Pertempuran Antara Generasi Lama dan Baru
Pertempuran Antara Generasi Lama dan Baru
Di tempat lain, Ye Wuchen, Yaya, dan Pendekar Lihen bergerak berdampingan dalam satu kelompok untuk membentuk sebuah matriks pedang. Pada saat ini, salah satu dewa memasuki matriks pedang tersebut dan mengerahkan sebuah kepalan tinju yang langsung menembus ruang hampa, menghancurkan aura pedang itu hingga menjadi bagian-bagian kecil.
Fang Cun memegang sebuah Tombak Ilahi berwarna emas di tangannya di lokasi lain. Tombak itu memancarkan Kekuatan Ilahi Jalur Agung yang menakjubkan. Benda-benda ilahi yang dimiliki oleh anggota inti di tingkat Kaisar Agung itu adalah pusaka yang tercipta di dalam Dunia Jalur Surgawi milik Ye Futian.
Di arah yang berlawanan, seorang dewa dengan tubuh kekar tampak berjalan ke arah mereka dengan membawa Tombak Penguasa berwarna hitam yang penuh dengan Kekuatan Ilahi di tangannya. Ruang hampa ikut bergetar dengan setiap langkah yang dia ambil.
*Brak* Setelah dia melancarkan sebuah serangan, Tombak Penguasa itu mengoyak jalinan ruang-waktu dan menembus udara, mengincar Fang Cun secara langsung.
Sebagai tanggapan, Fang Cun meningkatkan aura petarungnya dan menggabungkan Kekuatan Ilahi miliknya ke dalam Tombak Ilahi berwarna emas di tangannya. Kemudian, begitu dia mengerahkan senjatanya itu ke depan, tombak tersebut berubah menjadi sambaran petir emas yang mampu mengguncang langit, membidik lawannya itu.
Ketika dua tombak itu bertabrakan, pemandangan di area itu tiba-tiba berubah menyerupai hari kiamat, dimana gelombang kejut yang dihasilkan menghancurkan segala sesuatu di dekatnya. Bahkan Fang Cun ikut dihempaskan ke belakang oleh gelombang tersebut. Saat ini, dia langsung berbalik dan melesat ke arah langit, bergerak menjauhi medan pertempuran. Lagipula, tempat ini tidak dapat menampung pertarungan antar Kaisar Agung yang berlangsung hampir bersamaan.
Tanpa membuang-buang waktu, lawannya membuntutinya dan melesat menuju langit.
Duo ayah dan anak—Si Buta Tie dan Tie Tou—berdiri berdampingan di lokasi lain. Mereka berdua mengeluarkan Kekuatan Ilahi yang mengintimidasi sambil memegang Palu Dewa yang dipenuhi dengan energi mengerikan di tangan mereka untuk mengawasi tempat tersebut. Setelah melihat seorang dewa yang bergerak mendekat, mereka mengayunkan palu ilahi masing-masing dan melawan musuh mereka.
Pertempuran antar dewa telah meletus di lokasi yang berbeda-beda secara bersamaan. Cakupan medan pertempuran mereka sangat luas. Dalam sekejap mata, mereka memperluas medan pertempuran yang semula berada di lingkup Kota Kekaisaran Surgawi menjadi seluruh penjuru benua. Meskipun mustahil bagi para Kaisar Agung dari Dunia Langit untuk membatasi musuh mereka dalam sebuah area kecil, akan sangat berguna apabila mereka bisa mengulur waktu atau memancing lawan mereka menjauh dari medan pertempuran sehingga pertarungan mereka tidak akan mempengaruhi orang awam. Untungnya, lawan mereka tidak berniat menyerang para kultivator yang relatif lemah.
Bagaimanapun juga, sebagian besar dari mereka adalah dewa-dewa kuno. Jadi, mereka enggan melakukan hal seperti itu.
Perang Para Dewa kini telah meletus di beberapa lokasi pada saat yang bersamaan.
