Pertempuran Puncak (3)
Pertempuran Puncak (3)
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari Dunia Manusia. Cahaya suci terus mengalir di atas langit, seolah-olah satu sosok ilusi sedang terbentuk di sana. Penampilannya memberi kesan misterius dan tidak nyata bagi siapa pun yang melihatnya.
"Hukum Ruang dan Waktu. Dan kau telah mencapai tingkat 'substansi.' Seperti yang diharapkan dari dewa penciptaan," suara itu terus terdengar. "Ye Futian, aku ingin menciptakan dunia para dewa. Kau dapat mengatur para dewa di dunia ciptaanku. Dunia ini akan menjadi tempat yang ideal di masa depan, dimana semua hukum di seluruh penjuru dunia akan berada di bawah kendaliku. Segala sesuatunya akan beroperasi sesuai dengan kehendakku. Dunia akan menjadi jauh lebih sempurna daripada dunia saat ini."
"Apa yang kau inginkan itu adalah sebuah dunia boneka. Hanya kehendakmu yang berlaku di dunia tersebut. Lagipula, apa pentingnya dunia semacam itu?" Ye Futian menjawab sambil memandang ke arah Dunia Manusia. Suaranya bergema melalui ruang hampa.
"Apa pentingnya dunia saat ini? Dan apa pentingnya Dunia Jalur Surgawi dari zaman kuno?" suara itu terus bergema dari jalur spasial di atas langit. "Perebutan status, pertumpahan darah... Tidak akan pernah ada perdamaian di dunia ini. Proses ini akan berputar tanpa henti. Berapa banyak orang yang tewas dalam Perang Para Dewa kala itu? Berapa banyak yang akan mengasihani dunia ini? Orang-orang membutuhkan dunia yang ideal, dunia para dewa yang sempurna."
Ye Futian tidak memberikan tanggapan. Baik itu manusia maupun dunia, mereka selalu memiliki kekurangan. Kesempurnaan itu sendiri adalah sebuah jebakan. Tidak ada yang Namanya kesempurnaan mutlak di dunia ini. Apakah dunia yang ingin diciptakan oleh Leluhur Manusia benar-benar sempurna? Tidak, hanya dia yang menginginkannya. Dia ingin segala sesuatunya berjalan sesuai kehendaknya. Dan sekarang, Dunia Manusia sudah berada di bawah kendalinya, tetapi para kultivator dari Dunia Manusia telah diubah menjadi sekelompok mesin pembunuh.
Dia mulai melangkah ke depan, berjalan menuju Dunia Manusia, dan berdiri di bawah langit. Saat ini, tujuh dunia utama berada di bawah pengaruh Leluhur Manusia. Jika Leluhur Manusia terus hidup, konflik ini tidak akan pernah terselesaikan. Bencana yang menimpa tujuh dunia utama akan terus berlanjut, dan korban akan terus berjatuhan.
Sosok lain kini telah muncul di medan perang para dewa. Sosok itu mengenakan jubah yang sederhana, tetapi ada aura yang kuat menyelimuti sosoknya. Tatapan matanya tertuju ke arah langit di Dunia Manusia dan kemudian mengamati seluruh penjuru medan perang. Ada kebencian yang tersirat di kedua matanya.
Sosok yang baru saja tiba ini adalah Kaisar Iblis.
"Kau datang di waktu yang tepat. Bunuh dia sekarang juga. Aku akan membantumu," suara itu bergema dari langit di atas Dunia Manusia. Kaisar Iblis memandang ke arah Ye Futian. Ye Futian juga menatapnya dan menyapanya, "Senior."
Dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Pertempuran ini adalah pertempuran para dewa. Para dewa kuno dan Kaisar Agung di era ini semuanya telah berkumpul di sini. Karena Kaisar Iblis telah datang kemari, maka dia jelas telah membuat keputusan dan juga menentukan pilihannya sendiri.
Dia ingin tahu apakah pilihan yang diambil oleh Kaisar Iblis sama seperti Evil Emperor, atau apakah dia akan memilih jalan lain.
Ye Futian sedang menunggu—menunggu sebuah jawaban.
Kemudian, kekuatan iblis yang mengerikan tiba-tiba berkobar dari tubuh Kaisar Iblis. Auranya sangatlah mengerikan. Tubuhnya tampak seperti terbuat dari kekuatan bencana. Sinar cahaya bencana yang tak terhitung jumlahnya mengalir di sekujur tubuhnya, mengandung kekuatan penghancur yang sangat dahsyat di dalamnya.
Dia mengulurkan tangannya, dan dalam sekejap, sebilah pedang iblis muncul di genggamannya. Sambil memegang pedang iblis tersebut, Kaisar Iblis menebas ke satu arah. Pedang itu langsung membelah ruang hampa dan tiba di suatu tempat. Ada sebuah medan pertempuran di sana, yaitu tempat Yu Tu sedang bertarung melawan seorang Kaisar Agung.
Tepat pada saat itu, pedang iblis yang mengerikan itu tiba dalam sekejap. Melihat hal ini, ekspresi lawan di hadapan Yu Tu tampak terkejut. Dia ingin menangkisnya, namun perisai Kekuatan Ilahi miliknya berhasil ditembus dengan mudah. Pedang iblis itu pun tiba dan membunuhnya seketika.
Seorang Kaisar Agung baru saja terbunuh oleh satu serangan pedang.
Yu Tu berbalik dan menatap Kaisar Iblis yang berdiri di atas langit. Ada senyuman yang jarang dia tunjukkan di wajahnya saat dia berkata, "Kakak, sudah berapa tahun kita tidak bertarung bersama sebagai saudara?"
