My Husband from My First Love

Eksekusi (1)



Eksekusi (1)

3Di dalam club' malam di pusat kota.     

Seorang pria paruh baya dibawa paksa oleh beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam dan tentunya tampang mereka sangat mengerikan.     

Pria itu ketakutan dan dia hanya bisa mengikuti apa yang mereka inginkan.     

Pria itu bersama dengan orang-orang yang memakai pakaian hitam itu pun masuk dan berjalan menaiki tangga menuju ke lantai atas club' itu.     

Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di ruangan pribadi khusus tamu VIP.     

Salah satu pria berpakaian hitam itu pun mengetuk pintu dan dari dalam terdengar suara tegas seorang pria yang mengizinkan mereka untuk segera masuk ke dalam.     

Mendengar itu, pria berpakaian hitam itu pun langsung membuka pintu.     

Kreekkk …     

Pintu pun terbuka, terlihat disana ada dua pria paruh baya yang sedang duduk dan tertawa gembira. Disebelahnya ada dua wanita cantik dan seksi sedang menemani keduanya.     

Mereka tidak lain adalah Mark Alexander dan juga Tuan Smith.     

Mereka bertemu di tempat semacam ini karena menurut mereka ini tempat yang cocok untuk melakukan transaksi ini.     

Pria yang dibawa oleh pengawalnya pun didorong hingga jatuh tersungkur tepat didepan mereka berdua.     

"Hahahahaha … hai apa kabarnya? Kamu terlihat kurang baik hari ini, Pak Rus yang terhormat," ucap Mark sambil menyesap minumannya dan dia tertawa sangatlah keras.     

Rusyadi merasa sangat kesal. Dia membenci Mark yang sudah semena-mena padanya. Di perusahaannya Mark selalu bersikap tidak baik padanya dan itu mengapa Rusyadi ingin menjual saham miliknya kepada Daffin, bukan karena dia membutuhkan uang tapi dia ingin melihat Daffin yang bisa meruntuhkan kesombongan Mark.     

Tapi Mark sangatlah licik, dia menahan anak dan istrinya dan menjadikannya sebagai ancaman untuk Rusyadi.     

Rusyadi mengepalkan tangannya dan dia menahan amarahnya saat ini.     

"Pak Mark! Cepat lepaskan keluarga saya, saya sudah melakukannya dan saatnya kamu menepati janji kamu!" Teriak Rusyadi, dia menggertakan giginya dan mencoba menaham emosinya yang sebentar lagi akan meledak-ledak.     

Mark bangun dari tempat duduknya dan dia membawakan satu berkas ditangannya.     

Mark tertawa sambil berjalan mendekati Rusyadi.     

Rusyadi menatap Mark yang kini sudah mendekatinya dengan tatapan penuh amarah. Rusyadi merasa ingin memukul wajah Mark yang jahat dan juga sangatlah menjijikan untuknya.     

Mark melihat tatapan Rusyadi dan terus tertawa karena saat ini pria sombong didepannya sedang berada dibawah kendalinya.     

Mark pun kini berada tepat didepan Rusyadi dan berdiri sambil tertawa mengejek saat melihatnya.     

"Hahahaha … Pak Rus yang terhormat. Anda kini tidak bisa melakukan apapun sekarang. Kamu mau melawan saya dengan meminjam tangan si anak bau kencur itu? Hahahaha … kamu sangat bodoh! Si Daffin itu, hanya anak baru kemarin sore dan dia ingin melawan aku? Sangat bodoh! Ya kalian semua memang sangat bodoh!" Teriak Mark dan dia tertawa liar seperti iblis tua yang haus akan darah.     

Rusyadi tidak takut kepada Mark jika dia harus menghadapinya sendiri, tapi Mark yang licik malah melibatkan keluarganya saat ini.     

Rusyadi menggertakan giginya dan tangannya mengepal semakin erat. Dia tidak bisa menahan amarahnya lebih lama jika terus menerus harus menghadapi wajah Mark yang super menyebalkan ini.     

