Comparative study day
Comparative study day
"Ayo siap-siap! Kita sambut mereka!" Kata Rheinalth.
"Pakai seragam yang rapi ya." Kata Nera.
"Tenang.. Yukina..." pikir Yukina.
"Mereka datang!" Teriak Kurosa bersemangat.
"Wow... beautiful! " Kata salah seorang dari mereka.
"Eh.. maksudnya apa?" Bisik Kurosa pada Asuka.
"Dasar tidak bisa bahasa Inggris...." bisik balik Asuka.
"Hmmphh... jangan begitu! Aku bisa!" Kata Kurosa.
"Oh, I just remember that they don't understand us." Kata seorang lelaki yang berambut hitam. Ia memakai kacamata. Ia terlihat seperti seorang kutu buku.
"Hm... that's true, Leon." Kata mereka dalam bahasa lain.
"Huhuuu.. membingungkan.." kata Kurosa.
"Dasar Kurosa." Jawab Asuka sambil mengelus-elus kepala Kurosa.
"Aku bukan anak kecil!" Jawab Kurosa.
"Okay, don't worry, I had studied their language before." Jawab seorang gadis berambut pendek kecoklatan.
"Karen, you had studied the language before? That's cool!" Jawab seorang gadis berambut coklat yang rambutnya diikat menjadi 2.
"Hm.. hai semuanya. Maaf jika kalian tidak memahami bahasa kami." Kata Karen pada semuanya.
"Waah! Ada yang memahami kita!" Kejut Kurosa.
Dari kejauhan, Yukina melihat pada mereka. Ia terkejut sendiri.
"Ada apa, Yukina?" Tanya Ardolph yang kebetulan berada di situ.
Yukina tidak menjawab.
Dari kejauhan, Karen melihat Yukina. Ia pun terkejut.
"Ada apa? Eh.. mh.. siapa namamu?" Tanya Kurosa.
Dari jauh, Yukina segera beranjak dari tempatnya.
"Aku pergi dulu." Katanya.
"Eh, Yukina?" Kejut Ardolph.
Yukina pergi menjauh.
"Aneh...?" Pikir Ardolph.
"Oh, maaf, aku Karen. Maaf aku lupa memperkenalkan diriku." Kata Karen kepada Kurosa.
"Heehe.. tidak apa-apa. Aku Kurosa Hikari, panggil saja aku Kurosa. Salam kenal!" Kata Kurosa dengan semangat.
"Hm.. Karen..." pikir Kurosa.
"Sepertinya pernah tahu nama itu..." pikir Kurosa.
"Jangan khawatir, aku juga bisa bahasa mereka." Jawab kutu buku itu secara tiba-tiba.
"Leon juga bisa?" Tanya Karen.
"Ya, tentu saja." Jawab Leon.
"Mengapa kamu berlari?" Pikir Karen.
"Karen, jangan melamun! Tidak baik!" Kata Leon.
"Oh.. maaf.." jawab Karen.
"Okay, students, let's get in to the class." Kata ms. Sheva secara tiba-tiba.
"Waah ms. Sheva bisa bahasa Inggris!" Kejut Kurosa.
"Tentu saja bisa.. saya adalah guru." Jawab ms. Sheva.
Mereka semua pun masuk ke dalam kelas.
"Yang datang hanya 4 saja? Mengapa?" Bisik Kurosa.
"Karena yang lainnya mengadakan studi banding dengan sekolah lainnya, seperti sekolah milik Katsumi, dan sekolah milik Stormy.. sekolah dari Eropa ini melakukan hal ini karena muridnya sangat banyak." Bisik Asuka.
"Setindaknya 10 kan tidak apa-apa.." bisik Kurosa.
"Memangnya mengapa?" Tanya Asuka.
"Aku ingin berkenalan dengan banyak orang.." bisik Kurosa.
"Oh, begitu, Kurosa mulai dewasa.. hihihi.." bisik Asuka.
"Hoo! Jangan begitu!" Bisik Kurosa.
Rheinalth menciptakan sebuah tongkat dari es, lalu menyentuhkannya pada Asuka dan Kurosa.
"Kalian! Diamlah!" Kata Rheinalth.
Asuka dan Kurosa pun terkejut.
"Baik, ketua!" Jawab mereka berdua.
Akhirnya sekolah selesai,
"Mereka akan menginap selama seminggu? Lama sekali ya?" Kata Ermin.
"Mereka akan melihat kebiasaan kita. Tolong aku Ermin, aku memiliki kebiasaan buruk yang banyak!" Kata Rheinalth.
Mereka semua pun sampai di asrama.
"Ayo makan! Menu hari ini, ramen!" Kata Nera.
"Waah! Ibu koki sudah siap!" Teriak Kurosa.
"Kalian tenanglah, aku punya alat untuk kalian yang tidak memahami bahasa kita. Namanya adalah 'translator'. Kalian tetap bisa memakai bahasa inggris, tetapi suara yang kita dengar akan berbahasa jepang. Begitu juga sebaliknya. Bagaimana?" Kata Denzel pada Leon yang memahami bahasanya.
"Oh, kau sangat pintar. Terima kasih." Kata Leon.
Lalu mereka semua memakainya.
"Wah! Ini hebat!" Kata gadis berambut coklat itu.
"Ya, Shana. Translator terhebat!" Jawab Karen.
Mereka pun makan sesudah Nera menghidangkan makanannya.
"Nyum nyum! Enak! Nera memang hebat!" Kata Kurosa.
"Eh.. Kurosa.. kamu sudah menghabiskan 30 mangkuk?" Kejut Asuka.
Lalu terdengar suara perut Kurosa, ia masih keroncongan.
"Kurosa! Astaga!" Kejut Asuka.
"Hehehe.. maaf.. aku masih lapar.. Nera, minta 30 mangkuk lagi! " kata Kurosa.
"Jadi, kebiasaan apa yang biasa kalian lakukan?" Tanya Leon.
"Ah.. hanya bersantai.." jawab Ardolph.
"Bersantai? Bukankah kalian seharusnya belajar?" Tanya Leon.
"Kalau terlalu terbeban justru otak kita bisa meledak." Kata Ardolph.
"Begitu ya.." jawab Leon.
"Aku tidak melihat Yukina. Dimana dia?" Tanya Ermin.
Karen pun terkejut saat mendengar namanya.
"Yu-kina?" Tanya Karen.
"Ya, dia adalah salah satu teman kita. Mengapa?" Tanya Ermin.
"Eh... tidak apa-apa.." jawab Karen.
"Aneh.." pikir Ermin.
"Mengapa jika ada sesuatu mereka lebih memilih untuk merahasiakannya? " Pikir Ermin.