Kannoya Academy

"Yukina?" Kejut Junko.     

Muncullah Rheinalth dan Ermin di samping mereka, mereka berdua juga terantai.     

"Ermin? Rheinalth? Kalian juga?" Kejut Alexa.     

"Yah.. kami gagal.." kata Ermin.     

"Gagal? Berarti, kita memang tidak bisa berbuat apa-apa selain diambil stamina kita?" Tanya Rheinalth.     

Yukina masih memasang muka berjuang.     

Di dalam diri Yukina.     

"Ah.. ah.." kata Yukina.     

"Aku... sudah tidak bisa apa-apa..." kata Yukina.     

"Benarkah?"     

"Benar..." jawab Yukina.     

"Memang aku sudah rusak, tetapi teman-temanku belum lho. Jangan melupakan mereka."     

"Ha.. hah... tolong aku.." kata Yukina terengah-engah.     

"Yah, staminamu sudah tinggal 100 saja."     

"Tanpa stamina... aku... aku tidak bisa.. menggunakan itu kan?" Tanya Yukina.     

"Duuh... kamu ini.. salah satu dari kami tidak memerlukan stamina."     

"Eh?" Kejut Yukina.     

"Ya... kita akan meminjamkannya padamu, tapi... jangan sakiti dirimu lagi."     

.     

.     

.     

Tubuh Yukina bercahaya. Pakaiannya berubah menjadi sebuah baju zirah yang indah.     

Yukina menggenggam rantainya, rantai itu dipaksanya untuk bercahaya.     

"Yukina? Kamu sedang apa?" Tanya Junko.     

"Ini adalah kristal kekuatan kan? Kalau.. kalau begitu.. aku akan... meledakkannya!" Kata Yukina.     

Yukina menyalurkan kekuatannya sekuat-kuatnya.     

"Kristal kekuatan... pasti.. pasti memiliki batasannya sendiri..." kata Yukina.     

Rantai itu makin bercahaya.     

"Yukina! Bahaya!" Kata Junko.     

"Tetapi Yukina benar." Kata Rheinalth.     

"Masalahnya, kita tidak bisa apa-apa..." kata Ermin.     

.     

.     

.     

"Ayolah! Yukina! Kamu pasti bisa!"     

"Ini juga demi Name dan Nomu! Teman-teman!"