Ada perasaan lega di balik senyumannya saat ini.
Meskipun dia selalu percaya bahwa dia telah memilih jalan yang benar dan tidak menyesalinya, dia tetaplah pengkhianat. Ini bukan hanya tuduhan yang ditujukan kepadanya oleh Kaisar Iblis. Dia benar-benar mengkhianati mereka.
Dunia Iblis adalah penjara dari Jalur Surgawi di zaman kuno. Tempat itu adalah kebalikan dari Istana Langit, Kaisar Surgawi, dan Prefektur Ilahi. Mereka selalu menjadi musuh bebuyutan satu sama lain. Semua kultivator dari Dunia Iblis menghabiskan hidup mereka untuk berusaha membawa pasukan dari Dunia Iblis pergi ke dunia luar.
Dia telah meninggalkan Dunia Iblis tanpa ada keraguan sedikit pun dan melangkah ke jalan lain. Karena itulah, dia selalu memikul rasa bersalah yang berat di pundaknya.
Kaisar Iblis memandang Yu Tu dan berkata, "Aku melakukan hal ini bukan untukmu."
"Aku tahu," jawab Yu Tu dengan tenang.
Tatapan Kaisar Iblis kini beralih ke arah langit di Dunia Manusia dan berkata, "Para kultivator dari Dunia Iblis tidak akan menjadi budakmu."
Dia tahu bahwa jika Dunia Iblis memilih untuk tunduk, mereka akan selamanya menjadi bawahan dari Dunia Manusia. Jika mereka memutuskan untuk melawan, mereka mungkin akan dihancurkan. Kalau begitu, apa bedanya situasi tersebut dan apa yang mereka alami selama era Jalur Surgawi berlangsung?
Selama bertahun-tahun, mereka telah menyandang status sebagai tahanan. Mereka jelas tidak ingin menerima status sebagai budak setelah ini.
Ditambah lagi, Leluhur Manusia telah mengancamnya dengan memanfaatkan nyawa semua orang di Dunia Iblis, dan tindakan ini sudah keterlaluan baginya.
Karena itulah, dia lebih suka berdiri di pihak Ye Futian.
"Donghuang, Ye Futian," Kaisar Iblis mengumumkan. "Aku telah memerintahkan pasukan dari Dunia Iblis untuk melakukan gencatan senjata terhadap Prefektur Ilahi. Jika kita kalah hari ini, kuharap dunia dapat memperlakukan para kultivator dari Dunia Iblis tanpa ada diskriminasi."
Kalah bisa berarti kematian. Jika dia mati, dia berharap para kultivator dari Dunia Iblis bisa terus hidup di dunia ini.
"Senior, anda tidak perlu khawatir," ujar Ye Futian. "Ditambah lagi, jika kita dikalahkan, saya mungkin akan bernasib sama dengan anda dan tidak bisa melihat masa depan."
Mereka tidak boleh setengah-setengah dalam pertempuran ini. Jika mereka kalah, mereka semua mungkin akan mati. Mereka tidak akan bisa melihat masa depan. Apa yang menanti mereka pasti menjadi zaman kegelapan.
"Baiklah!" Kaisar Iblis mengangguk pelan. Buddha of Destiny telah meramalkan bahwa dia akan menghadapi sebuah bencana. Jika hari ini adalah bencana yang dimaksud, dia berharap para kultivator dari Dunia Iblis tidak akan terluka dan mereka akan terbebas dari kekangan Jurang Iblis. Bahkan jika tidak ada Dunia Iblis di masa depan, bahkan jika semua orang di masa depan melupakan kehendak dari Dunia Iblis, itu tidak lagi penting baginya.
Kaisar Iblis melangkah ke depan, berjalan menuju satu arah, dan bergabung ke dalam medan perang.
Setelah Kaisar Iblis bergabung dalam pertempuran, dengan ini Enam Kaisar Agung telah hadir di sini. Mereka semua ikut berpartisipasi dalam pertarungan. Pertempuran ini telah mengumpulkan semua sosok tertinggi di seluruh penjuru dunia.
Jika ada yang bisa menyebutkan seseorang yang absen hari ini, maka orang itu adalah Ji Wudao, yang untuk sementara dikurung oleh Kaisar Surgawi saat ini.
Di medan pertempuran tempat Donghuang Agung berada, dia dan Kaisar Pedang Abadi masih menemui jalan buntu. Setelah melihat bahwa Kaisar Iblis telah datang untuk bergabung dalam pertempuran, Donghuang Agung merasa bersyukur. Enam Kaisar Agung telah bertarung selama bertahun-tahun, saling mengintai dan menyeimbangkan kekuatan satu sama lain, tetapi dia selalu tahu siapa lawannya yang sesungguhnya. Dia tidak pernah memandang Dunia Iblis sebagai musuhnya dan menghormati Kaisar Iblis jauh di dalam lubuk hatinya.
Sekarang, mereka akhirnya memiliki kesempatan untuk bertarung berdampingan. Empat dari Enam Kaisar Agung kini berada di pihak mereka. Bahkan Penguasa Kegelapan sekarang berdiri melawan Leluhur Manusia.
Qi Pedang yang agresif muncul secara tiba-tiba, tetapi Donghuang Agung tidak menghindarinya. Kekuatan Ilahi Revelation tampaknya telah bertransformasi saat ini. Aura pedang pembunuh yang memenuhi langit kini menyebar dan menjadi tak berbentuk, berubah menjadi ketiadaan. Tidak ada aura pedang yang bisa mendekati tubuhnya. Wilayah ketiadaan ini juga meluas dan menyelimuti Kaisar Pedang Abadi!