Kannoya Academy

Hello Exam (2)



Hello Exam (2)

3Alvina memasuki ruangan ujian praktek itu.     

"Ugh... selalu bad luck..." keluh Alvina di dalam hatinya.     

"Halo."     

"Hai, Waterfall." Jawab Alvina.     

"Ara... meskipun peringkatku tidak begitu tinggi tetapi kamu mengenalku ya?" Kata gadis dengan rambut biru tua yang sangat panjang hingga ke ujung-ujung kakinya.     

"Tidak.... aku hanya melihat nama pahlawanmu sebelum memasuki ruangan ini." Jawab Alvina dengan santai.     

"Aaaah.... ternyata aku dilupakan...." keluh gadis itu.     

.     

"Mari kita mulai." Kata gadis itu.     

Alvina menelan ludahnya. Air. Air adalah kelemahan terbesarnya. Memang tidak bisa dipungkiri jika api sangat lemah terhadap air.     

"Andaikan aku bisa seperti Sun Hero yang sangat panas sehingga bisa menguapkan airnya..... terakhir kali aku membuat air menguap itu saat di Bali bersama dengan Fire Core dan itupun sangat menguras tenaga dan hanya bisa dilakukan sekali. Aku tidak bisa menang jika menggunakan cara itu..... kesempatanku untuk menang kali ini sangat kecil." Pikir Alvina.     

Alvina menatap ke arah gadis itu, Waterfall.     

"Aku harus memikirkan sebuah cara..." pikir Alvina.     

"Aku mulai!" Kata Waterfall, gadis itu. Gadis itu berputar dan sejumblah air yang besar muncul di sekitarnya dan mulai membanjiri ruangan itu. Dengan segera Alvina melompat ke atas untuk menghindari air itu.     

"Ara, kamu takut dengan air?" Tanya Waterfall. Alvina hanya diam saja.     

"Aku tidak bisa bertahan di udara lama-lama..." pikir Alvina.     

Alvina mendarat di atas permukaan bebatuan yang belum terhanyutkan oleh air.     

"Airnya cepat sekali.... sebentar lagi kemungkinan kita bisa tenggelam." Pikir Alvina.     

Alvina melihat sekitarnya dan berusaha untuk mencari tempat yang lebih tinggi, tetapi tempat-tempat yang lebih tinggi melewati batas yang ditentukan.     

"Tch.... bagaimana ini..." pikir Alvina.     

Bebatuan di mana ia berdiri mulai terhanyutkan. Dengan cepat Alvina berusaha untuk mencari tempat yang kering. Syukurlah Alvina segera menemukannya. Dengan cepat Alvina segera melompat ke tempat kering itu.     

"Aku bahkan tidak bisa melihat di mana dia sekarang.... aku harus apa ini...." pikir Alvina.     

.     

.     

"OHHH!" Kejut Kurosa.     

"Ada apa Kurosa?" Tanya Stormy.     

"L-Lihat!" Kata Kurosa sambil menunjuk pada layar kaca yang memperlihatkan perkelahian Alvina dengan Waterfall.     

"Ada apa?" Tanya Toshiko.     

"Itu! Terlihat seperti apa?" Tanya Kurosa pada mereka.     

"Seperti ombak besar..." jawab Yuka dengan santai.     

"Benar! Alvina dalam bahaya!" Kata Kurosa.     

"Apa?" Kejut Toshiko.     

".... benar juga, beruntung sekali Toshiko tidak melawan seorang dengan sihir air, meskipun begitu Toshiko masih lebih bisa mengatasinya daripada Alvina. Sihir Alvina benar-benar murni sihir api." Jawab Stormy.     

"Dan lagi lawannya berusaha untuk menenggelamkannya... apakah ia akan baik-baik saja?" Tanya Toshiko dengan khawatir.     

.     

.     

Alvina melihat sekitarnya, air mulai meninggi mengelilinginya. Alvina pun tersadar ia sedang berusaha untuk ditenggelamkan.     

"Tch.... seperti saat di Bali.... tetapi di sini lebih sempit jadi lebih menakutkan." Pikir Alvina.     

Alvina melihat sekelilingnya, ia benar-benar sudah tidak bisa berbuat apapun.     

".... asal aku tidak melewati batas, mungkin aku bisa bertahan." Pikir Alvina sambil memejamkan kedua matanya.     

Air yang mengelilinginya mulai terjatuh ke tengah dan menghanyutkan Alvina. Alvina masih berusaha untuk bertahan pada tempat di mana ia berdiri meskipun ia ditenggelamkan.     

Alvina membuka kedua matanya dan melihat sekelilingnya di dalam air.     

"..."     

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku perbuat." Pikir Alvina.     

Tiba-tiba kedua katanya terasa sangat perih.     

"Ah! Apa ini?" Pikir Alvina.     

Lalu Alvina tersadar,     

"Sensasi ini...."     