"Ja … jadi! Mana istri dan anak saya? Saya sudah membatalkan perjanjian itu dengan Daffin. Jadi penuhi janji kamu pak Mark yang terhormat," ucap Rusyadi. Dia menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan hatinya yang sebenarnya sudah hampir sulit dikendalikan.     

Mark tertawa lagi, dia menarik rambut Rusyadi yang kini masih duduk bersimpuh didepannya saat ini.     

"Hahahahha … kamu mau keluarga kamu kembali? Hahahaha … bisa saja, tapi tunggu setelah kamu menandatangani surat ini baru kamu boleh menemui mereka lagi," ucap Mark. Dia tertawa keras dan melempar kertas itu tepat di wajah Rusyadi.     

***     

Sementara itu, di tempat penyekapan.     

Arya dan Nick pun turun dari mobil.     

Beberapa pengawal milik Daffin mengikutinya dari belakang.     

Daffin tidak ikut dengan mereka karena Daffin menuju tempat yang lain. Dia menuju club' malam dimana Rusyadi berada.     

Nick dan Arya pun masuk ke dalam rumah yang terlihat usang dan disana ada tiga orang pria berpakaian hitam dan bertubuh besar juga memiliki wajah yang mengerikan.     

Nick menyuruh para pengawal dibelakangnya untuk menyelesaikan mereka semua. Sedangkan dia dan Arya pun menerobos masuk dan melihat ada dua anak perempuan yang satu seumuran dengan Sinta dan satu lagi masih berukuran sekitar lima belas tahun. Dua wanita ini sedang dilecehkan oleh dua orang pria berbaju hitam.     

Nick dan Arya pun langsung memukul kedua pria itu dan perkelahian pun sulit untuk dihindari.     

Dua wanita itu pun langsung berlari dan ketakutan. Pakaian mereka sudah hancur dan yang tersisa hanya ada pakaian dalam yang menutupi tubuhnya yang putih dan mulus. Keduanya saling berpelukan satu sama lain dan menangis' secara bersamaan.     

Menghabiskan waktu lima belas menit, akhirnya Nick dan Arya menyelesaikan dua orang pria brengsek itu.     

Arya dan Nick melepaskan jaketnya dan membantu untuk menutupi tubuh dua wanita yang ada didepannya saat ini.     

"Hiks … hiks, terima kasih. Terima kasih sudah menolong kami," ucap wanita yang umurnya lebih tua dari yang satunya lagi. Sepertinya dia adalah kakaknya.     

Nick tidak bicara apapun namun Arya lah yang menjawabnya.     

"Tidak perlu berterima kasih, ayo cepat! Kita harus pergi dari sini, sebelum mereka mengetahui kita ada disini," ucap Arya. Dia mengajak kedua wanita itu dan Nick mengikutinya dari belakang.     

Wanita yang tadi bicara dengan Arya hanya bisa menoleh dan melihat kearah Nick.     

Entah kenapa wanita ini merasa tertarik saat melihat Nick yang tampan namun terlihat dingin.     

Dia tersenyum tanpa sadar saat melihat kearah Nick tapi Nick yang sibuk dengan pikirannya, tidak mengetahuinya jika wanita itu menatapnya saat ini.     

Mereka pun sampai didepan mobil.     

Wanita itu menatap kearah Arya dan juga Nick. Dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih.     

"Terima kasih karena sudah menolong kami, bolehkah aku tahu siapa nama kalian?" Tanya wanita itu sambil tersenyum. Adiknya yang masih kecil hanya bisa tersenyum kearah keduanya sambil memeluk kakaknya.     

Arya tersenyum dan dia mengulurkan tangannya.     

"Tidak perlu berterima kasih, ini semua karena perintah bos kami. Perkenalkan nama saya Arya," ucap Arya dengan nada ramah.     

