dia pasti sudah sadar. Jadi, kita gunakan dua jam ini untuk membayar semua perlakuan jahatmu kepadaku dulu," kata Du Heng dengan suaranya yang berat dan sedikit serak. Bibir lembabnya saat ini tengah ditempelkan di samping telinga putih pengawal ketujuh.     

Suaranya ini membuat pengawal ketujuh tercengah sebentar, namun tidak lama kemudian dia sudah kembali sadar sepenuhnya. Dia lalu segera berkata kepada dirinya sendiri, Aku boleh punya perasaan kepada siapapun. Tapi tidak boleh kepada pria di depanku ini! batinnya.     

Setelah berpikir seperti ini, pengawal ketujuh kemudian langsung menghela napas berat dan dingin. Dia lalu merangkulkan kedua tangannya ke leher Du Heng, dan mulai menggoda untuk membangunkan nafsu Du Heng. "Kenapa Raja An Yin, apakah, apakah penyakitmu itu sudah sembuh?" tanyanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.