Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kesedihan Cai Gua (2)



Kesedihan Cai Gua (2)

0"Cit cit cit!"     

Setelah Cai Gua menempel di sepatu Xuanyuan Pofan, dia terus berteriak dengan penuh semangat. Mata chinchilla kecilnya yang bulat terus bersinar dan meneteskan air mata. Bulu di seluruh tubuhnya sudah berdiri semua karena sangat bersemangat, persis seperti landak kecil. Lebih tepatnya seperti landak kecil yang gemuk.     

"Huwaahh! Cai Gua!!!"     

Luli Guoguo hampir menangis saking senangnya. Setelah dia mendengar suara Cai Gua, dia pun mencari asal suara itu. Lalu dia langsung berjalan di samping paha Xuanyuan Pofan, berjongkok sedikit dan mengambil chinchilla kecil yang menempel di sepatu Xuanyuan Pofan. Kemudian memeluknya dengan bahagia ke dalam dekapannya.     

Ada daun-daun yang menempel di atas kepala chinchilla kecil Cai Gua. Seluruh tubuhnya sangat kotor, serta rasa susah payah tampak jelas di wajahnya. Dia lalu berkata kepada Liuli Guoguo dengan napas yang tersengal-sengal, serta mata yang sudah berkaca-kaca.      

"Aduh, Nyonya kecil, aku tadi jatuh di bukit, dan bukitnya sangat tinggi sekali! Aku terus berteriak dan berusaha sekuat tenaga untuk mendaki ke atas! Jika tidak begitu, Nyonya kecil pasti tidak akan bisa menemukanku!"     

Setelah Cai Gua jatuh dari keranjang Liuli Guoguo, dia lalu jatuh dengan keras di dalam kubangan lumpur. Karena tubuhnya yang sangat gemuk dan bulat, jadi dia langsung berguling, berguling dan berguling hingga jatuh di bagian bawah bukit di rerumputan.     

Cai Gua lalu memegangi pinggangnya yang belum tua. Setelah terhuyung dengan tubuh yang kesakitan, dia pun buru-buru berteriak dengan keras, "Nyonya kecil, aku jatuh! Nyonya kecil, aku jatuh! Nyonya kecil tolong! Nyonya kecil tolong!"     

Sayangnya, seberapa keras dan seberapa lama dia berteriak, tidak ada seorangpun yang meresponnya. Saat itu, hatinya benar-benar sedih dan putus asa. Ditambah lagi, karena tempat ini daerah yang sangat pinggiran. Bahkan tikus saja tidak bersedia datang kemari.      

Sehingga, tidak peduli seberapa lama Cai Gua berteriak, namun tidak ada satupun binatang sejenisnya yang datang membantunya. Dan yang paling sial adalah, saat dia mengusir sebuah sarang lebah, lalu lebah-lebah itu menyerang dan menyengat pantat kecilnya sampai terluka.      

Setelah bergelut dengan lebah-lebah itu sejenak, baru Cai Gua berhasil memakan semua lebah itu ke dalam mulutnya, dan akhirnya dia bisa bernapas lega. Lalu, setelah bernapas lega, dia pun mulai mendaki ke puncak bukit yang tinggi.     

Setelah tahu tidak ada gunanya terus berteriak dengan keras, Cai Gua pun terpaksa mengandalkan dirinya sendiri. Melingkis lengan baju yang sebenarnya tidak ada, lalu mengepalkan cakar-cakar kecilnya dan mulai mendaki bukit itu dengan susah payah sambil terus mengoceh sendiri.     

Banyak gulma dan bunga liar yang telah dilewatinya, serta banyak sekali keringat dan tantangan yang telah dihadapinya. Namun, hal itu terlewati dalam sekejap mata, bagaikan asap kembang api.     

Cai Gua terus mendaki, mendaki lagi dan lagi, sampai tiba-tiba dia mendengar suara Liuli Guoguo yang sedang memanggil namanya. Jadi, dia langsung ikut berteriak, 'cit cit cit'. Namun, pada akhirnya suaranya terlalu kecil.      

Tapi tak mengapa baginya. Karena bagaimanapun, Cai Gua sudah tahu kalau Nyonya kecilnya ada di atas sana, sedang mencari dan menunggunya. Jadi, dia pun langsung dipenuhi dengan motivasi yang sangat kuat, lalu berusaha lebih keras lagi untuk terus mendaki sampai ke puncak bukit.     

Setelah berusaha keras dalam waktu yang cukup lama, dan setelah baru sampai di puncak bukit. Kemudian Cai Gua melihat jubah hitam yang sangat familiar dan mencium aroma khas dari Xuanyuan Pofan.      

Hidung Cai Gua terasa masam, jadi dia pun segera mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berlari dan melompat ke kaki Xuanyuan Pofan. Dia menempel di kaki besar Xuanyuan Pofan dengan sangat senang sekali, bahkan memegang kaki itu dan menganggapnya sebagai harta karun berharga.     

Liuli Guoguo tertawa melihat Cai Gua yang menceritakan kesedihannya itu. Harusnya dia sedih dan tidak tega, tapi entah kenapa, begitu mendengar suara chinchilla Cai Gua dan melihat penampilan Cai Gua itu. Membuatnya jadi tidak bisa menahan tawanya lagi.     

Kemudian Liuli Guoguo menepuk lumpur yang menempel di bulu Cai Gua, lalu mengambil dedaunan yang ada di atas kepala kecil itu, sambil berusaha memaksa diri untuk menahan tawa. Setelah itu, dia berkata dengan penuh penyesalan kepada Cai Gua, "Cai Gua, maaf sekali. Ini salahku."     

Begitu Liuli Guoguo selesai minta maaf, chinchilla kecil imut di dalam dekapannya yang seperti bola itu kemudian berseru dengan keras, "Aduh!!!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.