Wanita itu pun membalas uluran tangan Arya dan dia pun menjawab, "Nama aku Rosa dan adikku Rossi. Salam kenal ya Arya! Oh ya, nama kamu siapa?" Tanya Rosa sambil melihat kearah Nick.     

Nick yang sedang melamun pun langsung terkejut saat dia mendapat panggilan dari Rosa.     

"Oh, kamu sedang bicara denganku?" Tanya Nick sambil menunjuk kearah dirinya sendiri.     

Rosa mengangguk dan dia tersenyum kearah Nick.     

"Tentu, memangnya aku bertanya pada siapa?" Ucap Rosa, dia tertawa dan Arya juga ikut tertawa bersamanya.     

"Oh, hahahha … kamu bertanya padaku ya. Perkenalkan namaku Nick," jawab Nick sambil tertawa bodoh, dia sedang tidak fokus karena memikirkan masalah hubungannya dengan Wilma. Dia melihat Wilma bersama pria lain masuk ke dalam hotel saat itu dan Nick mengikutinya. Dia melihat Wilma masuk ke dalam kamar itu bersama pria lain dengan senyuman indah diwajahnya. Nick ingin mendobraknya tapi dia masih memiliki etika dan harga diri. Hingga dia memutuskan untuk membicarakannya nanti dengan Wilma dan itulah mengapa dia langsung pergi setelah melihat itu dan menemui Daffin.     

Namun, dia belum sempat menceritakan semuanya karena dia harus mengikuti misi ini.     

Nick kembali terlihat lesu dan setelah bicara dia pun masuk ke dalam mobil. Hatinya benar-benar sedang sakit dan dia sangat malas berbicara dengan siapapun.     

Rosa mengerenyitkan dahinya karena sikap Nick kepadanya. Namun, dia malah tertarik dengan pria semacam Nick. Rosa tersenyum dan dia langsung masuk ke dalam mobil karena Arya sudah menyuruhnya untuk masuk.     

Tidak lama kemudian, pengawal yang lainnya pun datang membawa ibunya Rossa dan mereka pun saling berpelukan satu sama lainnya.     

"Mama, mama baik-baik saja kan?" Ucap Rosa, dia dan adiknya yang bernama Rossi pun memeluk erat tubuh ibunya.     

"Mama baik-baik saja sayang, kalian baik-baik saja kan?" Tanya ibunya dan menatap kondisi kedua putrinya dan dia pun menangis.     

"Ya Tuhan, apa yang mereka lakukan, mereka jahat sekali," teriak ibunya dan air mata pun terus mengalir dari sudut matanya.     

Dia sedih saat melihat kedua putrinya yang seperti ini.     

Arya dan Nick menoleh ke belakang dan hanya menghela nafas panjang.     

Karena misinya sudah selesai, mereka pun langsung menyalakan mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.     

Nick mengirim pesan kepada Daffin dan mengatakan jika misi mereka sudah selesai.     

"Bos, semuanya sudah terselamatkan dan kami akan membawa mereka ke tempat aman."     

Ting …     

Pesan pun terkirim.     

Setelah mengirim pesan, Arya menyimpang kembali ponselnya ke dalam saku celananya dan membawa mobil itu ke tempat yang lebih aman.     

Nick menyadarkan kepalanya dan menatap kearah luar jendela. Hatinya merasa sangat sakit dan bayangan itu terus menghantuinya. Namun, Nick masih berpikir positif tentang Wilma. Ya dia masih berpikir jika Wilma tidak mungkin mengkhianati cintanya yang sudah mereka jalin selama bertahun-tahun. Apalagi Nick sudah mengerti sifat Wilma baik luar atau pun dalam.     

Jadi Nick merasa sangat yakin jika Wilma bukanlah wanita semacam itu.     

Nick sibuk dengan pikirannya sendiri namun dia tidak menyadari ada wanita yang sedang memperhatikan dirinya dan itu adalah Rosa. Wanita yang dia selamatkan malam ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.