*Boom* Sebuah suara yang keras tiba-tiba menarik perhatian banyak kultivator. Setelah menundukkan kepala masing-masing, mereka mendapati bahwa Kota Kekaisaran Surgawi sedang bergerak. Mereka pun tercengang melihatnya.
"Tidak, itu bukan hanya Kota Kekaisaran Surgawi, tetapi seluruh penjuru benua!" Seseorang tampak tercengang setelah menyadari fakta ini. Mereka yang menyaksikan fenomena aneh itu tetap berada di tempat masing-masing saat mereka melihat Kota Kekaisaran Surgawi bergerak semakin menjauh dari mereka. Para kultivator yang tetap berada di kota itu tidak berani terbang ke udara. Jadi, mereka membiarkan diri mereka bergerak bersama kota itu secara keseluruhan. Tidak lama kemudian, mereka menyadari bahwa medan perang perlahan-lahan semakin menjadi dari mereka. Sepertinya seseorang sedang menarik seluruh penjuru benua tersebut.
Pada akhirnya, Kota Kekaisaran Surgawi kini terlihat kecil di mata para kultivator lainnya. Seluruh benua itu telah dipindahkan ke lokasi yang berada sangat jauh dari medan perang.
Tidak lama kemudian, mereka melihat bayangan raksasa dari seekor naga ilahi yang menutupi sebagian besar langit, menarik seluruh penjuru benua itu hingga terlihat sangat kecil. Setelah itu, bayangan naga ilahi tersebut bergerak menuju medan perang yang berada di atas langit. Beberapa saat kemudian, mereka melihat seorang wanita cantik di sana, dan dia tidak lain adalah Donghuang Diyuan. Dia adalah orang yang memanggil Naga Leluhur untuk menarik benua itu menjauh dari medan perang.
Dengan demikian, hanya para dewa yang tersisa di atas medan perang.
Singkatnya, area itu telah berubah menjadi Medan Perang Para Dewa.
*Whoosh* Satu sosok tampak mengambil satu langkah ke depan dan berubah menjadi kilatan petir sambil memandang Donghuang Diyuan dengan tatapan tajam. Setelah mengayunkan tangannya, sebuah sungai pedang langsung terbentuk di cakrawala dan membelah langit, menebas ke arah Donghuang Diyuan dengan kecepatan ekstrem.
Jika tebasan ini mengenai Donghuang Diyuan, dia mungkin tidak akan bisa lolos tanpa terluka, meskipun dia telah mencapai Great Emperor Plane bertahun-tahun lamanya. Lagipula, orang yang melancarkan serangan itu adalah Kaisar Pedang Abadi, seorang Kaisar Agung dari zaman kuno.
Tepat sebelum tebasan-tebasan pedang itu mencapai Donghuang Diyuan, satu sosok tiba-tiba muncul di hadapannya dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Pedang-Pedang Abadi itu dengan jarinya. Dalam sekejap, semua aura pedang itu hancur berkeping-keping, menghilang secara perlahan-lahan dan berubah menjadi ketiadaan.
"Ayah," gumam Donghuang Diyuan. Orang yang baru saja muncul di hadapannya di momen yang tepat itu adalah Donghuang Agung. Setelah menoleh ke arah Kaisar Pedang Abadi, dia mengkritik, "Kau adalah salah satu Kaisar Agung yang telah berdiri di puncak kultivasi sejak zaman kuno. Aku tidak percaya bahwa seseorang dengan status sepertimu akan melakukan hal yang memalukan seperti mencoba membunuh seorang kultivator muda!"
"Semua orang memulai perjalanan kultivasi mereka pada waktu yang berbeda-beda. Tidak ada yang namanya senioritas di atas medan perang." Setelah Kaisar Pedang Abadi selesai berbicara, seluruh area itu berubah menjadi Wilayah Pedang Abadi, dimana pedang yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan ke arah Donghuang Agung dalam sekejap.
"Pergilah dari sini terlebih dahulu," bisik Donghuang Agung kepada Donghuang Diyuan. Tanpa membuang-buang waktu, dia bergegas melarikan diri dari medan pertempuran dengan bantuan Kekuatan Ilahi Revelation yang melindunginya sehingga Wilayah Pedang Abadi tidak dapat melukainya.
