Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bertengkar



Bertengkar

0Detik berikutnya, Xuanyuan Pofan kemudian merintih. Istri kecilku ini benar-benar menggigitku dengan keras ya, batinnya.      

Karena marah, Liuli Guoguo tanpa sadar benar-benar menggigit dengan gigitan besar ke telinga Xuanyuan Pofan. Ketika melepaskan mulut kecilnya, dia melihat area besar di telinga Kakak Po yang berwarna kemerahan, serta ada cetakan giginya yang jelek muncul di sana. Setelah itu dia jadi merasa tidak enak sendiri kepada Kakak Po karena ini.     

Tapi, walaupun begitu, Liuli Guoguo masih saja memanyunkan bibirnya dan berpura-pura masih marah sambil mendengus, "Cih!" Dia lalu berjalan dan duduk di kursi di samping Xuanyuan Pofan.      

Begitu pantat kecilnya diletakkan di kursi, Liuli Guoguo langsung duduk di kursi sambil memalingkan kepala kecilnya ke sisi yang berlawanan dengan kakak Po. Dia hanya memberikan pemandangan belakang kepalanya saja kepada Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan hanya bisa geleng-geleng kepala dan membatin, Seharusnya kan aku yang marah? Bagaimana bisa seorang istri malah membantu wanita luar untuk memberikan sesuatu kepada suaminya? Em?     

Liuli Guoguo menoleh sejenak, tapi dia menyadari kalau suasananya jadi semakin tenang dan sunyi. Sudah cukup lama berlalu, namun kakak Po-nya masih saja tidak menghampiri dan membujuk, ataupun menghiburnya. Hatinya terasa gelisah dan kecewa, jadi dia tidak bisa menahan diri lagi dan akhirnya menoleh.     

Namun, Liuli Guoguo malah melihat kakak Po yang sudah mulai membaca buku yang membosankan itu lagi. Hal tersebut membuat hatinya menjadi lebih dingin lagi, dan semakin kecewa. Dia bahkan memanyunkan bibirnya, dan tidak ingin berinisiatif untuk memulai pembicaraan.      

Liuli Guoguo kemudian menuangkan segelas air minum, lalu meminumnya perlahan. Kemudian dia duduk diam dan tenang di samping. Cih, kakak Po, kamu mengabaikanku! Aku juga akan mengabaikanmu! Jika kamu tidak mau bicara padaku, maka aku juga tidak akan mau bicara denganmu! batinnya.      

Liuli Guoguo bertekad seperti ini. Setelah itu dia mengayunkan kaki kecilnya dengan puas, dan jadi seorang anak baik yang sedang menikmati tehnya. Namun, mata besar bagai anggurnya tetap saja tidak bisa berhenti untuk diam-diam melirik ke arah kakak Po.      

Setelah melirik sejenak, Liuli Guoguo langsung memalingkan tatapan matanya lagi karena takut ketahuan kakak Po. Dia langsung mengangkat dagunya, dan mulai memandangi pemandangan yang ada di luar jendela.      

Siapa juga yang tahu, padahal buku yang ada di tangan kakak Po-nya itu, dari tadi belum juga dibalik satu halaman sekali pun.     

Liuli Guoguo memandang cukup lama ke luar jendela dengan dagu kecilnya yang disandarkan di kusen jendela. Namun, lama-lama dia merasa kalau ini terlalu membosankan. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke kotak brokat biru di atas meja, dan baru ingat kalau kakak berbaju biru memberikan sebuah kado untuk kakak Po.     

Liuli Guoguo teringat ini. Tanpa berpikir panjang, dia berdiri, lalu mengulurkan tangan kecil dan putihnya untuk mengambil kotak brokat di atas meja di depannya, dan membuka kotak brokat tersebut.      

Setelah melihat isinya, sejenak Liuli Guoguo lupa kalau dia sedang perang dingin dengan kakak Po. Tanpa sadar dia membuka mulutnya dan berkata, "Kakak Po, lihatlah ini. ini adalah kado yang diberikan oleh kakak itu, sepertinya ini adalah..."     

Belum selesai Liuli Guoguo bicara, tiba-tiba sebuah telapak tangan besar terulur dan memukul kotak brokat yang baru saja dibuka setengah itu. Tangan besar itu bahkan juga menutup kotak itu dengan pukulan yang keras. Setelah itu, tangan besar tersebut mengambil kotak brokat dari tangan putih kecil istrinya, lalu melemparkan kotak itu ke luar jendela.     

Mata besar Liuli Guoguo langsung berkedip-kedip dan tercengang ketika melihat ini.     

"Liuli Guoguo, kamu keluarlah dulu, aku ingin sendirian."      

Tiba-tiba terdengar suara rendah dan berat dari pria itu di telinga kecil Liuli Guoguo. Kemudian dia menoleh dan menatap wajah tampan kakak Po yang menggelap dan dingin itu. Setelah itu dia langsung mengiyakan dengan hati-hati. Namun, dia tidak mengerti kenapa kakak Po marah. Sebab, kakak Po yang seperti ini benar-benar sangat mengerikan untuknya.      

Bukannya karena aku menggigit telinganya terlalu keras, tapi kenapa harus sampai seperti ini, sih? Padahal jelas-jelas kakak Po dulu yang menggigitku! Dan gigitannya itu sangat sakit! Sampai sekarang saja, masih terasa sakit, batin Liuli Guoguo.     

Setelah berpikir seperti ini, Liuli Guoguo lalu menyentuh telinga kecilnya yang memerah, karena baru saja digigit oleh Xuanyuan Pofan. Dia pun memanyunkan bibirnya dengan kesal, dan merasa tersudut saat ini. Sehingga, dengan sedikit kecewa dan tersudut, dia lantas mengiyakan kakak Po. "Oh baiklah," ucapnya.     

Setelah itu, dengan cepat Liuli Guoguo memindahkan pantatnya dari kursi, lalu turun dan berlari menuju pintu kamar. Kemudian, dengan cepat dia membuka pintu kamar dan berlari keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.