Kannoya Academy

Hope, just hope



Hope, just hope

0"Crystal.... make...." kata Katsumi.     

Lelaki itu terus menghisap sihir Katsumi.     

"C-Crystal... make.." ini yang terakhir.     

Gunung itu sekarang sangatlah besar.     

"A-Apa yang.... ia lakukan... hosh... staminanya bisa habis... dan... hosh... dia bisa... hosh... meninggal!" Kata Yukina.     

"Yukina ngaca dong.... hehehe" bisik Kurosa sangat perlahan.     

"Semoga... bisa..." pikir Katsumi.     

"Terimakasih, Katsumi." Kata lelaki itu.     

Katsumi terkejut, lelaki itu justru terlihat lebih sehat.     

"Tidak... bagaimana mungkin..." pikir Katsumi.     

"Aku suka dengan sihir kalian semua, sihir kalian unik-unik." Kata lelaki itu.     

"Kalau begitu, ambil punyaku!" Kata Kurosa.     

"Juga... hoosh... punyaku!" Kata Yukina.     

"Punyaku juga!" Kata Ardolph.     

"Mereka? Apakah.. mereka memahami rencanaku?" Pikir Katsumi.     

Lelaki itu menghisap sihir mereka semua.     

.     

.     

"Ayolah..." pikir Katsumi.     

Sepertinya tidak berefek apapun...     

Yukina dan Ardolph sudah kehabisan tenaga. Zirah mereka menghilang dan pakaian mereka kembali seperti semula.     

Kurosa tertidur lagi.     

"Hahaha, kalian baik sekali!" Tawa lelaki itu.     

.     

.     

"Extraaaaa!" Teriak seorang gadis bertubuh kecil dengan rambut merah muda.     

.     

.     

"Aaah?! Apa ini?!" Kejut lelaki itu.     

"Aku... juga bantu!" Kata Asuka yang terluka parah.     

"Jangan Asuka, kamu terluka!" Kata Evania.     

.     

.     

"Healing." Kata Nera.     

Lingkaran sihir muncul di bawah mereka. Tumbuh-tumbuhan mulai muncul, dan juga bunga.     

Yang terluka sedikit dipulihkan di sana.     

.     

.     

"Aaargh aku tak dapat menahannya!" Teriak lelaki itu.     

Akhirnya semua sihir yang pernah ia ambil dilepaskan.     

"HUEEEE?!" Kejut Kurosa.     

"Kembali lagi!" Kata Yukina.     

"Yooosh!" Kata Asuka.     

.     

.     

Katsumi mengambil sebuah kristal yang pernah diberikan oleh kakaknya. Katsumi menempelkan kristal itu pada gelang kristal yang baru saja ia buat.     

Katsumi melompat ke arah lelaki itu.     

"Explotion!" Teriak Katsumi.     

Banyak ledakan muncul.     

.     

.     

"Katsumi, aku menyimpan jantung Pollyaana, kamu boleh meminjamnya!" Kata Alexa. Alexa melemparkan kristal kecil itu pada Katsumi.     

"Terimakasih, Alexa." Kata Katsumi.     

"Tidak, Pollyaana yang memintanya." Kata Alexa.     

Katsumi memasang kristal itu pada gelang kristalnya.     

"Sihir yang hebat!" Pikir Katsumi.     

"Absorb!" Kata lelaki itu. Lelaki itu mulai menghisap lagi. Ia menghisap sedikit dari sihir Yukina.     

"Ini sihir yang bagus!" Kata lelaki itu.     

"Wind Chaos!" Kata lelaki itu.     

Semua angin saling bertiup dari segala arah.     

"Control!" Teriak Katsumi. Jantung Pollyaana bersinar terang.     

Wind Chaos yang tadi menyerang teman-temannya, sekarang berbalik menyerang lelaki itu sendiri.     

"Tch... dasar." Keluh lelaki itu.     

"Extraaaaa!" Teriak Takusan.     

Lelaki itu mulai kelebihan lagi, jadi ia melepaskannya lagi.     

Lelaki itu mulai menghisap sihir Takusan.     

"Aduh!" Kejut Takusan.     

Bau harum tiba-tiba muncul.     

"Lotus..." kejut Takusan.     

"Hm.. tadi aku sudah buang angin." Kata Lotus.     

Lelaki itu mulai pusing.     

"Explode!" Teriak Katsumi.     

Kristal dari Togata pun bersinar dan mulai meluncurkan ledakan-ledakan.     

.     

.     

Lelaki itu tiba-tiba berteriak. Sebuah suasana yang mengerikan muncul.     

"Apa ini?" Kejut Sally.     

Lelaki itu mulai mengeluarkan anti-sihir. Teman-teman mulai tidak bisa menggunakan sihir. Sebuah kubah muncul, siapapun yang memasuki kubah itu, tidak dapat menggunakan sihir.     

"Hahahaha! Bagaimana?" Tanya lelaki itu.     

"Hanya sang pemilik yang bisa memakai sihir! Jadi, aku akan menghisap semua sihir kalian!" Tawa lelaki itu.     

.     

.     

Seusatu berwarna putih melesat dengan cepat dan menempel pada muka lelaki itu.     

"Aduh, panas! Panas!" Teriak lelaki itu. Lelaki itu menghisap sihir itu.     

"Setchaku-zai! Kurang ajar!" Kata lelaki itu.     

"Hoo? Ketahuan!" Kata Chaku/Yuto.     

"Begitu ya, kamu memberontak!" Kata lelaki itu.     

"Kalau demi Megan manisku tidak apa-apa!" Kata Chaku/Yuto.     

"Apakah ini sama seperti yang dulu?" Pikir semuanya.     

"Hanya pengguna sihir tanpa stamina yang bisa!" Pikir Yukina.     

"Tetapi... zirah non staminaku sudah rusak..." pikir Yukina.     

"Bagaimana ini...." pikir mereka.     

.     

.     

.     

Tiba-tiba, kubah itu padam dan menghilang.     

"Hah? Siapa?" Kejut lelaki itu.     

"Hai Hai~"     

Seorang gadis berambut biru muda datang.     

"Sihirmu non stamina ya?" Kejut Megan.     

"Hehehe... sebenarnya.... tidak memerlukan kerja keras sihirku." Kata gadis itu.     

"Ooh maaf, namaku adalah Hope!" Kata gadis itu.     

"Hope..." pikir Yukina.     

"Harapan...." pikir Ardolph.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.