Menjajakan Tubuhnya?
Menjajakan Tubuhnya?
Jeffrey tampak bingung mendengar pertanyaan itu. Dia sendiri juga tak tahu dengan sesuatu yang seharusnya dilakukannya.
"Yang penting aku meminta maaf secara tulus padamu, Adi Prayoga. Terlepas aku salah atau tidak," jelas Jeffrey pada sosok pria yang memilih hengkang dari badan intelijen. Meskipun tidak terlalu dekat, dia cukup mengenal sosok sahabat bagi Davin Mahendra itu.
Adi Prayoga lalu duduk tepat di sebelah pemilik rumah itu. Tanpa permisi dia langsung menyandarkan tubuhnya di kursi yang sama dengan Davin Mahendra.
"Apa kalian sudah menemui Yudha Fabian?" tanya Adi Prayoga pada kedua pria yang berada tak jauh darinya.
"Aku baru saja menemuinya," sahut Jeffrey atas pertanyaan itu. "Namun Yudha Fabian sama sekali tak mau memberikan bukti apapun padaku. Dia sama sekali tidak tertarik dengan uang yang akan kuberikan," tambahnya atas penolakan Yudha Fabian atas permintaan tulus dari dalam hatinya.
Sang bos mafia itu sudah menduga jika Yudha Fabian tak akan semudah itu memberikan bukti-bukti. Bahkan pria itu tak mungkin tertarik dengan banyaknya uang yang ditawarkan. Bukan tanpa alasan, Yudha Fabian tentunya sudah memiliki gudang uang sendiri dan tak tertarik dengan sedikit uang yang ditawarkan oleh Jeffrey.
"Bagaimana Natasya bisa langsung bebas?" Tiba-tiba saja, Adi Prayoga menanyakan hal itu.
Padahal, Jeffrey belum sempat untuk memberitahukan Davin Mahendra mengenai pembebasan bersyarat itu. Adi Prayoga sudah memberitahukan kabar buruk itu dengan cara yang tak terduga.
"Natasya membayar beberapa pengacara hebat dengan harga fantastis. Aku juga bingung, bagaimana wanita itu dengan begitu mudah keluar dari ruang tahanan?" Jeffrey juga sangat penasaran dengan koneksi Natasya yang cukup mengherankan baginya. Wanita itu selalu saja memiliki cara untuk melepaskan dari jerat hukum.
"Apakah kamu bisa menjelaskan hal itu, Prayoga? Bagaimana mantan istrimu itu seolah tak pernah kehabisan uang?" lontar Davin Mahendra atas sahabatnya itu. Dia sendiri merasa sangat aneh saat Natasya tak pernah kekurangan uang. Padahal wanita itu sama sekali tak memiliki pekerjaan apapun.
Adi Prayoga tak mungkin bisa menjawabnya. Dia sendiri juga tak mengetahui hal itu. Mereka semua harus memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkin telah dilakukan Natasya untuk menghasilkan banyak uang.
"Mungkinkah mantan istrimu itu menjajakan tubuhnya?" Hanya hal itu yang terlintas di kepala Davin Mahendra. Dia sama sekali tak terpikirkan hal lain selain perbuatan yang sangat memalukan itu.
"Sepertinya tidak mungkin. Natasya bukan tipe wanita yang seperti itu. Dia akan melakukan hubungan intim hanya dengan seseorang yang terlihat secara emosional dengannya," terang Jeffrey.
Jawaban Jeffrey itu justru menimbulkan tanda tanya besar bagi kedua pria itu. Mereka sangat curiga atas hubungan yang terjalin antara Natasya dengan Jeffrey.
"Apakah kamu juga pernah menikmati tubuh mantan istriku, Jeffrey?" tuduh Adi Prayoga pada sosok pria yang selama ini sangat dekat dengan Natasya.
"Jangan berbicara sembarangan! Aku sama sekali tak pernah terlibat hubungan seperti itu dengan Natasya. Tetapi jujur saja, aku pernah sengaja untuk menggodanya. Dan Natasya langsung menampar wajahku." Jeffrey menceritakan pengalaman buruknya saat bersama dengan Natasya. Dia sendiri juga tak menyangka jika wanita itu akan menolaknya.