Pada saat ini, Kekuatan Ilahi Revelation milik Donghuang Agung telah berkembang pesat. Di dalam Wilayah Ilahi Revelation, tidak akan ada Kekuatan Ilahi yang bisa bertahan di dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar dari pedang-pedang itu telah dihancurkan seutuhnya.
Bentuk tertinggi dari Kekuatan Ilahi Revelation adalah kehampaan. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Donghuang Agung lagi-lagi berhasil meningkatkan kultivasinya ke tingkat berikutnya.
*Klang* Banyak pedang melayang di sekitar area tersebut di bawah kendali Donghuang Agung. Ketika Aura Pedang Tianxing mengumpulkan energinya, semua pedang itu dikerahkan menuju Kaisar Pedang Abadi, menghancurkan semua yang menghalangi mereka dan merubah segalanya menjadi ketiadaan. Seolah-olah tidak ada kekuatan lain yang bisa menghadapi Pedang Ilahi Tianxing miliknya.
"Kemampuanmu telah meningkat pesat," Kaisar Pedang Abadi berkomentar setelah merasakan aura pedang tersebut. Jika dibandingkan dengan terakhir kali mereka berhadapan satu sama lain, Kekuatan Ilahi milik Donghuang Agung telah meningkat pesat. Lagipula, kecepatan perkembangannya memang sangat fenomenal.
"Aku menghormatimu sebagai salah satu Kaisar Agung yang namanya dikenal oleh banyak orang pada zaman kuno. Jika kau bersedia pergi meninggalkan medan perang ini, aku berjanji tidak akan melukaimu," Donghuang Agung mengingatkan dengan nada tegas dan penuh percaya diri, meskipun dia sedang berbicara dengan seorang Kaisar Agung Super dari zaman kuno. Hal itu tidaklah mengejutkan karena dia adalah salah satu kultivator terkuat di dunia saat ini.
"Meskipun generasi mendatang mungkin tidak akan pernah tahu seperti apa zaman keemasan dari Kaisar-Kaisar Kuno, namun akhirnya aku bisa melihatnya lagi hari ini," ujar Kaisar Pedang Abadi dengan serius saat aura pedang miliknya berangsur-angsur menjadi semakin kuat.
"Berhentilah membahas tentang senioritasmu!" Donghuang Agung menegur dengan tegas. Ini adalah pertarungan antara Kaisar Agung Super dari zaman kuno dan Kaisar Agung terkuat di masa kini.
*Boom* Kekuatan Ilahi Kehancuran menghujani area tersebut dari atas langit, sehingga membuat banyak orang mendongak dan memeriksa situasi di atas mereka, dimana mereka mendapati seorang lelaki tua yang melayang di sana. Pria itu memancarkan aura yang kuat, seolah-olah dia adalah seorang dewa yang telah hidup sejak zaman kuno—pendahulu dari semua makhluk hidup yang kehadirannya akan membuat semua orang berlutut dan menyembahnya.
Lelaki tua ini juga seorang Kaisar Agung Super yang namanya sangat terkenal di zaman kuno. Dia dinobatkan sebagai salah satu nenek moyang dari Kaisar Agung karena dia telah berkultivasi selama berabad-abad. Ketika namanya sudah dikenal oleh semua orang, Leluhur Manusia mungkin belum lahir ke dunia ini.
Dia adalah Kaisar Agung unggulan, yang telah melewati pertempuran yang tak terhitung jumlahnya dalam hidupnya. Pria itu hampir tidak pernah kalah selama Zaman Para Dewa berlangsung dan bahkan di Pertempuran Para Dewa. Sayangnya, seorang legenda seperti dia harus kehilangan nyawanya selama runtuhnya Jalur Surgawi.
Sekarang setelah dia dibangkitkan kembali di era ini, dia harus menghadapi banyak lawan yang merupakan dewa-dewa junior. Orang-orang ini adalah para Kaisar Agung dari generasi muda, yang ingin menantang hak mutlak dari dewa-dewa kuno.