.     

"Fire....."     

"Punch!" Kata Alvina di dalam pikirannya.     

Api mulai berusaha untuk membara di dalam air itu, tetapi airnya mulai terbakar?     

Alvina tersenyum.     

Beberapa bagian dari air itu mulai terbakar. Karena adanya penerangan, Alvina bisa menemukan keberadaan Waterfall. Dengan segera Alvina berenang ke arahnya dan menendang tubuh Waterfall dari belakangnya.     

Waterfall terkejut karena Alvina bisa mengetahui keberadaannya, dan juga,     

"Kenapa? Kenapa airnya terbakar?" Kejut Waterfall.     

Alvina memukul Waterfall dengan kuat sekali sehingga Waterfall keluar dari permukaan air yang sangat dalam. Alvina berusaha dengan segera untuk berenang ke permukaan. Sesampainya di permukaan, Alvina mengambil nafas dalam.     

"Tak akan kubiarkan!"     

Waterfall memutar kedua tangannya dan pusaran air yang besar terbentuk. Alvina mulai terhanyutkan lagi.     

Tetapi entah mengapa air mulai terbakar lagi.     

"Ada apa? Kenapa terbakar?" Pikir Waterfall dengan keras.     

"Fire...."     

"Chain!"     

Api yang terbakar di air itu mulai membara lebih kuat sehingga air menjadi panas.     

"Tch.... kurang." Pikir Alvina.     

"Fire...."     

"Chain!"     

Api membara 2 kali lipat lebih besar dan kuat. Air menjadi sangat panas dan asap mulai terbentuk.     

Sungguh fenomena yang sangat aneh, air dan api yang muncul bersamaan, air berada di bagian bawah sementara itu permukaan api dipenuhi oleh api.     

Asap mulai memenuhi ruangan.     

"Lagi...." pikir Alvina.     

Tapi     

"Uugh.... nafasku mulai habis..." pikir Alvina.     

".... satu kali saja...."     

"Fire Chain!"     

Api membara 4 kali lipat. Asap semakin pekat dan semakin berbahaya, karena berbahaya Waterfall segera masuk ke dalam air.     

"Lalu..." pikir Alvina.     

"Fire Whirlpool!"     

Api mulai berputar seperti tornado bersama dengan permukaan air yang terbakar. Api yang sangat besar memenuhi ruangan.     

Sebuah alarm dibunyikan dengan keras dan ada sebuah suara yang sangat keras berkata,     

"Ujian dihentikan, dimohon untuk menonaktifkan setiap sihir."     

Tetapi karena mereka terlalu asik, mereka tidak mendengarnya. Lalu sebuah gas bening memenuhi ruangan itu dan saat sihir Alvina dan Waterfall terkena oleh gas itu, sihir mereka segera hilang sendirinya. Waterfall dan Alvina terjatuh di atas lantai.     

Alvina segera mengambil nafas sangat dalam.     

"Alvina Aidan, besok akan mengulang ujian karena dianggap seri dengan Waterfall. Jika besok Alvina Aidan seri lagi, maka Alvina akan lulus."     

"Haaaaah?!" Keluh Alvina.     

Lalu Alvina segera berjalan keluar dari ruangan itu, tetapi sebelum ia keluar Waterfall bertanya,     

"Bagaimana kamu bisa membakar air? Itu sangat tidak masuk akal."     

Alvina tersenyum,     

"Rupanya aku selalu membawa hand sanitizer di dalam kantung bajuku dan entah mengapa aku bisa membawa minyak yang sangat banyak di dalam bajuku sehingga itu tidak terlihat. Setindaknya kedua hal itu bisa melapisi permukaan air dan membakar semuanya." Jawab Alvina.     

Lalu Alvina berjalan keluar.     

.     

.     

Semuanya menyambut Alvina dengan tepukan tangan.     

"Keren Alvina!" Kata Toshiko sambil berlari ke arahnya.     

"MANA JELIKU!" Keluh Kurosa sambil berlari ke arah Alvina.     

"Eh? Aku tidak kalah kok.." jawab Alvina kebingungan.     

"KALAU KAMU TIDAK MENANG, BERI AKU 1000 JELI! KAMU HANYA SERI, TIDAK MENANG!" Keluh Kurosa.     

"EEEEH? BEGITU?!" Kejut Alvina.     

"Astaga Kurosa.... seharusnya kamu bersyukur karena Alvina masih berdiri di sini." Jawab Stormy.     

"B-Benar... dia hampir mati tenggelam lho!" Jawab Toshiko.     

.     

.     

"Berikutnya."     

"Oh itu aku!" Kejut Yuka.     

"Goodluck Yuka!" Kata Toshiko dengan lembut.     

"KALAU KAMU KALAH, BERI AKU 100 SUP JAGUNG!" Kata Kurosa.     

"Aha.... baik-baik..." jawab Yuka perlahan.     