Adi Prayoga dan juga Davin Mahendra terkekeh bersamanya. Mereka berdua sedang menertawakan penolakan Natasya atas Jeffrey. Hal itu begitu tak terduga bagi kedua pria yang pernah cukup dengan dengan Natasya.
Seketika itu juga, Jeffrey menunjukkan wajah masam penuh kekesalan. Dia tak suka saat mereka berdua mencoba untuk meledeknya.
"Aku tahu alasannya ... " celetuk Davin Mahendra pada kedua pria itu.
"Apa alasannya? Cepat katakan!" Jeffrey sangat tidak sabar pada jawaban Davin Mahendra. Dia pun sangat penasaran mengapa Natasya sampai menolaknya.
Rasa ketegangan yang bercampur dengan perasaan tidak sabar, memenuhi ruangan itu. Jeffrey dan juga Adi Prayoga sama-sama ingin mendengar jawaban dari sang empunya rumah.
Sedikit saja lebih lama, jantung mereka berdua sudah hampir meledak dan ingin melompat keluar dari tempatnya.
"Alasannya .... Karena kamu tak sekaya Rizal Hartanto dan juga tidak setampan Teddy Julian." Davin Mahendra langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi kesal yang ditunjukkan oleh Jeffrey.
Padahal pria itu dengan sangat serius ingin mendengar alasan penolakan Natasya terhadapnya. Jeffrey merasa jika wanita itu pasti memiliki alasan khusus untuk dirinya.
"Jangan menggodanya lagi!" bentak Adi Prayoga pada seorang pria yang masih belum bisa menahan tawanya. "Jelas-jelas Rizal Hartanto adalah mantan kekasih Natasya saat mereka masih kuliah. Hal itu mungkin saja yang bisa membuat wanita itu begitu mudah menerima pria yang menjadi hakim itu," ungkap Adi Prayoga karena terlalu kasihan melihat wajah Jeffrey yang sangat tak nyaman.
"Lalu ... bagaimana dengan Teddy Julian?" Jeffrey masih saja penasaran dengan alasan dari penolakan Natasya.
Sebenarnya, mereka berdua sama sekali tak menemukan alasan hubungan Natasya dan juga Teddy Julian. Namun mereka berdua bisa menafsirkan segala kemungkinan yang terdengar paling masuk akal.
"Sepertinya karena Teddy Julian adalah atasan dari Rizal Hartanto pada saat itu. Aku sangat yakin jika Natasya berusaha untuk mencari dukungan terkuat untuk menutupi kejahatannya." Davin Mahendra mengungkapkan sebuah kemungkinan yang paling masuk akal baginya.
"Sepertinya sangat masuk akal," tanggap Jeffrey atas jawaban yang baru saja dikatakan oleh Davin Mahendra.
Setelah itu, mereka bertiga hanya terdiam memikirkan sebuah cara yang mungkin saja benar-benar membuat Natasya tak bisa tak bisa lagi mengelak atas kejahatannya. Di saat itu pula, Vincent baru saja masuk ke dalam rumah. Pria mudah itu cukup terkejut saat mendapati Adi Prayoga di dalam rumahnya.
Dalam amarah yang tak mungkin bisa ditahannya, Vincent masuk melewati ketiga orang pria yang sangat dikenalnya itu. Dia pun masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu karena begitu kesal dan juga mulai emosi saat melihat wajah seseorang yang sangat dibencinya.
"Ada apa dengan Vincent?" Jeffrey sangat penasaran dengan alasan anak laki-laki dari Davin Mahendra itu menunjukkan kekesalannya.
"Karena aku ada di rumah ini. Vincent masih sangat membenciku atas segala perbuatan di masa lalu. Aku sudah tak bisa lagi membujuknya." Adi Prayoga tampak sangat sering dalam situasi itu. Dia juga tak pernah menduga jika Vincent begitu sangat membencinya.
Jeffrey cukup terkejut dengan jawaban itu. Tak disangka jika Vincent bisa sangat membenci sahabat dari papanya itu.
"Sudahlah. Tak perlu memikirkan Vincent. Seharusnya Vincent bisa menerima kenyataan apapun," tegas Davin Mahendra pada mereka semua. Tak seharusnya dia begitu membenci ayah dari Brian Prayoga itu.
Happy Reading