Kannoya Academy

Wind



Wind

1Ardolph mengayunkan kapaknya pada lelaki itu.     

"Begitu.. kamu adalah pengguna weaponly elemental 2 Earth axe bertipe Knight. Aku paham.." kata lelaki itu.     

.     

.     

"Hurricane!" Kata lelaki itu.     

Angin itu bertiup lebih kencang. Ardolph mulai kesusahan. Ardolph membanting kapaknya ke atas tanah. Sebuah gunungan tanah yang kuat tercipta. Gunungan tanah itu hampir menghantam lelaki itu.     

"Lebih cepat!" Pikir Ardolph.     

Ardolph berusaha untuk menerjang ke arah lelaki itu. Ardolph mengayunkan kapaknya di depan mata lelaki itu. Gunungan tanah tercipta. Tetapi lelaki itu terus menghindar.     

"Hurricane." Kata lelaki itu.     

Angin menjadi semakin kencang.     

Ardolph melompat ke belakang lelaki itu, lalu Ardolph mengarahkan tangan kirinya pada kapak yang dipegang oleh Toshiko.     

Dari kapak yang berada di tangan Ardolph hingga kapak yang tertancap di atas tanah, tanah membuka dan mengeluarkan lumpur. Lelaki itu terkena lumpur.     

Ardolph menutup tanah itu lagi.     

"Hurricane.." kata lelaki itu.     

Angin menjadi semakin kencang, Toshiko sudah tidak dapat bertahan lagi. Kapak Ardolph terlepas dari tanah. Ardolph menangkap kapak satunya, Toshiko terlepas dari tanah.     

"Toshiko?" Kejut Ardolph.     

.     

.     

Ardolph membanting kedua kapaknya ke atas tanah, gunungan-gunungan tanah tercipta. Tak lama gunungan-gunungan tanah itu bertahan, gunungan-gunungan itu langsung hancur.     

"Jika begini... Toshiko bisa..." pikir Ardolph.     

.     

.     

Ardolph menerjang ke arah lelaki itu, tetapi lelaki itu selalu saja cepat menghindar.     

.     

.     

"Bagaimana ini... berpikir Ardolph..." pikir Ardolph.     

.     

.     

Ardolph terjatuh ke atas tanah. Ardolph membanting kedua kapaknya.     

Gunungan-gunungan tanah tercipta, lelaki itu menghindarinya lagi.     

"Sama saja tekniknya dari tadi..." keluh lelaki itu.     

"Tch..." keluh Ardolph.     

.     

.     

.     

"Fire..."     

Kaki lelaki itu terlilit oleh ranting yang dapat membakar.     

"Apa ini?" Kejut lelaki itu.     

Lelaki menarik kakinya, ranting itu langsung hancur. Tetapi ranting lainnya muncul dan melilit tubuh lelaki itu.     

"Toshiko!" Pikir Ardolph.     

Ardolph tersenyum,     

"Terimakasih, Toshiko." Kata Ardolph.     

Saat lelaki itu sibuk dengan ranting-ranting milik Toshiko, Ardolph mencabut kedua kapaknya, lalu mengarahkannya ke arah lelaki itu. Semua tanah yang hancur berkeping-keping karena angin lelaki itu mulai menerjang ke arah lelaki itu. Lelaki itu terkubur oleh tanah-tanah milik Ardolph.     

Ardolph menerjang, lalu ia memukul lelaki itu dengan gagang kapaknya. Tekanan tanah menjadi semakin kuat.     

Ardolph mengangkat tangan kanannya, tanah mengubur lelaki itu, tetapi masih ada udara yang bisa masuk.     

Angin hurricane mulai berhenti.     

Toshiko terjatuh. Ardolph berlari untuk menangkapnya.     

"HUWAAA!" Teriak Toshiko.     

.     

.     

.     

.     

Bruk     

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Ardolph.     

Toshiko masih menutup kedua matanya.     

"Huh? Dia menangkapku?" Pikir Toshiko.     

Muka Toshiko memerah, ia membuka kedua matanya.     

"Eh..." kejur Toshiko.     

Toshiko duduk, ia berada di sebuah gunungan tanah yang dibuat oleh Ardolph. Ardolph sedang menurunkan gunungan tanah itu perlahan-lahan.     

"Sepertinya aku terlalu berharap." Pikir Toshiko sedikit kecewa.     

.     

.     

"Baiklah, Toshiko, sekarang kita harus mencari teman-teman dan Yukina!" Kata Ardolph sambil berlari.     

Toshiko mengikuti Ardolph dari belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.