Kannoya Academy

21.00



21.00

1Akhirnya mereka menghabiskan banyak sekali waktu hingga pukul 21.00.     

Semuanya sudah memakai gaun nan indah, para lelaki sudah memakai pakaian yang indah juga.     

"Denzel, kamu memakai pakaian tarian kita tadi ya?" Tanya Rheinalth.     

"Bukannya semuanya juga begitu?" Tanya Denzel.     

"Benar juga sih.. tetapi tidak semua.." kata Rheinalth.     

.     

.     

.     

"DENZEEEEL-KUUN! DENZEEEEEL!"     

Denzel pun terkejut,     

"Junko?"     

Junko telah memakai gaun merah yang indah. Gaun itu sangat cocok dengannya.     

Junko merangkul tangan Denzel.     

"O-Oi! Lepaskan!" Kata Denzel.     

Tetapi Junko tidak melepaskannya.     

.     

.     

.     

"Baiklah, semuanya, terimakasih karena sudah mau berpatisipasi dengan acara ini! Acara yang telah ditunggu-tunggu telah datang!" Kata Zen.     

Semuanya bertepuk tangan.     

"Baiklah, mari kita hitung mundur! 3... 2... 1!" Kata Zen.     

Semuanya berteriak     

"TERIMAKASIH PAHLAWAN!"     

Kembang api pun dinyalakan. Mereka menghiasi langit malam nan indah.     

"Denzel, jadi ingat pada saat itu.." kata Junko.     

Denzel tersenyum,     

"Benar juga .." kata Denzel.     

"DENZEEEL! AYO KITA BERDANSA!" Teriak Junko.     

"Waah! Dansa! Aku juga mau!" Kata Kurosa.     

"Tetapi kamu belum punya pasangan kan? Pufufuuf." Kata Asuka.     

Kurosa membalas,     

"Memangnya kamu punya?"     

Asuka berkata "T-Tidak.."     

Kurosa menarik tangan Asuka,     

"Ya, kalau begitu, kita saja yang berdansa!" Kata Kurosa.     

"Eeh, apa tidak aneh?" Tanya Asuka.     

"Tidak apa-apa lah!" Kata Kurosa.     

Lalu mereka berdua mulai berdansa.     

Semua orang di situ mulai berdansa, kecuali Zen, sang pengisi acara.     

"Meskipun hanya menonton tapi menyenangkan juga ya.." kata Zen.     

"Kamu mau ikut juga pasti, hehhe!"     

"Eh? Siapa?" Kejut Zen karena ia telah mendengar suara di belakangnya.     

"Ini aku!" Kata seorang gadis berambut hitam, tetapi di setiap ujung rambutnya berwarna ungu.     

"K-Kamu?" Kejut Zen.     

"Aku Shinoka! Tenang saja, aku tidak akan membunuh lagi!" Kata gadis itu.     

"Oh.. begitu.." kata Zen lega.     

Lalu Shinoka memegang kedua tangan Zen     

"Aku tidak begitu pandai berdansa, jadi... mohon bantuannya." Kata Shinoka.     

Zen tersenyum,     

"Baik.."     

Malam itu berakhir dengan sangat meriah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.