Saat Yuka berjalan keluar dari kerumunan, tiba-tiba ada seorang gadis yang menginjak kaki kanannya,     

"Oh! Maaf! Aku tidak sengaja!" Kejut gadis itu.     

"Ah, tidak apa-apa.... tenang saja." Jawab Yuka.     

.     

.     

Yuka sampai pada ruangan ujian praktek.     

"Halo, Mr. White lagi?" Kata Yuka dengan ramah.     

"Benar, aku baik-baik saja." Jawab Mr. White.     

Tiba-tiba Yuka segera melompat ke belakang dan rupanya ia benar, Mr. White melancarkan serangan diam-diam. Yuka mendarat dengan kaki kanannya, tetapi tiba-tiba darah keluar dari kaki kanannya dan ia terjatuh dengan cepat.     

Melihat itu Toshiko, Kurosa, Alvina, dan Stormy sangat terkejut.     

"Apa itu?" Kejut Alvina.     

"Apakah serangan lain dari Mr. White?" Tanya Storny.     

"Sepertinya bukan.... jika begitu, Yuka sudah berlatih dengan kita sehingga ia akan segera membuat perisai.... Mr. White baru menyerang satu kali saja, aku sangat yakin." Jawab Kurosa.     

"Benar juga.... Mr. White terlihat terkejut juga." Jawab Alvina.     

.     

.     

Yuka berusaha untuk menahan sakit kaki kanannya itu, ia tidak tahu apa yang terjadi.     

Ia melihat pada kaki kanannya, kaki kanannya lemas sekali dan tidak bisa digerakkan.     

Mr. White mendekati Yuka dan melihat kaki kanannya.     

".... kamu tidak bisa mengikuti ujian dengan baik jika begini." Kata Mr. White.     

Mr. White berjalan keluar dan berbicara pada pengurus ujian agar Yuka diikut sertakan ujian setelah kakinya sembuh.     

"Yuka Sora akan diikut sertakan ujian setelah kakinya sembuh. Diharap tim medis segera menangani Yuka."     

.     

.     

"Beraninya kamu!"     

Tiba-tiba Toshiko memojokkan seorang gadis. Kurosa, Alvina, dan Stormy sangat terkejut.     

"HOEEE? ADA APAAA?" Kejut Kurosa sambil berusaha untuk menarik Toshiko dari gadis yang Toshiko pojokkan itu.     

"Toshiko, tenanglah.... tidak biasa kamu garang seperti ini...." kata Alvina berusaha untuk menenangkannya.     

"Kalian tidak tahu? Dia yang melukai kaki Yuka!" Kata Toshiko dengan geram.     

Mendengar itu Alvina, Kurosa, dan Stormy sangat terkejut.     

"T-Toshiko! Tenanglah!" Kata Stormy.     

"Sebentar." Kata Kurosa.     

Lalu Kurosa menyentuh kedua pundak gadis itu sambil menutup kedua matanya.     

"Apakah kamu sengaja melukai kaki Yuka? Atau kamu tidak mengenalnya dan tidak bermaksud seperti itu?" Tanya Kurosa dengan nada serius.     

"Tentu saja tidak! Lagipula siapa itu Yuka?" Kata gadis itu.     

Tiba-tiba Kurosa membuka kedua matanya dan matanya bersinar terang, mata kanannya bersinar keunguan dan mata kirinya bersinar kekuningan. Kurosa menatap gadis itu dengan sangat tajam.     

"Mengapa..... mengapa kamu melakukannya.... dan mengapa kamu berbohong padaku?" Tanya Kurosa dengan nada yang pelan tetapi sangat mengancam.     

Gadis itu sangat ketakutan sehingga ia tidak berkata apapun.     

"Jawab aku!" Kata Kurosa dengan tegas tetapi bernada pelan.     

Gadis itu tidak menjawabnya, ia menyingkirkan kedua tangan Kurosa dan berkata,     

"Jangan sentuh aku! Dan kalian tidak ada hubungannya dengan ini! Tidak usah ikut campur!"     

Dengan cepat Stormy menggenggam lengan gadis itu dan berkata,     

"Yuka adalah teman kami! Kita juga terlibat!"     

"Benar, melakukan hal yang buruk pada teman kami.... hal itu tidak bisa dimaafkan." Jawab Alvina.     

"Benarkah? Kalau begitu.... seharusnya kalian yang berkata begitu pada Yuka." Kata gadis itu dengan santai.     

"Apa maksudmu?!" Kata Toshiko sedikit berteriak.     

"Hah? Kalian tidak tahu apa-apa tentang Yuka. Hanya itu yang bisa aku bilang. Dia adalah orang yang kejam dan jahat." Kata gadis itu.     

Melihat itu Alvina berkata,     

"Percuma kita berdebat dengan orang ini. Ayo kita pergi." Kata Alvina.     

Lalu akhirnya mereka pergi meninggalkan gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.